MM • XXVIII

21.2K 960 118
                                    

TANDAI TYPO ATAU KETIDAKJELASAN

Enjoy Reading Guys

»28«

A G N E S melangkahkan kakinya menuju Private room atau ruang kerja milik Jovin dengan sesekali mendengus kesal. Sebenarnya dia malu harus bertatap muka dengan Jovin karena kejadian tadi pagi, entah apa yang merasuki Agnes sehingga begitu terkesan manja kepada pria itu. Dan sekarang, keadaan justru berbalik, selain malu perempuan itu juga malas menatap wajah Jovin. Apalagi pria itu memanggilnya, mengganggu ketenangannya saat sedang membaca. Padahal biasanya pria itulah yang datang kepadanya namun sekarang justru Agnes yang di titahnya untuk datang menghadap pria itu di ruang kerja pribadinya.

Dari kejauhan, seorang pelayan wanita terlihat berjalan cepat sambil menunduk hingga tidak sengaja menabrak bahu Agnes membuat perempuan yang sedang kesal itu sedikit oleng.

"Ma-maaf Nyonya," ucap pelayan itu melirik Agnes takut-takut.

Agnes menyipitkan matanya, menatap tajam pelayan itu. "Sebenarnya apa yang kau pikirkan hingga manusia sebesarku saja kau tidak lihat?" tanyanya dengan nada kesal, menyentuh bahunya yang sedikit nyeri.

Pandang perempuan itu mengarah ke nampan yang sedang dibawa si pelayan. "Kopi untuk Jovin?" tanya Agnes dan dibalas anggukan dari pelayan tersebut.

"Kenapa kau tidak memberikannya?" Lagi-lagi perempuan cantik itu bertanya, dengan tatapan menyelidik membuat si pelayan semakin dilanda kegugupan.

"T-Tuan tidak mendengar ketukan pintu dari saya, Nyo-Nyonya," jawab pelayan itu membuat Agnes mengangkat satu alisnya, semakin mencurigai si pelayan. Perempuan itu tidak bodoh, pintu ruangan Jovin memiliki bel bukan? Lalu untuk apa membuat tanganmu sakit dengan mengetuknya?

"Jangan berani berbohong di depanku lagi, wajahmu terlalu mudah ditebak. Pergilah sebelum aku menebas kepalamu disini," ucap Agnes dan langsung mengambil kasar nampan yang berada di kedua tangan pelayan itu lalu mengkodenya untuk segera pergi.

Setelah itu Agnes langsung melanjutkan langkahnya menuju ruangan Jovin yang tidak terlalu jauh dari tempat si pelayan menabraknya. Perempuan itu menarik napas panjang menatap pintu besar berwarna hitam di depannya, menguatkan hati juga mental untuk menghadapi Tuan penguasa yang berada dibalik pintu itu. Akan tetapi saat perempuan itu memegang handle pintu lalu mendorong secara perlahan, tiba-tiba dia mendengar Jovin yang sedang bicara dengan seseorang.

Mr. Mafia [JAZZTON SERIES 1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang