🐼dua - Terbuang

1K 186 56
                                    

Matanya berbinar, senyumnya mengembang, pipinya menyembul dengan semburat merah akibat sangking lamanya tersenyum. Saga, bocah berusia lima tahun itu kini tengah memandang dengan antusias beberapa bangunan kokoh yang sedang mereka lintasi melalui kaca jendela mobil.

"Kak, kakak liat itu, Kak! Ada tukang jualan es krim!" pekiknya semangat. Sang kakak yang duduk tepat di sampingnya langsung menoleh dan tersenyum.

"Adek nggak pusing dari tadi liatin tukang jualan es krim?"

Anak kecil yang memakai baju kaos merah dengan celana pendek hitam selutut itu lantas terkekeh lalu kembali berucap, "Adek pengin makan es krim, biar dijilat kayak yang di tipi-tipi. Umm, enaaak. Iya kan, Kak?"

"Kamu tanya sama kakak, trus ... kakak mau nanya ama siapa dong?" tanya Elang.

"Hihihi, pasti enak dong, Kak! Kapan ya kita makan es krim?" ucapnya sembari memandang awan yang menggumpal cantik di langit.

"Udah dek, mending adek tidur. Perjalanan kita tuh masih jauh," nasihat Elang. Dan seolah menjelma sebagai anak penurut, Saga langsung menyenderkan tubuh kecilnya di sandaran kursi.

"Um, Saga capek, Kak," ujarnya lemas.

"Tuh kan, dari tadi pecicilan mulu. Kamu belum makan?" tanya Elang. Anak berusia sepuluh tahun itu langsung mengecek suhu tubuh sang adik lalu menghela napas pelan.

"Jangan sakit ya, kan kita mau jalan-jalan," ucap Elang lembut sembari mengusap surai lembut Saga yang hampir terlelap.

"Iya kak, nanti kita beli eskrim 'kan?"

"Iya, nanti kita beli pakai uang kakak."

Keduanya saling melempar senyuman dan mulai terlelap. Wanita yang sedari tadi hanya menjadi pendengar budiman di kursi depan hanya berani curi pandang melalui kaca depan tanpa bersuara. Entah kenapa ada beberapa sengatan yang muncul di hatinya saat mendengar percakapan kedua anaknya itu.

"Maaf," gumamnya pelan.

-ooOOoo-

Brak!

Brak!

"Waaah, udah sampe ya, Bu?" tanya Saga lantang dengan tas ransel kecil motif kumamon yang di gendongannya.

Sang ibu hanya diam sembari menggiring kedua anaknya ke kedai es krim pinggir jalan.

"Bu, KITA MAKAN ES KRIM?" tanya anak itu lagi lebih keras.

"Sstttt ... malu, Dek," tegur Elang sembari melayangkan jitakan kecil di kepala sang adik.

"Kita singgah makan es dulu, nanti baru lanjut jalan," ujar sang ibu lalu mulai memesan es ketika ketiganya sudah duduk di kursi pembeli.

"Wah kak, kita makan es krim!" ujar bocah kecil itu lagi seakan ini adalah hal yang sangat ia impikan. Elang pun terkekeh lalu mengelus surai lembut Saga.

"Kamu ini, nggak malu apa sama ibu yang itu? Diliatin dari tadi loh, Dek," bisik Elang pelan tepat di telinga bocah itu. Langsung Saga menoleh dan tersenyum kikuk.

"Kak, Saga malu," cicitnya pelan.

"Hahahahaha ...," tawa Elang dengan lepas.

Beberapa menit terlewat hingga es sudah tersaji di depan keduanya.

"Wuihhh, ya ampun, kak kita makan es krim!" pekik Saga tak tahu malu lalu mulai melahap dengan antusias.

Kumamon Untuk Saga Where stories live. Discover now