3. Karena Dia Sakura

2.5K 239 16
                                    

〰️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

〰️

"Pokoknya kau harus menang karena aku akan menonton pertandinganmu secara langsung!"

Naruto tersenyum kala mengingat perkataan Sakura kepadanya bertahun-tahun lalu, ketika ia akan mengikuti lomba sepak bola antar kota di Tokyo mewakili sekolahnya.

Karena jarak dari Kyoto ke Tokyo sangat jauh, murid-murid yang biasa menonton perlombaan di harapkan menonton di sekolah saja. Pihak sekolah akan menyiapkan siaran langsung selama pertandingan tersebut di Tokyo.

Hanya Sakura yang memilih untuk ikut serta ke Tokyo. Padahal wanita itu sedang berlatih untuk olimpiade matematika nasional. Hari pertandingan Naruto berbeda satu hari dengan perlombaan yang akan di ikuti Sakura. Di hari itu Sakura di haruskan untuk beristirahat di rumah, tapi wanita itu malah bersikeras ingin pergi ke Tokyo.

Naruto merasa terharu atas usaha Sakura untuk membuatnya tetap semangat. Ia pun berhasil mencetak banyak gol karena adanya Sakura di kursi penonton seraya mengangkat foto dirinya. Seperti nonton konser saja. Yah, meski begitu, Sakura demam pada malam harinya, sehingga di hari olimpiade dilaksanakan Naruto yang bersusah payah mengantar Sakura dan mengurus segala tetek bengeknya selama perlombaan berlangsung.

Setidaknya mereka seimbang. Mungkin bisa di katakan sebagai simbiosis mutualisme? Dan Sakura mendapat juara pertama lagi, seperti saat ia SMP dulu.

Setelah itu terjadi, Naruto mulai mempertanyakan mengapa Sakura selalu terlihat bersemangat. Senyum wanita itu pun semakin lama semakin menggetarkan dadanya. Ia merasa aneh, padahal mereka sudah berteman lama.

Tentu menanyakannya langsung pada Sakura akan semakin aneh. Naruto berpikir, mungkin karena mereka telah menjadi murid SMA. Tapi bukan itu. Mereka tumbuh menjadi remaja sejak bertahun-tahun yang lalu. Sakura juga sudah menyinggung tentangnya yang lebih tinggi darinya.

Kemudian Naruto mendapatkan jawabannya.

Ternyata, ia mulai melihat Sakura dengan pandangan yang berbeda. Sakura bukan lagi gadis manis sahabatnya yang suka jahil. Sakura bukan lagi gadis yang lututnya di penuhi oleh plester. Sakura telah menjadi seorang gadis cantik dengan pesonanya yang dulu selalu Naruto abaikan.

Lalu musim semi berkembang di dalam hatinya. Ia jatuh cinta.

∞∞∞

"Naruto! Naruto! Narutoooo...!!" Sakura menyibak tirai kamar Naruto lalu membuka jendelanya lebar-lebar. "Sudah jam sembilan! Ayo bangun!"

Naruto mengerjapkan matanya. Sinar matahari menerobos masuk ke dalam kamarnya melalui jendela dan mengarah langsung kepadanya. Seraya menyipitkan mata karena silau, Naruto duduk di atas kasurnya. Mulutnya menguap lebar dan ia menggaruk-garuk dadanya yang telanjang.

"Ini hari sabtu, Sakura." keluhnya.

"Memang. Karena itu kau harus bangun agar kita bisa memanfaatkan hari libur ini."

The Best Love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang