Part 7- The Most Wanted Girls

10.3K 800 41
                                    

Sudah Tamat di aplikasi Karyakarsa
Tersedia juga versi cetak
****

And I just can't believe
We went from strangers to lovers to strangers in a lifetime
Acting like we never met
Faking like we'd just forget
We were lovers
And now there's nothing left but small talk
~ Small Talk - Katy Perry ~
****

"Perlu aku bantu?" Sebuah suara pria mengagetkan Helga. Wanita itu terlonjak dari tempatnya berdiri dan kedua matanya langsung bertatapan dengan kedua mata biru dengan senyum licik yang begitu dibencinya setengah mati itu lewat pantulan kaca yang berada dihadapannya.

Masih di dalam kamar ganti untuk mencoba gaun pengantinnya. Setelah mendengar petuah-petuah pernikahan yang diberikan oleh ibunya, Helga ditinggalkan sendiri. Dan kini, dirinya kesulitan untuk menurunkan resleting gaun yang berada di bagian belakang tubuhnya.

"Tidak perlu." Helga segera membalik tubuhnya menjadi berhadapan dengan sosok Armann yang sialnya terlihat begitu menawan dengan jubah pernikahan yang dikenakannya.

"Bisa tolong panggilkan saja petugasnya untuk membantuku?" Pintanya ketus. Dan tentu saja Armann menolak. Dirinya menggelengkan kepalanya sembari menampilkan senyum brengsek kebanggaannya.

"Buat apa menyusahkan orang lain jika sudah ada aku yang dapat membantumu disini, Helga?" Tatapnya jahil.

Helga memutar kedua bola matanya. Menatap Armann kesal.

Pria ini, kenapa sih selalu mengganggu hidupnya?! Membuatnya kesal bukan kepalang.

"Jangan macam-macam kamu!" Sembur Helga kesal. "Sudah cepat keluar sana!" Kedua tangannya terangkat. Berusaha mendorong pria menyebalkan yang sialnya tetap membuat jantungnya berdebar hebat.

Namun dengan cepat juga Armann segera membalik keadaan dan malah mencekal kedua tangan Helga di depan dadanya. Membua Helga spontan meronta.

"Ssttt.. . Jangan berisik." Ucap Armann dengan seringai liciknya. "Kamu tidak mau kedua orang tua kita curiga dengan hubungan kita, bukan?"

"Masa bodoh!" Helga kembali menyemburkan amarahnya. "Bahkan aku sudah bilang kepada ibuku bahwa aku tidak mau menikah denganmu. I hate you! So much!" Desisnya dengan tatapan penuh kebencian.

"Armann! Helga!" Terdengar suara Chatarina Luca dari luar ruang ganti.

Ya Tuhan, jadi calon mertuanya itu tahu bahwa anak prianya bersama calon istrinya di ruang ganti? Pekik Helga dalam hati.

"Iya, Tan!" Jawab Helga.

"Iya, Ma!" Jawab Armann berbarengan.

Mereka berdua pun spontan bertatapan kikuk.

"Jangan lama-lama kalian berdua di dalam, oke?!" Seru Cattarina. "Sebentar lagi kalian kan menikah, jadi jangan macam-macam di dalam ya. Tahan hingga beberapa hari ke depan, oke?!" Serunya lagi dengan nada mengancam. Setelahnya dengan santai, sang calon mertua pergi meninggalkan Helga dan Armann yang masih berada di dalam kamar ganti.

Sementara itu dari balik tirai kamar ganti, wajah Helga merona begitu merah. Sedang Armann, pria itu malah terkekeh setelah mendengar ucapan sang Mama.

Tahan hingga beberapa hari ke depan? Yang benar saja? Dirinya seakan menertawakan dirinya. 

Sungguh, awalnya dirinya hanya ingin menggoda Helga. Namun nyatanya saat melihat wanita itu menggunakan gaun pengantin dengan rambut yang tergerai begitu indah, dirinya lah yang tergoda. Belum lagi saat melihat wajah Helga tanpa penghalang. Alias tidak menggunakan kaca mata yang menghalagi kedua mata indahnya. Armann terkesima.

BITTERSWEET MARRIAGE (TAMAT di KARYAKARSA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang