"Jangan pernah sedikit saja kamu menyentuh orang yang aku cintai atau hidupmu tak lama lagi."
🌚🌚🌚
Ternyata apa yang barusan Daisha saksikan adalah korban begal. Beby tahu daerah mereka sekarang memang rawan begal karena itu Beby takut sekali kalau si pelaku begalnya masih ada di sana dan menyakiti Daisha. Beby dan Gilang ikut turun juga. Dina sendiri menurut dan tetap di dalam mobil.
Beby dan Gilang segera menaikkan si korban ke mobil. Kemudian ketiganya juga masuk ke mobil. Sebelum mereka pulang demi satu kehidupan mereka membawa si korban ke rumah sakit terlebih dahulu. Lalu setelah kewajiban itu tuntas, barulah Beby mengantar Daisha dan Gilang bergantian.
"Sa, tunggu." Daisha sudah ingin membuka pintu saat itu untuk keluar. Daisha mematung lagi di tempatnya. "Lain kali jangan nekat keluar seperti tadi ya."
"Beb, aku tahu kamu khawatir. Tetapi kematian sudah ada yang mengatur. Dan Inshaallah juga Allah jaga aku. Maaf juga karena refleks aku buat kamu jadi khawatir."
"Aku tahu banget. Tetapi usahakan kalau ada di situasi gitu jangan sendiri, ajak aku juga atau siapapun yang ada bersama kamu saat itu."
"Sip komandan," Daisha memberi hormat sungguhan dengan menaikkan telapak tangan hingga sejajajar alis. "Makasih juga sudah dianterin, kamu hati-hati ya good night." Beby mengangguk.
Daisha masuk ke dalam rumahnya sambil menggandeng tangan Dina. Ternyata Bunda mereka sudah menunggu di depan pintu dengan wajah khawatir. Dan bisa dilihat ayah mereka tertidur di sofa. Baru saja pulang dari luar kota Dimas langsung ikut menunggu kepulangan anak-anak mereka. Dina langsung memeluk mereka.
"Kalian berdua gak apa-apa kan sayang?"
"Gak, Bunda," Dina yang menjawab.
"Maaf Bunda seharusnya Asa gak perlu bawa Dina." Dinda melepaskan pelukan pada anak-anaknya.
"Nak ini bukan masalah kamu bawa Dina atau enggak, kamu juga sudah izin. Yang penting kalian berdua selamat. Jadi Asa gak perlu nyalahin diri sendiri."
"Iya Kak, lagian Dina jadi bisa mengambil hikmah dibalik kejadian tadi. Kalau suatu saat Dina ada di posisi yang mirip seperti itu lagi, Dina sudah tahu apa yang harus dilakukan."
"Pinter anak Bunda," Dinda mengelus kepala Dina. Dina tersenyum manis.
"Sa bangunin Ayah sana, malah ketiduran di sofa." Daisha mengangguk.
"Yah bangun, Yah." Dimas langsung sadar dan duduk.
"Eh ternyata Kakak, alhamdulillah kamu baik-baik saja."
"Iya alhamdulillah, yaudah Ayah tidur di dalam gih. Bunda sudah masuk kamar tuh."
"Ih ayang babe gak so sweet, masa suami seganteng ini ditinggal," dramatis ayah, membuat Daisha terkekeh ringan. "Kamu juga langsung tidur ya, Nak." Dimas mengelus kepala Daisha. Daisha mengangguk lucu, karena masih terasa canggung. Ya meski tidak secanggung dulu.
Tetapi begini saja Daisha sudah sangat bahagia.
🌚🌚🌚
Rival mendatangi Daisha di kantin yang sedang asyik makan bekalnya bersama teman-temannya. Dengan santai dirinya membanting beberapa proposal di dekat Daisha makan dengan agak keras.

YOU ARE READING
Lost Contact (Completed)
Mystery / ThrillerYou can't hide from me But i can hide from you