Ep. 30 - Penyesalan

1K 215 29
                                    

Hoseok's POV.

Hidup itu adalah kumpulan dari kotak-kotak kejutan.

Gue nggak inget siapa yang pernah ngomong gitu. Mungkin abang-abang sol sepatu yang biasa lewat sore-sore depan kosan gue dulu.

Tapi gue sepakat. Hidup nyatanya se-sering itu ngasih kejutan buat manusianya, dan sayangnya, kejutan itu lebih sering menjatuhkan daripada membahagiakan.

Gue udah nggak peduli lagi sama pakaian kita yang lecek sana-sini karena abis guling-gulingan di lantai kantor dan langsung pergi setelah Namjoon nelepon gue.

Gue bahkan sampe nyuruh mas-mas taksinya buat ngeluarin kemampuan fast and furious-nya dan duduk gelisah di kursi belakang. Tangan gue menggenggam hp gue dengan kuat, takut kalau misalkan Namjoon atau Yoongi tiba-tibe nelepon.

Yoongi mutusin buat stay di kantor. Bukannya dia nggak peduli sama keadaan Taehyung, cuma dia nggak mau memperkeruh suasana. Masalah antara Yoongi, Jungkook dan Taehyung belum selesai, jadi dia memilih buat update keadaan Taehyung dari kantor.

Awalnya gue kira Namjoon cuma mau nge-prank gue sama Yoongi, yah mungkin buat isengin kita berdua yang ngerasa bersalah banget sama Taehyung. Tapi ternyata pas kita nyalain TV sesuai permintaannya Namjoon, Taehyung bener-bener kecelakaan.

Dari berita, dikabarkan Taehyung ditabrak sama pengendara truk yang mabuk. Mobilnya Taehyung ringsek parah, bahkan polisi sempet kesulitan buat ngeluarin Taehyung dari dalam mobilnya.

Pas Namjoon nelepon, gue bisa denger suara Jungkook yang terus-terusan minta ke Namjoon untuk bilang kalau itu berita itu bohong. Tapi Namjoon bisa apa kalau kenyataannya Taehyung emang mengalami kecelakaan?

Begitu sampe, gue langsung turun (setelah bayar, tentu saja. Hoseok anti ngutang). Gue nggak perlu nanya Taehyung dimana, karena gue bisa liat puluhan wartawan berkerumun di luar ruang IGD.

Wartawan udah terlalu maju, dan gue nggak bisa nyempil seperti biasanya. Gue pun memutuskan untuk menelepon Namjoon. "Joon, gue nggak bisa masuk. Pintu IGD kehalang wartawan."

"Ok, bentar. Gue jemput."

Pintu IGD terbuka dan gue bisa ngeliat Namjoon yang dikawal dua orang ajudannya. Gue mengangkat tangan, dan dia pun langsung menghampiri gue.

"Yoongi?"

"Stay di kantor," jawab gue.

Namjoon cuma mengangguk dan kemudian ngajak gue buat masuk. Kita kesulitan buat jalan karena wartawan udah ngerubungin kita kayak apaan tau.

"Bagaimana kronologisnya?"

"Apakah benar Taehyung sekarat?"

Gue ngelirik Namjoon dan keliatan jelas banget wajahnya berubah sendu. Gue beralih ke wartawan-wartawan yang masih aja ngarahin pertanyaannya ke Namjoon.

"Bagaimana perasaan Anda, Namjoon-ssi?"

bangsat.

Gue langsung berhenti dan berbalik. "Eh, cumi-cumi! Lo masih nanya gimana perasaannya Namjoon? Punya otak kagak?"

Seketika wartawan hening. Namjoon menarik tangan gue dan berbisik untuk pergi dari sini. Tapi gue malah menepis tangan dia dan kembali bicara.

"Gue ngerti kalian butuh bahan untuk berita kalian. Tapi setidaknya tolong hargai perasaan kami. Kasih kami waktu untuk bisa bernapas dan mencerna apa yang terjadi karena kami pun masih belum percaya sama keadaan ini!" ucap gue emosi.

"Kalian manusia. Tolong gunakan nurani kalian dan hargai kami!"

Gue berjalan meninggalkan kerumunan wartawan yang cuma bisa diem di tempat mereka.

THE COMBS II ▪️Where stories live. Discover now