#52; Her Boyfriend [2/3]

636 116 18
                                    

Tiga hari kemudian...

Hari ini gue, Eunha, Jiho, Jaehyun, Dokyeom dan Mingyu ada janji nobar Joker. Lisa, Jungkook dan Bambam nggak bisa ikut karena ada acara mendadak. Jungkook bilang ada latihan futsal, Lisa mau ke rumah neneknya yang sakit, dan Bambam menghadiri acara pernikahan kakak sepupunya.

Meskipun Mingyu baru masuk dalam pertemanan kami---sejak pacaran sama Lisa lima bulan yang lalu---cowok itu langsung bisa langsung menyesuaikan diri. Nggak perlu ada Lisa, dia mau-mau aja kok nongkrong atau jalan sama kita.

"Rose, duduk deket gue ya," bisik Mingyu waktu kita mau masuk ke studio 1.

Gue kaget dong tiba-tiba dibisikin kayak gitu. Kampretnya lagi, waktu gue menatap Mingyu dengan bingung, cowok jangkung itu malah senyum.

Sialan! Kayaknya dia minta banget gue tikung. Coba kalo Mingyu masih mau ngasih jarak ke gue. Gue nggak bakalan segila ini tiap deket sama dia.

"Ngapain bengong? Yuk, masuk!" ajak Eunha sambil menggandeng lengan gue.

Mingyu udah duduk di bangku deret B, barisan tengah dekat tangga. Gue lewat di depan dia. Di belakang gue ada Eunha, Jiho, Jaehyun dan Dokyeom. Tiba-tiba Mingyu narik tangan gue pelan, agar gue duduk di sampingnya. Mungkin Eunha nggak sadar akan hal itu. Cewek berpipi tembam itu duduk di samping kanan gue. Diikuti Jiho, Jaehyun dan Dokyeom.

"Gue nggak mau sedih sendiri. Gue pengen lo duduk di samping gue," bisiknya tiba-tiba.

"Apa?"

Bukannya menjawab, Mingyu malah cengengesan. Gue denger-denger---dari beberapa orang---filmnya itu sedih. Tapi, masa gara-gara itu Mingyu minta gue duduk di sampingnya? Dasar, aneh!

.
.
.

Abis nonton, gue pulang sama Eunha. Katanya dia mau main dulu ke rumah gue. Selesai ganti baju---celana pendek dan kaos tipis---gue rebahan di kasur. Tepat di samping Eunha yang duduk bersila sambil mainin boneka pinguin gue.

"Kenapa lo? Abis nonton wajah lo kusut amat. Masih ngebayangin Joker?" tanya gue setengah meledek.

"Lo tahu nggak sih, sebenernya semalem gue abis berantem sama Jungkook," aku Eunha.

Gue diam sejenak. Bukan hal yang langka, tapi tetep aja bikin gue kaget. Secara, wajah Eunha kelihatan baik-baik aja dan nggak menunjukkan kalo lagi ada masalah.

"Kapan hari yang gue nggak balik sama dia, Luda bilang sama gue, kalo dia liat Jungkook keluar dari kelas kita sama cewek."

Gue membelalakkan mata. "Maksud lo, Jungkook abis mojok?"

Eunha mengangkat kedua bahunya.

"Terus?" tanya gue.

"Dia nggak ngaku. Dia malah bilang kalo gue lebih percaya sama omongan orang dari pada omongannya dia. Jungkook bilang gue lebay, Je," jawabnya lirih di akhir kalimatnya.

Gue masih nggak tahu harus ngomong apa buat menghibur Eunha. Setahu gue, diantara pacar-pacar Jungkook yang dulu---sebelum akhirnya cinlok sama Eunha---nggak ada yang sesabar Eunha. Tapi, masa iya Jungkook menyia-nyiakan Eunha yang udah baik ini demi cewek lain?

"Ng, Luda tahu siapa ceweknya?" tanya gue kemudian.

"Kayaknya sih tahu. Tapi, dia nggak bilang siapa cewek itu," jawab Eunha.

"Hmmm..."

Gue kembali diam. Memikirkan kata-kata yang tepat untuk diucapkan supaya cewek itu lebih tenang dan berpikir jernih. Kemudian mencari solusi bersama.

•••

Dua hari setelah nonton bareng...

Selesai pelajaran olahraga, gue dan Eunha mau ganti baju di toilet cewek dekat perpustakaan. Gue yakin di toilet dekat lab IPA penuh sama anak-anak cewek kelas gue dan anak-anak cewek kelas lain yang mau olahraga. Toilet dekat perpustakaan emang jarang digunakan. Selain tempatnya ada di belakang, lampunya yang mati masih belum diganti.

1001 Kisah Munroses ✓Where stories live. Discover now