17. Satu Padu, Cerai - Utaite

217 26 4
                                    

Tatapan dari sepasang iris biru safir tampak serius pada satu fokus. Kedua alis pun hampir bertaut. Sudah lebih dari lima menit bertahan. Bahkan pemiliknya pun tak bergerak dari posisi. Seolah tak peduli dengan sinar matahari yang menyengat. Walau faktanya kini ia tengah ada di pantai.

Tak peduli pula teman-temannya tengah menyiapkan berbagai macam keperluan. Tentu agar liburan musim panas mereka menyenangkan.

Kurang ajar memang.

"Sorappi, lagi ngapa–"

"Diam."

Oke, bahkan ia sama sekali tak ingin diganggu. Yang menyapa tadi pun sedikit bergidik mendengar ucapan tegas itu. Fokus sekali sepertinya. Pandangan pun tak dialihkan sedikit pun dari sesuatu yang sepertinya sangat menarik.

Penasaran, lawan bicara tadi mengikuti arah pandang si pemilik biru safir. Dalam beberapa detik langsung ber-oh singkat, ekspresi pun layaknya sudah menemukan jawaban soal matematika paling sulit. Setelahnya, sepasang iris hijau zamrud itu turut difokuskan pada satu titik yang sama dengan biru safir.

"Hm? Soraru-san dan Urata-san–"

"Diam!"

Kompak sekali. Kasarnya bentakan itu pun terdengar sama. Seolah sudah direncanakan. Telinga anjing imajiner dari sang penanya menekuk, ekor yang juga imajiner berhenti dikibaskan. Sedih juga mendengar bentakan yang memotong ucapannya.

Padahal hanya ingin bertanya mereka sedang apa.

Dengan wajah muram, diikuti arah pandang dua orang yang lebih tua darinya itu. Cahaya di wajahnya kembali dalam sekejap, menyadari apa yang tengah diperhatikan Soraru dan Urata. Tampangnya pun langsung berubah serius. Turut terfokus pada sesuatu di sana.

Tanpa berdiskusi, ketiga orang itu melakukan hal yang sama: memandangi sesuatu. Terus bertahan seperti itu sampai lima menit selanjutnya dihabiskan.

"Aneh, yah..."

Soraru membuka suara setelah diam cukup lama. Anggukan dan dehaman menjadi balasan dari Urata dan Luz. Atensi ketiganya pun tak lepas dari fokus awal. Kini mereka malah tampak membicarakan perkara serius seolah sangat berpengaruh terhadap dunia.

"Ya, menurut kalian, kira-kira kenapa?"

Pertanyaan dilontarkan oleh Urata yang masih memasang tampang serius. Membuka sesi diskusi dengan dua temannya itu. Tentu saja, apa yang diperhatikan masih tak lepas dari pandangan.

"Mungkin nyanyi menghambat pertumbuhannya!"

"Hah? Apa kau yakin, Luz?"

"Itu bisa dipertimbangkan, Soraru-san. Utaite 'kan memang sering nyanyi."

"Hum, hum! Liat, cewek-cewek berdada besar di sana pasti cuma sesekali nyanyi di karaoke. Kalau Kuroneko-san dan Lon-san 'kan sering. Jadi, dada mereka–"

Bugh!!

Headshot!

BUGH!

Luz langsung terjatuh ke belakang, dorongan dari bola voli begitu kuat. Apalagi mengenai kepala yang merupakan daerah rawan. Soraru dan Urata seolah membatu di tempat dengan tatapan horor yang tak fokus kemana pun.

Gawat...

Perbuatan mesum mereka diketahui oleh sesuatu yang sedari tadi diperhatikan.

Kuroneko dan Lon, yang sebelumnya asyik bermain voli.

"Ahh, sayang banget bolanya cuma satu. Padahal makhluk mesumnya ada tiga."

Ucapan yang terdengar kecewa, tetapi merupakan sebuah sarkasme itu membuat dua orang yang tersisa menelan air liur sendiri. Wajah mereka pun tampak pucat walau tak terlalu kentara.

"Jadi, Kuro-chan mau ngapain untuk sisanya?"

Suara imut yang terdengar polos, tetapi menyimpan dendam itu menambah kengerian.

Terlebih lagi, tatapan tajam terarah pada Soraru dan Urata.

Benar-benar gawat...

"Sisanya.. pakai tangan kosong aja."

Setelahnya, liburan musim panas yang menyenangkan pun dimulai.

Drabbletober 2019 (Utaite | 歌い手)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang