Ch 15

301 61 28
                                    

Jaehwan menatap tajam pemandangan di depannya, rasanya ia ingin memaki siapapun yang ada di depannya.

Bagaimana bisa Sewoon bunuh diri sedangkan tangannya diikat, penjagaan disanapun tidak main main.

Mengatur nafasnya sejenak sebelum Jaehwan mendekati Sewoon, menatap ceceran darah yang tampak aneh.

"Siapa saja yang menemui Sewoon selain Woojin?" tanya Jaehwan pada penjaga yang berdiri di depan pintu.

"Tidak ada siapapun," jawaban yang mampu membuat Jaehwan menggertakan giginya.

Ini bukan bunuh diri.

Ini dibunuh.

Jaehwan meneliti bagaimana tali yang mengikat sang tahanan lepas, tangan Sewoon dibuat memegang pisau, seolah olah ia baru saja menusuk dadanya sendiri.

Tapi janggal.

Wajah Sewoon membiru dengan urat urat leher yang menonjol.

Tampak sebuah titik di lehernya, dengan cekatan jemari Jaehwan menyapu titik itu.

Menatap titik itu lamat lamat kemudian  menggeram frustasi.

Itu bekas suntikan racun.

"Siapa.." desisan berbahaya keluar dari belah bibir Jaehwan.

Kepalanya mendadak pening, menerka nerka siapa yang menyuntikan racun pada Sewoon.

Siapa yang bisa masuk dan membunuh sumber informasinya yang berharga, sedikit lagi Jaehwan dapat menggali semua tentang Enchanteur.

Gagal.

Jaehwan berpikir semua ini tidak bisa menjadi lebih buruk lagi namun nyatanya takdir berkata lain.

"APA MAKSUDMU PENYUSUP YANG LAIN MENINGGAL?" teriakan Jaehwan menggema.

"Aku hanya pergi minum sebentar, namun setelah kembali mereka sudah tidak bernyawa."

Akhirnya sebuah umpatan keluar dari bibirnya sembari mencoba meraih walkie talkie untuk menghubungi Daniel.

"Daniel kita sudah terpojok," ucap Jaehwan sedetik setelah Daniel merespon panggilannya.

"Apa maksudmu?"

"Apa kerusuhan disana sudah selesai?"

"Belum sepenuhnya."

"Ya bagus, disini ada penyusup dan ia membunuh semua sumber informasi kita."

"APA?!!"

"Gudang senjata, Melya, kantor pusat, semua disusupi, kita benar benar terpojok, sedangkan semua elit sedang sibuk, apa yang harus kita lakukan chief?"

Ada jeda disana.

"Kau urus dulu sebisamu, aku akan menghubungimu lagi, aku perlu berkonsultasi dengan Jinyoung dan Daehwi."

"KITA TIDAK PUNYA WAKTU LAGI DANIEL, KITA TIDAK TAU KAPAN MEREKA AKAN MEMBORBARDIR KOTA."

"Aku tau, aku tau Jaehwan tapi kita tidak bisa bertindak gegabah, tolong biarkan aku berpikir, tidak akan lama."

Helaan nafas Jaehwan terdengar berat dan panjang.

"Baiklah, tolong jangan terlalu lama."

Sekali lagi Jaehwan menghela nafas berat.

"Panggil Woojin dan Guanlin, sekarang!"

***

Jihoon menembakkan pelurunya kearah Woojin.

Anomaly +2ParkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang