4. Nasib SenDi yang Terkilir

35 6 11
                                    

Sudah jam lima sore. Cuaca mendung. Aku segera menepi dari jalan raya begitu melihat satu dua kendaraan lewat dengan kecepatan penuh. Sejak pagi tadi, hujan tak berhenti turun dan membuat genangan air dimana-mana. Aku terpaksa berkali-kali menepi sembari menunggu bus nomor 7 datang ke halte tempatku menunggu.

Aku melirik langit. Bunyi gemuruh terdengar dan suasana menggelap. Atap halte yang bolong-bolong termakan karat pasti tak akan sanggup menampung air hujan. Aku melirik langit lagi, meski aku tahu itu tidak ada gunanya. Bus tetap tidak datang.

"Awas!"

Secepat kilat, entah apa yang terjadi, aku berakhir di genangan air. Suara mesin kendaraan sayup-sayup terdengar. Menjauh dan menjauh, sampai akhirnya tak terdengar lagi. Aku mendecak. Siapa lagi kalau bukan orang dengan kendaraan roda dua itu yang membuatku berakhir dengan keadaan begini!

Buat apa sih, dia mengendarai motor sebegitu dekatnya dengan trotoar? Apa dia sudah gila? Kenapa pula harus hari ini dia menyebabkan aku jadi seperti ini? Dia langsung kabur begitu saja, lagi.

Menyebalkan!

Aku menghela napas. Berpikir sambil mengumpat dalam hati tidak akan mengubah apa pun. Aku tetap basah dan kotor. Tasku sudah terlempar entah kemana gara-gara terkejut. Kucoba untuk berdiri. Seketika sekelebat sengat tajam menghujam pergelangan kaki kanan.

Sial.

Tapi, peduli amat dengan nyeri. Aku mencoba berdiri lagi dengan bantuan kedua tangan. Nihil. Rasa nyeri mengalahkan kekuatan tanganku. Dan kabar baiknya, tak ada satu orang pun yang lewat yang dapat aku mintai tolong untuk berdiri.

Bagus sekali.

"Baiklah."

Aku membulatkan tekad. Dengan tertatih-tatih, aku merangkak menuju pinggir trotoar. Sedikit lagi tanganku akan mencapai tiang halte. Akhirnya! Kebahagiaanku komplit sudah begitu aku memegang tiang, lagi-lagi tanganku terpeleset, menyebabkan tanganku membentur lantai trotoar dengan benturan yang tak main-main rasa sakitnya. Aku mengembus rambut depanku keras-keras.

"Lembayung Senja Dini. Sepertinya kamu terjebak dalam hari sialmu hari ini."

***

RAWS Festival 2019: Meniti SenjaWhere stories live. Discover now