🦋 MENCOBA 🦋

1.5K 132 4
                                    

Ohayoooo....

Up lagi gaes:v










🦋

🦋

🦋

🦋🦋🦋🦋🦋

Pagi ini mingyu sedang melakukan jogging, sudah lama ia tak menghirup udara segar di komplek perumahan yang ditinggali sang ibu.

"Eh mas Bram, lama ngga ketemu makin ganteng aja".

"Iya nih, kemana aja mas Bram?".

"Sibuk nyari uang buat lamar anak saya ya?".

Serentetan pertanyaan dilayangkan para ibu ibu komplek kepada mingyu,  hal itu sudah biasa baginya. Bahkan dia rindu dengan pertanyaan pertanyaan tersebut.

"Iya nih ibu ibu, kemarin kemarin saya lagi sibuk kerja jadi ngga bisa main kesini".

"Pasti ngumpulin uang biar bisa ngelamar anak saya ya?".

"Haha.. Ibu bisa aja".

"Mas mingyu ngomong ngomong udah punya pacar belum?".

"Hah? Ah s- sudah, saya sudah punya pacar haha".

"Yah.. Sayang banget, padahal saya pengen loh mas Bram jadi menantu saya".

"Maaf tapi saya kan sudah punya pacar".

"Yaudah kalo ngga bisa jadi menantu, jadi suami saya aja ya kalo gitu?".

"Ah, ahahaha.. Maaf ya ibu ibu, saya mau lanjut jogging dulu. Permisi..".

  Mingyu pun langsung pergi meninggalkan sekerumunan ibu ibu yang biasa melakukan senam pagi di taman komplek, sungguh ia memang rindu pertanyaan dari para ibu ibu tersebut. Tapi kalau sudah menyangkut tentang pacar dan suami, lebih baik ia memilih kabur.

Setibanya dirumah sang ibu, ia pun bergegas menuju kamarnya untuk membersihkan diri. Keringat yang dia dapatkan pagi ini cukup banyak, terbukti dari kaus yang ia kenakan sudah basah disetiap sisinya.

Tak memakan waktu lama untuk sekedar mandi, kini mingyu sudah rapi dengan setelan jasnya. Ia bersiap untuk sarapan dengan sang ibu, mencium aroma roti yang dipanggang membuat perut mingyu semakin meronta.

"Pagi ma".

"Pagi sayang, sarapan yuk?".

"Ayo, aku juga udah laper".

"Sini duduk, biar mama siapin rotinya".

Ucap sang ibu sambil menaruh dua lembar roti yang sudah dipanggang dan diberi selai buah, mingyu dengan senang hati melahap sarapannya pagi ini. Apalagi ditemani oleh sang ibu, rasanya setiap pagi ia ingin merasakan makan bersama sang ibu tercinta.

Sepuluh menit kemudian mereka selesai sarapan, mingyu langsung bergegas untuk menyiapkan keperluan yang akan dia bawa kekantor.

"Ma, aku jalan dulu ya".

"Iya sayang, hati hati ya. Jangan ngebut".

"Iya ma, sampai juma dua hari lagi".

"Iya sayang".

'Cup!'.

"Bye ma!".

Mingyu langsung pergi menuju garasi, dimana mobil mewahnya berada. Dengan lincahnya kedua tangan mingyu memainkan stir mobil yang ia kemudikan, meninggalkan rumah sang ibu yang semalam ia tempati.

Kini tujuanya hanya satu, kantor. Entah mengapa setelah mendengar nasehat sang ibu, hati mingyu sedikit merasa lega. Bebanya juga mulai berkurang, namun ia ragu. Haruskah ia mencoba saran sang ibu? Entahlah, mingyu bingung.

Mas Mingyu (Meanie)Where stories live. Discover now