________________
Riuh-riuh suara orang terdengar jelas di dalam aula sekolah. Jihan masih setia berdiri menunggu pengumuman ditemani sang mama. Dengan seragam baru yang lengkap dan tak lupa wajah penuh semangat Jihan pancarkan.
Kembali ia menatap seseorang disampingnya, rasa-rasanya ia bosan terus sekelas dengan Sera. Ia kira perempuan itu akan mengikuti mandat ayahnya, yang menyuruhnya bersekolah di luar negeri. Sera pernah bercerita pada Jihan kalau segala kegiatan atau apapun yang dilakukan Sera harus atas persetujuan ayahnya, perempuan berambut hazel itu juga merasa dirinya dikekang sang ayah. Dan Jihan berucap syukur ternyata mamanya tak sekejam itu.
"Mama, apa ini lama?" Jihan menatap ke sisi lain, di tempat mamanya berdiri sedang menatap keadaan aula sekolah.
"Mama rasa, iya."
Jihan kembali melihat sekitar, semua para siswa disana sendirian tanpa didampingi orang tua, hanya dirinya saja yang membawa orang tua kemari. Sebagian dari mereka menatap dirinya dan sang mama, ia tahu mamanya begitu protektif terhadapnya.
Nyonya Kim bahkan hampir jarang memiliki waktu bersama Jihan. Seluruh waktunya dihabiskan untuk bekerja, jadi disaat seperti inilah Nyonya Kim memanfaatkan keadaan agar setidaknya bisa menghabiskan waktu dengan anak semata wayangnya.
Jihan mengulum bibirnya, menarik ujung jas yang digunakan mamanya. "Mama, aku tak apa disini, jika Mama sibuk ke kantor'lah. Lagipula sudah ada Sera yang menemaniku,"
Nyonya Kim menatap lembut wajah anaknya. "Ini hari pertamamu di SMA, Sayang."
"Tak apa, aku tau mama sibuk, nanti aku akan mengabari keadaanku dan pulang lebih awal jika bisa," akhirnya disertai senyum.
Nyonya Kim mengelus kepala anaknya lembut. Rasa-rasanya baru kemarin dirinya melihat anaknya masih berlarian dirumah sambil bermain, dan sekarang mendapati anaknya sudah masuk kejenjang sekolah tinggi. "Baiklah, beritahu Mama jika terjadi sesuatu,"
Wanita dewasa itu mengecup pelan kening Jihan dan berbalik, saat beberapa langkah Nyonya Kim kembali menoleh ke arah sang anak, dan mengangkat genggamannya. "Semangat!"
Jihan tersenyum senang dan membalas perkataan mamanya. Ketika mamanya pergi, Sera menarik lengannya menyuruhnya untuk berbaris memanjang dengan yang lain. "Kita harus mengumpulkan data diri sebelum mendapatkan kelas," kata Sera.
"Kemana kita akan mengumpulkannya?" Jihan terlihat kebingungan, keadaan aula tiba-tiba ramai dikarenakan pengumuman kembali terdengar saat siswa baru disuruh berkumpul.
"Aku rasa kepada para senior yang berdiri disana," tunjuk Sera kearah para siswa yang menggunakan seragam yang sama dengan mereka, tapi perbedaannya dilengannya terdapat kain berwarna kuning yang tertempel di bagian kiri, yang menandakan mereka adalah anggota kesiswaan sekolah.
Kedua gadis itu terlihat rukun berjejer dan mengantri dengan yang lain menunggu giliran mengumpulkan data dan setelahnya mereka akan diarahkan oleh siswa pemandu. Jihan berada di belakang Sera, mengikuti arah kemanapun gadis berambut hazel itu berjalan.
Saat Jihan memperhatikan Sera yang menyerahkan data dirinya ke hadapan salah satu anggota siswa, Jihan dikejutkan dengan seorang laki-laki yang sedikit menepuk pundaknya.
"Silahkan kau kumpul di bagian sana."
Jihan kembali bingung, ia termasuk orang yang tak pandai berbaur dengan keadaan dan situasi baru. Jadi ia agak gugup saat salah satu anggota siswa itu menyuruhnya mengumpulkan data ditempat lain.
Lelaki yang berpangkat sebagai keanggotaan siswa dibagian kesehatan itu tersenyum, dan kembali menunjuk tempat dimana Jihan harus mengumpulkan data. "Serahkan datamu ke orang yang berada di ujung sana," ulang lelaki itu kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aphrodisiac ✔
FanfictionCOMPLETED | BOOK 2 TERSEDIA DALAM BENTUK EBOOK Sejak kepindahan tetangga barunya, Jungkook lebih sering berada di rumah ketimbang pergi keluyuran. Dia adalah anak jurusan kedokteran di universitas ternama, dia pintar, tampan, dan cukup baik untuk uk...