BAB2|ADELA SHAREENA QUININDHA

855 121 33
                                    

Adela mengangguk pasrah, bagaimanapun dia harus membuat adiknya bahagia dihari ulang tahunnya. "Serius lo setuju?" tanyanya senang, Adela mengangguk sekali lagi membuat gadis itu melompat-lompat lalu memeluk Adela yang memasang wajah kesal.

"Yaudah, gue yang bakal bicara sama Rava, lo tinggal latihan aja sama dia."

Selina berdiri dan menarik Adela untuk keluar dari ruang musik yang lumayan panas itu, "Yuk, kita ke kelas, udah bel," ajaknya tersenyum manis.

Adela mengangguk dan membalas senyumnya, "Sel, lo tahu, 'kan gue nggak akrab sama dia?" tanya Adela.

"Tahu, makannya deketin dia dulu biar akrab," jawab Selina terkekeh.

"Dih, ogah banget. Mending gue deketin tukang ketoprak aja di depan," kata Adela memalingkan wajahnya, sementara Selina tertawa ngakak.

•••••

Sesampainya di depan kelas, mereka berdua langsung masuk. Adela dan Selina duduk dibangku kedua, sementara Rava ia duduk dibangku paling belakang.

"Del, lo diem di sini," titah Selina, lalu berdiri tapi Adela menarik tangan Selina hingga ia terduduk lagi, "Apaan lagi Del?" tanya Selina.

"Lo mau kemana, bentar lagi Bu lisa datang," kata Adela.

"Gue mau ngomong sama Rava, lo dieum aja jangan banyak ngomong." kata Selina.

"Nanti aja pulang sekolah, 'kan bisa Sel," ucap Adela membuat Selina menghela napas.

"Lo mau adik lo seneng nggak?" tanya Selina yang pasti langsung diangguki Adela.

"Kalau gitu, lo ikutin usul gue oke? Lo tunggu di sini gue mau ngomong sama Rava biar lo bisa duet sama dia," lanjut Selina lagi, kemudian dia berdiri hendak melangkah tapi tangan Adela memegang tangannya lagi.

Selina mengangkat sebelah alisnya, "Sel gue bel—" belum selesai Adela berbicara sudah dipotong sama Selina.

"Adela please," mohon Selina membuat Adela melepaskan tangannya lalu menopang dagunya.

"Yaudah sana," usir Adela membuat Selina tersenyum lalu mengusap pucuk kepala gadis itu.

"Gitu dong, itu baru sahabat gue," kata Selina.

"Bete gue sama lo," gumam Adela seraya menepis tangan Selina yang ada dikepalanya.

Selina mendengar gumaman Adela tapi dia memilih tidak peduli, lalu berjalan mendekati meja paling belakang.

"Rava, gue mau ngomong," kata Selina membuat Rava yang sedang bermain game mempause gamenya, lalu menoleh kearah Selina yang berdiri di samping mejanya.

"Ngomong apa?" tanya Rava mengangkat sebelah alisnya.

"Jadi gini, Adiknya Adela kan bentar lagi ultah. Nah lo mau nggak duet sama Adela? Soalnya adiknya tuh ngefans banget sama lo," jelas Selina membuat senyum tipis terbit dibibir lelaki itu.

"Dengan satu syarat," kata Rava memutar-mutar ponselnya.

Selina mengerutkan dahinya, "Syarat?" tanya Selina tidak mengerti.

"Iya, syaratnya gampang kok," jawab Rava.

"Lo bujuk Adela buat ngedate sama gue, gimana?" tanya Rava yang sontak saja membuat Selina melotot.

"Nggak, gue nggak mau!" tolak Selina mentah-mentah.

"Oke kalau gitu, gue nggak mau duet sama Adela," sahut Rava meletakkan ponselnya ke atas meja.

Adela Shareena Quinindha  [TAMAT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang