04

52 32 34
                                    




























Aku merasa tak di anggap, jika kalian tidak menginginkan ku mengapa kalian tidak mengatakan nya dengan lantang dan jangan pernah tarik kembali tentang perkataan itu.

Agar aku bisa pergi dengan tenang, tanpa ada penyesalan apapun.

Hidupku sudah hancur, aku terlalu bingung untuk berbuat sesuatu apapun itu. Mengapa semuanya seperti ini.

Bagai bunga yang layu, daun yang kering. Mereka di akui pada saat indahnya, tetapi seiring berjalan nya waktu. Semakin memburuk dan semakin di asingkan.

Hidup ku lebih rendah dan sengsara di banding seorang pengamen dan gembel sekalipun.

Harga diriku di injak injak, diriku di jadikan permainan. Dan hatiku di hantam terus menerus, mengapa semuanya setega ini kepada ku.

Pepatah orang, nasihat, bahkan perhatian mereka semua menurutku hanya bualan semata saja.

Sebodoh bodohnya orang bodoh, pasti punya hati. Maka dari itu orang bodoh seperti ku juga punya hati dan bisa merasakan mana yang tulus dan mana yang busuk.

Hari ini, malam ini, aku berada di dalam apartment Psycholog yang waktu itu memeriksaku.

Sejak kejadian tadi siang, aku dibawa orang itu kesini dan dia membius ku diam diam. Malam ini aku sudah sadar dan hendak memintai dia untuk menjelaskan ini semua.

Pertama tama, aku harus membawa benda yang bisa melukainya. Seperti pisau.

Tentu saja aku tidak akan membiarkan orang seperti dia lepas dariku, aku akan membuat nya jera dan baru melepaskan nya walaupun pada akhirnya aku menyerahkan nya kepada malaikat maut.

Aku berada di sebuah kamar seorang diri, aku akan keluar dari ruangan ini untuk mengambil pisau atau apapun itu dan setelahnya mencari orang itu.

"Yeokyo?" Ada seseorang yang memanggil namaku di belakang ku, tanpa banyak aba aba aku berbalik ke arah suara itu dan berlari mencekik orang itu.

Orang itu, dia terlihat sangat kaget dan sedang berusaha melepaskan tangan ku dari lehernya.

"APA APAAN SIH?! LEPAS GA?" Teriakan nya di depan wajahku, mestipun tanganku mencekiknya sekuat tenaga. Tetap saja orang ini jauh lebih besar tenaganya dariku.

Tentu saja aku tidak melepaskan nya, dan semakin mendorong tubuhnya dan mengeratkan cekikan ku.

"BANGSAT LO GATAU DIRI JADI ORANG, LE-LEPASIN G-GAK.. UHUK..UHUKK" orang ini terlihat semakin lemas dan ini kesempatan ku untuk lebih mengeraskan cekikan ku.




























BRUKKK~

Seketika tubuhku terpental ke belakang, belakang kepalaku membentur tembok dan seketika kepalaku terasa berputar sangat keras dan ada dengungan di dalam kepalaku.

"Eh... Lo ga apa apa???" Orang tadi menghampiriku dan menepuk nepuk pipiku dengan pelan.

Ku paksakan kedua mataku untuk membuka dan aku berencanan untuk kabur dari orang ini.

"Yeokyo?? Sorry, gue ga sengaja. Habisnya lo mau bikin gue mati sih tadi" ucap orang itu yang kemudian menggendongku ke arah sofa nya.

Saat kepalaku sudah tak terlalu sakit, kemudian aku akan melancarkan rencanaku barusan.

Aku langsung menggigit nya dengan keras, dan seketika tubuh ku terlepas dari tangan nya dan terjatuh kebawah.

"A-ah.." Punggung dan tulang bokongku rasanya akan patah, untuk bergerak saja sakit apalagi jika aku berlari.

About You And Me || Lee Hangyul [ON GOING]Where stories live. Discover now