XV.

1.4K 157 27
                                    

Pagi ini, Ana masih berurusan dengan rasa mual. Perkataan dokter benar-benar terjadi, dia mengalami morning sickness yang cukup parah. Setiap bangun tidur, perutnya selalu terasa bergejolak, seolah isinya ingin keluar. Namun, saat hendak dimuntahkan, tidak ada yang keluar sama sekali. Hal itu terkadang terjadi sepanjang hari hingga membuat aktivitas Ana sedikit terganggu. Jika boleh jujur, Ana lelah menjalani kehamilan itu sebab dia tidak memiliki sandaran. Kehamilan pertamanya sungguh sangat menyiksa.

"Tolong, jangan bikin mama kesusahan kayak gini. Mama harus makan biar bisa ngasih nutrisi buat kalian," tutur Ana pelan seraya mengusap perutnya yang mulai membuncit.

Jam sudah menunjukkan pukul sembilan, tetapi Ana belum sarapan. Sejak bangun tidur, dia bolak-balik kamar mandi karena ingin muntah. Belum ada sesuap pun nasi yang masuk ke perutnya sebab setiap akan makan, rasa mual tiba-tiba datang.

Setiap hari, Ana selalu menangisi hal yang terjadi dalam hidupnya. Ingin rasanya mengadu, tetapi tidak tahu harus kepada siapa. Kedua orang tuanya sudah tidak peduli kepadanya, begitu pun pria yang menghamilinya. Pernah suatu hari Ana mencoba menghubungi ibunya, tetapi panggilannya selalu ditolak dan kini kontaknya diblokir. Kedua orang tua Ana pasti kecewa hingga akhirnya memilih membuangnya.

Ana merasa hidupnya benar-benar tidak berguna. Dia hanya memikirkan perasaannya kepada Jaehyun, tanpa pernah memikirkan kedua orang tuanya. Seandainya malam itu dia tidak memberikan tubuhnya kepada Jaehyun, maka hal memilukan yang terjadi kepadanya sekarang tidak akan pernah terjadi.

"Dulu, Papa merupakan orang yang paling mama kagumi karena kebaikannya yang menolong mama dari orang jahat. Tapi, sekarang Papa justru jadi orang yang paling jahat di hidup mama. Papa udah hancurin hidup mama dan dengan teganya ninggalin kalian di perut mama."

Ana berbicara seraya mengusap perutnya disertai air mata yang mengalir di kedua pipi. Penyesalan kembali hadir di hati, membuatnya merutuki kebodohan diri sendiri. Seandainya dulu tidak pergi ke klub malam, maka dia tidak akan pernah bertemu dengan Jaehyun dan tidak akan pernah jatuh cinta kepada pria itu.

Ana mengusap air mata yang membasahi pipi sambil menghela napas panjang. Hormon kehamilan membuatnya jauh lebih sensitif dan selalu membuatnya mudah menangis. Hal yang sebenarnya tidak mengharukan pun bisa membuatnya menangis. Tidak jarang, saat sedang bekerja pun tanpa disadari air matanya jatuh. Hal itu membuat Yeonji terheran-heran sebab wanita itu cukup sering memergoki Ana yang tiba-tiba menangis.

Seharusnya, Ana sudah berada di kantor dan mulai mengerjakan tugas, tetapi hal itu tidak bisa dia lakukan lagi karena wanita itu sudah dipecat. Ana cukup sering terlambat masuk kerja karena hampir setiap hari harus berurusan dengan rasa mual. Dimulai dari surat peringatan pertama sampai surat peringatan ketiga sudah dia dapatkan dan akhirnya wanita itu diberhentikan dari pekerjaannya sebab keterlambatannya tidak bisa ditoleransi lagi.

Seandainya Ana bisa jujur dengan kehamilannya, bisa saja atasannya memberi keringanan. Namun, hingga dia dipecat, Ana tidak pernah memberitahukan alasan yang sebenarnya kenapa sering terlambat, bahkan Yeonji sendiri tidak tahu jika teman terdekatnya sedang hamil. Hal itu bukanlah tanpa alasan. Ana tidak ingin menjadi bahan gunjingan untuk kedua kalinya. Seandainya orang-orang tahu dia sedang hamil, maka rumor yang dulu sempat beredar akan kembali menyeruak. Dugaan orang-orang yang mengira dia simpanan pasti akan kembali menyebar dengan cepat di kantor.

Setelah seminggu berhenti kerja, Ana mulai merasa bosan hanya berdiam diri di apartemen. Wanita itu tidak pernah melakukan aktivitas di luar ruangan jika tidak ada keperluan yang mendesak. Hari ini, tiba-tiba muncul keinginan untuk pergi ke Sungai Han dan dengan segera wanita itu berganti pakaian untuk pergi ke tempat favoritnya. Selain karena sudah cukup lama tidak pergi ke sana, Ana juga ingin menyegarkan pikiran yang akhir-akhir ini begitu ruwet.

Unspoken TruthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang