6. Kak Runi dan Angin

19 6 6
                                    

Tak ada angin tak ada hujan, Kak Runi tiba-tiba mengajakku ke hutan kota. Dia bilang, sekalian menemani dia membuat tugasnya dan aku bisa refreshing setelah kejadian kubangan air dua hari yang lalu. Aku tidak bermasalah dengan dengan poin terakhir. Toh, aku memang memerlukannya. Kakiku yang terkilir bisa dibiasakan berjalan pelan sembari menikmati rindangnya pohon.

Tapi refreshing-nya tidak harus dilakukan pada jam 4 pagi, bukan?!

Di sinilah aku sekarang. Di hutan kota yang terletak sekitar 15 menit jalan kaki dari kosan. Baru sekitar sejam yang lalu pula Kak Runi mengedor-gedor pintu kamarku, mengajakku, eh bukan, memaksaku untuk menemaninya kesini.

"Jangan menggerutu begitu dong, Sen. Aku perlu ide untuk tugas kuliah pertamaku. Kebetulan temanya menarik. Kalau masalah izin, jangan khawatir. Kemarin aku sudah minta izin sama penjaga hutan kota ini kok."

Aku mendecak pelan. "Masalahnya, Kak Run 'kan bisa kesini lebih siangan sedikit. Kenapa harus jam segini sih? Kayaknya jam segini pun masih kurang pagi lagi deh."

"Mulai lagi deh, si Senja. Sarkasnya keluar." Kak Runi menggeleng-geleng, sedikit mencibir. "Sudah. Nikmati saja dulu. Kamu bisa duduk, dan aku bisa melihat ke sekeliling tapi tidak jauh dari sini. Oke?"

Aku tidak menjawab. Kak Runi seperti sudah paham dengan reaksiku, berjalan menjauh. Dia mengeluarkan ponselnya, mulai memotret sana-sini. Aku memalingkan wajah, memilih untuk menatap ke atas.

Daun-daun pohon yang rindang bergerak pelan. Aku dapat melihatnya di bawah sinar bulan. Udara pagi ini cukup dingin. Beruntung Kak Runi menyuruhku memakai baju lengan panjang. Angin subuh-subuh yang dingin berembus pelan menerpa wajahku.

Menenangkan sekali.

Aku memejamkan mata. Mendengar siul angin yang diciptakan melalui gesekan daun dan batang yang merunduk. Merdu. Ditambah suasana sepi dan masih remang-remang membuat sekitarku menjadi lebih damai.

"Aku tahu kamu sedang banyak pikiran, Sen. Lepaskan saja semua. Melalui angin, kamu bisa melepaskan semua bebanmu."

***

RAWS Festival 2019: Meniti SenjaWhere stories live. Discover now