Berubah!

22 10 24
                                    

Toko kelontong Kembang Lawang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Toko kelontong Kembang Lawang.

Antre,

aku harus menunggu.

Ibu menyuruhku membeli gula pasir,

garam dan minyak goreng.

Bedak bayi juga.

Wanita tua di depanku mengeluh,

dirinya belum dilayani sejak tadi.

Seorang lelaki muda membungkuk,

minta maaf dan meminta wanita tua untuk sabar.

Masih tiga orang lagi yang harus dilayani.

Bapak tua di barisan depan belanja banyak,

dua kardus diikat tali,

bapak itu pergi,

aku maju selangkah.

Wanita tua di depanku mengeluh lagi,

kakinya sakit, katanya.

Lelaki muda itu berusaha keras,

bekerja cepat.

Satu lagi selesai,

aku maju satu langkah.

Wanita tua di depanku mengeluh,

dia lupa akan beli apa.

Mendengus kesal,

wanita tua itu pergi meninggalkan toko.

Aku maju selangkah.

Lelaki muda itu bertanya,

"Apa yang ingin anda pesan?"

Aku menjawab,

"Gula pasir, garam, tepung terigu dan minyak goreng."

"Baik," jawabnya. "Berapa banyak?" tanyanya.

Aku bengong,

ibu tidak bilang jumlahnya.

Lelaki muda itu menunggu, antrian di belakang sudah mengeluh.

"Satu kilo," jawabku mengira-ngira.

Lelaki muda itu mengangguk.

Dua kantung plastik hitam diserahkan padaku.

Aku membayarnya, dia memberi kembalian.

Aku beranjak pulang.

Berat, tanganku pegal-pegal dan aku ingat hal penting.

Aku lupa membeli bedak bayi.

Kembali ke toko Kembang Lawang,

aku antre lagi, di belakang wanita tua yang tadi.

Wanita tua itu mengeluh lagi.

Lama, katanya.

Masih tiga orang lagi.

Aku ikut mengeluh,

dalam hati.

Aku benci berada di belakang wanita tua itu.

Aku harap dia berhenti mengeluh.

Doaku dikabulkan,

wanita tua itu jatuh, ambruk ke depan.

Pingsan, mungkin.

Orang-orang panik,

seorang wanita muda memeriksa wanita tua itu.

Kondisinya serius, katanya.

Harus segera dibawa ke rumah sakit.

Orang-orang bingung,

Rumah Sakit jaraknya jauh.

Lelaki muda itu unjuk diri,

"Aku akan mengantarnya," katanya.

"Dengan apa?"

"Henshin!" Dia berteriak.

Dia berubah, jadi Super Hero.

Dia menggendong wanita tua,

melompat dari gedung ke gedung.

Aku dan orang-orang melongo.

Takjub.

Takjub

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
RAWS Festival.Where stories live. Discover now