Pertemuan Awal

309 39 7
                                    

Kang Daniel, pria tampan berbadan tegap itu, berjalan menyelusuri gang sempit. Mencoba nenemukan jalan yang lebih besar, jalan raya. Ia habis bersenang-senang dengan seorang jalang. Benar-benar menyenangkan melihat darah itu mangalir dengan deras, mungkin pulang dari sini ia lebih baik mandi darah. Kata orang-orang itu bisa membuat kita awet muda, atau mungkin wajah tampannya itu karena ia sering bermandikan darah?

Untungnya tidak banyak darah jalang itu yang mengenainya, dia hanya cukup berganti pakaian dan menyamarkan bau darahnya dengan parfum mahalnya. Pria yang berusia baru akan genap 20 tahun bulan desember nanti itu memang memiliki obsesi "sedikit" berlebihan dengan darah. Memang sudah di dunia ini tidak ada yang semburna, seperti Daniel contohnya.

"Ah, shit." Ujar Daniel, hujan turun seolah mengajak bumi tempatnya berpijak untuk bermain. Hujannya tidak deras memang tapi tetap saja akan basah walaupun tak kuyub. Jalanan juga tidak terlalu ramai saat ini, hanya ada beberapa kendaraan yang berlalu lalang.

Ingin rasanya mengutuk hari ini, mulai dari dosennya begitu menyebalkan sampai teman teman sekelompoknya yang tidak menepati janji untuk bekerja kelompok, alasan ini lah yang membuatnya bermain permainan berdarah dengan jalang yang menggodanya. Dan sekarang dengan sialannya hujan turun, namun dia terlalu malas untuk berteduh lebih baik terus berjalan dan sampai ke rumahnya yang hangat.

 Dan sekarang dengan sialannya hujan turun, namun dia terlalu malas untuk berteduh lebih baik terus berjalan dan sampai ke rumahnya yang hangat

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.


Mata elangnya tak sengaja menangkap pemandangan yang sangat menarik, seorang pria berpayung transparan yang berjalan berlawanan arah dengannya. Pria itu berjalan pelan dengan wajah yang sendu. 'Kenapa dia begitu?' Batin Daniel heran. Tidak bisa di pungkiri pria itu sangat menawan, bahkan ketika berjalan melewatinya. Bau parfum pria itu sangat menggoda, ah, bagaimana mungkin hujan tidak menyamarkan bau parfum itu?

Apakah Daniel akan diam saja? Membiarkan seseorang yang menarik perhatiannya itu pergi? Oh tentu saja tidak, Ferguso. Daniel membalik arahnya dan berjalan mengikuti pria berpayung transparan itu. Pria itu tampak kurus, tidak seperti dirinya yang memiliki otot-otot yang kuat.

Daniel masih mengikuti pria itu sampai ke sebuah toko buku. Toko buku itu sederhana namun terkesan nyaman sekali, hanya ada beberapa orang yang tampak sedang membaca dan milihat-lihat koleksi buku di sana. Daniel ikut masuk ke dalam dan langsung berpura-pura melihat buku.

"Hey, Ong! Baru pulang kuliah?" Tanya seorang pria pipi tembam kepada pria kurus yang di ikuti Daniel tadi.

'Ong? Apakah itu marganya? Marga yang unik jika memang benar begitu.' Batin Daniel, tentu saja suara si pria tembam itu terdengar oleh Daniel di ruangan yang sunyi begini pria itu malah berteriak.

Pria kurus itu tampaknya kesal karena teriakan si tembam itu, ia menatap kesal pria itu. kemudian si Ong-Ong ini pergi ke belakang, Daniel ingin mengikutinya tapi takutnya ketahuan karena itu adalah ruangan untuk pegawai. Tak lama pria itu kembali dengan memakai seragam yang sama dengan pria tembam itu, ah, dia adalah pegawai di toko buku ini.

Setelah melihat hal itu, Daniel kembali berpura-pura sibuk mencari buku, walaupun sebenarnya dia tidak tau buku apa yang ada di rak itu.

Dengan acak dia mengambil sebuah buku dan membawanya ke kasir, yang sedang di jaga oleh pria Ong itu. Dengan sedikit kasar, Daniel menaruh buku itu di depan si manis. Pria itu mirip kucing-kucingnya. Pria yang di panggil Ong oleh rekan kerjanya tadi menatap heran pada Daniel pria itu kasar sekali, tega pada buku tak berdosa itu.

Bertambah heran lagi dia ketika melihat judul buku yang mau di beli oleh Daniel.

"Maaf tuan, anda membeli buku ini untuk kekasih anda?" Tanyanya sopan, bahkan suaranya semanis ini. Betapa Daniel ingin memiliki si manis ini.

"Bukan, tapi untuk saya sendiri." Ujar Daniel datar.

"Apakah anda bisa halangan, tuan?" Tanya pria yang baru saja di ketahui Daniel memiliki 3 titik di pipinya itu. Dia menunjuk judul buku itu, "Cari Mengatasi Nyeri Ketika Haid".

"Hanya untuk menambah wawasan saja, manis." Ujar Daniel kali ini di iringi senyum mesum. Pria kurus itu hanya dapat melotot tak percaya, karena pria berbadan seperti beruang itu memanggilnya manis.

"Maaf tuan, jangan panggil saya manis. Saya ini laki-laki."

"Lalu harus saya panggil apa kamu? Cantik?"

"Yaa!!! Saya punya nama tuan, jangan panggil saya manis apalagi cantik."

"Jadi siapa namamu?"

"Kenapa saya harus beritahu anda, tuan?"

"Agar saya berhenti mamanggilmu manis."

"Nama saya Ong Seongwu dan harga buku anda 40.000." Ujar pria manis yang ternaya bernama Seongwu itu.

"Lalu berapa hargamu?" Tanya Daniel angkuh, hal tersebuat Seongwu naik pitam dan memukul Daniel dengan buku yang mau di beli Daniel.

******

Setelah tragedi pengusiran yang terjadi tadi, Daniel memilih duduk di sebuah kafe di depan toko buku tempat si manis Ong itu bekerja. Menunggu pemuda Ong itu pulang, ternyata pemuda itu tidak ada sama sekali tersenyum saat bekerja, dari awal dia melihat pemuda itu sampai ketika dia di usir oleh pemuda itu semuanya tampak, dan lagi Ong begitu bukan hanya padanya. Padahal bukan kah seorang penjual itu harus ramah dan sering tersenyum?

Pelanggan di toko bunga itu kebanyakan wanita-wanita kurbel, ah, sialan. Bahkan tadi ada beberapa wanita yang tampak ingin menggoda Seongwunya tadi, belum apa-apa saja Daniel suka mengklaim Ong Seongwu sebagai miliknya.

"Maaf tuan, ini pesanan anda. Selamat menikmati, tuan." Ujar seorang pelayan padanya, kemudian pelayan itu kembali masuk ke dalam kafe. Kafe ini di desain dengan ada kursi di dalam dan ada kursi di luar. Daniel sengaja memilih yang di luar, karena ingin lebih leluasa melihat ke toko buku itu. Siapa tau Seongwunya sudah pulang.

Dia makan dengan tenang, sambil mencari tahu tentang Ong Seongwu. Mamaksa bawahan ayahnya untuk mencari tau info tentang pemuda itu.

"Ah, ternyata ini ignya. Apa-apaan isinya cuma tentang organisasi kampus dan undangan seminar doang. Mana fotonya?" Monolog pria Kang itu kesal. Tapi setidaknya informasi yang dia dapat lengkap dan terpercaya.

"Ternyata kita sekampus, manis. Itu akan memudahkanku." Ujar Daniel sambil ber-smirk ria.

***TBC***

Please tinggalkan jejak juseyo, your vote and comment is semangat untuk Yoonyoon menulis. Semoga ada yang suka. Semoga masih ada yang menumpangi kapal ini. See you in the next chapter.

OBSESI SANG MERAH GELAP ( ONGNIEL )Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt