Cantik itu penuh dosa

13.6K 1K 568
                                    

Iris merah memandang tajam pada tiga sosok di depannya. Trio bocah dengan level Kanoe ini dibawanya paksa demi menyelamatkan istri-istrinya yang tiba-tiba menghilang di Yoshiwara.

Ya, Uzui Tengen punya tiga istri yang super cantik dan seksi sebagai Kunoichi terhebat. Dia bangga dan menyayangi ketiganya tentu saja. Seharusnya ia sudah puas dengan ketiga istrinya, tapi apa yang ada di depannya membuat pria kekar itu mulai berpikir ulang.

"Uwaaaah ... apa ini sungguh aku? Kalau begini, lebih baik aku menikahi diriku sendiri saja." Zenitsu mengagumi pantulan wajahnya di cermin.

"Kau sangat cantik, Zenitsu. Tapi kurasa kau tidak perlu sampai menikahi dirimu sendiri." Tanjirou mencoba memperingati sambil tertawa.

"Kalian menjijikkan," ujar Inosuke bosan.

"Haah?! Apa maksudmu, Babi? Jangan sombong karena wajahmu sudah cantik dari sananya!"

"Kau ada masalah dengan wajahku, hah, Monitsu? Ayo kita bertarung!"

"Tidak ada yang salah dengan wajahmu, Inosuke. Lagipula namanya Zenitsu dan jangan memulai pertarungan di sini."

Tengen mengusap wajahnya di telapak tangan. Apa dirinya begitu merindukan ketiga istrinya sampai-sampai merasa interaksi ketiga bocah itu sama persis dengan istri-istrinya? Sifat lembut Tanjirou mirip dengan Hinatsuru, sifat kasar Inosuke persis dengan Makio, sedangkan suara tinggi Zenitsu dan pribadi penakutnya juga sama dengan Suma.

Ia akui bahwa Inosuke memang sudah sangat cantik meski tanpa riasan, tapi suara berat dan seraknya membuat Tengen meringis. Tanjirou juga cukup cantik sebenarnya, tapi garis wajahnya masih tampak maskulin dan Tengen tidak tertarik dengannya. Sementara itu si bocah pirang yang selalu membuatnya kesal justru menarik perhatiannya.

Bocah berisik yang selalu kesal dengan Tengen karena dirinya yang begitu sempurna bagai dewa, kini membuatnya sulit untuk mengalihkan pandangannya. Wajah Zenitsu yang kekanakan ternyata berubah menjadi sangat manis ketika diberi riasan. Hal ini membuat Tengen sedikit frustasi.

Rasa-rasanya ia masih menyukai wanita, terutama yang cantik dan bertubuh seksi seperti ketiga istrinya. Tapi wajah Zenitsu di hadapannya membuat Tengen bisa mendengar detak jantungnya sendiri.

Aku ini dewa. Aku dewa. Aku de-

"Kenapa wajahmu ditekuk begitu, Pak Tua?"

Bahaya.

"Mmuuu ... hapa ang kau-mmuuu ...."

"Siapa yang kau panggil Pak Tua, bocah tengik? Mau kuperkosa kau dengan elok?" geram Uzui sambil menggenggam kedua pipi Zenitsu dengan tangan kanannya.

Wajah bocah pirang itu tepat di depan wajah Tengen dan hampir saja ia mengecup bibir ranum itu. Sial. Ia bisa mendengar detak jantungnya yang berdetak lebih keras. Anak ini berani sekali menggodanya.

Zenitsu segera melepaskan diri dari Tengen dan menjauh ke belakang Tanjirou dengan wajah ketakutan. Bahkan ekspresi ketakutannya yang hampir menangis itu membuat Tengen tidak tenang. Ia ingin melihat ekspresi itu lagi di bawah kungkungannya.

"Hiii ... kau dengar itu, Tanjirou? Dia mau memperkosaku. Tolong aku, Tajirouuu ...."

"Itu karena kau tidak sopan, Zenitsu."

Berhentilah memasang wajah itu, bocah sialan. Atau aku akan benar-benar melakukannya padamu.

Wajah penuh riasan itu benar-benar membuatnya kesal. Jika dirinya saja bisa tergoda begini, bagaimana dengan pria-pria lain yang ada di Yoshiwara? Walaupun sangat disayangkan, Tengen lebih tidak rela jika bocah pirang itu disentuh oleh pria hidung belang. Sepertinya ia memang harus merubah rencananya.

Daily Life of Uzui Tengen x Agatsuma Zenitsu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang