25.

218 16 0
                                    

Yoga keluar dengan kaus putih dan celana pendek, tangannya terangkat mengusap rambut yang masih basah dengan handuk kecil.

“Eh, Dith. Kapan nyampe?”

“Barusan!” bukan Adith yang menjawab melainkan Billy yang sibuk dengan ponselnya.

Yoga mengerutkan dahi melihat Adith yang hanya diam dengan wajah yang kusut, tidak seperti biasa. Yoga duduk di sudut kasur, melihat Adith yang sesekali menghembuskan napas berat.

“Lo kenapa?” Ridho yang sebelumnya asik membaca komik di samping Billy beralih duduk di dekat Yoga dengan pandangan penasaran pada Adith.

“Sasha apa Azura nih?” Ridho nyengir.

Billy melompat ke kasur duduk di samping Ridho. “Gue rasa Sasha, yang bisa bikin Adith suntuk kayak gini siapa lagi kalau bukan Sasha!”

“Kalo gitu gue Azura. Siapa yang kalah dia yang teraktir makan, gimana?”

“Deal!” mereka berdua berjabat tangan. Yoga menggelengkan kepala sedangkan Adith mendengus tidak peduli.

“Lo kenapa?” sekali lagi Yoga bertanya.

“Azura nolak.”

“HORE!!”

Ridho berteriak kesenangan sambil berdiri, kedua tangannya dikepal terangkat ke udara. Sadar akan sesuatu cowok itu menurunkan pandangannya, melihat ketiga temannya yang sudah menatapnya datar. Ridho menggaruk tengkuk yang tidak gatal, salting. Ridho kembali duduk menyikut perut Billy yang juga ikut menatapnya.

“Parah lo, lo suka ya sama Azura? Sampe seneng gitu Adith ditolak,” tuduh Billy.

“Asal nuduh aja lo! Gue seneng bisa lo bayarin makan kali Bil, ya kalik gue nikung temen sendiri,” Ridho tidak terima.

“Oh, Babang Dhodho seneng ya bisa makan sama Dedeks Billy?” gila Billy kumat.

Ridho cengengesan. “Hehe, iya gue terpaksa mau makan sama najis! Kayak lo!” Billy menjitak kepala Ridho keras.

“Alah bacot lo berdua!” Yoga menatap tajam Ridho dan Billy yang malah bercanda. “Jadi lo udah ngomong sama dia?” Yoga kembali fokus pada Adith.    
    
Adith mengangguk. “Gue nyesel ngomong sekarang, kalo tahu gini nanti aja gue ngomongnya,” keluh Adith.

Teman-teman Adith memang sudah tahu bagaimana perasaannya terhadap Azura, dan mereka juga tidak mempermasalahkan malah mendukung. Mereka bertiga tahu pasti, jika Adith terus bersama Sasha yang ada Adith malah akan kehilangan masa-masa mudanya, susah mengontrol emosi dan masih banyak pengaruh buruk dari Sasha.

“Lo juga sih, udah tau masih ada Sasha kenapa malah main nembak Azura?” tanya Ridho.

“Gue nggak nembak dia! Gue cuma bilang kalo gue suka sama dia dan gue nanya gimana perasaannya dia sama gue?” jelas Adith.

“Ya nggak bisa gitu Dith, lo pikir Azura cewek apaan? Kalo beneran sayang sama dia tunjukin! Bukan cuma ngomong, lo kurang pembuktian kalik.”

“Kurang pembuktian gimana coba? Bisa dibilang tiap hari gue nemenin dia sebulan ini, jalan sama dia, perhatian, kemana-mana sama dia aja!”

Azura Where stories live. Discover now