Part 2

4.4K 318 28
                                    

***

"Peluk aku!" bisiknya.

"No! Lepas!"

Saat pria itu bersedia melepaskan dirinya, pasangan sejoli pun masuk ke dalam lift. Refleks dia menarik pria itu dan memeluknya, dia tak ingin dikenali sekarang.

Setelah pasangan itu keluar akhirnya dia bisa bernafas lega dan mendorong pria itu menjauh.

"Kenapa kau tibatiba memelukku hah?  Kau tak tahu halal haram?" marahnya pada pria itu.

"Seingatku kau juga melakukan hal yang sama padaku," jawab pria itu.

Dia yang hendak marah lagi langsung terdiam.

Pria itu tersenyum melihat kediaman wanita di depannya.
"Sorry, aku sedang dikejar orang tadi." Ucapnya masih dengan senyum.

"Tapi bukan berarti kau bisa memelukku seenaknya kan?  Huh tapi karena aku juga memelukmu tadi, anggap saja kita impas. Aku memaafkanmu kali ini." Dia sebenarnya malu tapi dia juga tak bisa membenarkan pria sembarangan memeluknya.

Dia mengambil barang bawaannya lalu segera keluar dari lift. Tanpa diduga pria itu kembali menariknya ke dalam lift dan mencium bibirnya membuat dia membelalakan mata terkejut.

PLAKKK!

Tamparan keras mendarat di pipi pria itu. "Kurang ajar! Tak tahu malu! Kau benarbenar tak bisa menghargai perempuan! Beraniberaninya kau melecehkanku seperti ini. Apa kau tak punya agama hah? Orang beragama tak mungkin berani melecehkan wanita sepertimu. Kupikir kau beneran sedang dalam kesusahan dan memelukku karena keadaan darurat. Tapi ternyata kau memang pria bajingan. Kau mengambil kesempatan dariku. Dasar tak tahu malu!"

Pria itu hanya bersandar pada dinding lift sambil memasukkan tangan ke saku memperhatikan wanita di depannya mengoceh.
Ini pertama kalinya dia melihat wanita yang tak ingin dicium olehnya.

"Awwww!"

Dia memendang aset berkembangbiak pria itu lalu dengan cepat keluar dari lift tanpa memandang pria itu lagi. Berharap tak akan pernah bertemu lagi selamanya dengan orang itu.

"Pria kurang ajar, menyebalkan, tak beragama!"

Bibir digosokgosok dengan kasar. Dia jijik memikirkan bekas ciuman yang ditinggalkan pria tadi.

"Tenang Ziva! CoolCoolCool!"

Dia segera mandi, sekalian mandi besar karena merasa diri kotor.

Dia mengacakacak koper dan mengambil mukena lalu melaksanakan sholat taubat.

***

Dua hari berlalu ...

Akhirnya Ziva mendapat pemberitahuan dari perusahaan bahwa dia terima.

Sepanjang dua hari ini hanya terperangkap di apartemen. Tak mau keluar karena malas jika berpapasan dengan si dia dan dia.
Bagaimana pun Ziva masih ingin menikmati harihari pertamanya di sini sebelum memulai berhadapan dengan mereka yang sudah menyakitinya.

"Ziva? Mereka adalah rekan kerja kamu."

"Hay!" Ziva tersenyum anggun pada semua orang di ruangan itu. 

"Atasan kamu adalah salah satu designer utama perusahaan ini. Dia jarang datang ke kantor. Bagaimana pun dia aset berharga perusahaan, dia memberikan keuntungan besar setiap tahunnya untuk perusahaan. Jadi dia mendapat perlakuan khusus, bisa datang ke kantor sesuka hati. Kamu akan lebih sering berurusan dengan asistennya saja nanti."

"Okay saya mengerti. Terimakasih!" ucap Ziva.

"Okay kamu bisa mulai berkenalan dengan rekanrekanmu. Saya harus kembali bekerja. Goodluck!"

MY UNINTENDEDOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz