Chapter 27: Reason

26.2K 2.3K 863
                                    

Jangan hujat saya ya, neng:)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan hujat saya ya, neng:)

_________________

"Aku mulai bosan, Jihan."

Perempuan itu seketika kaku bergerak, terus memikirkan maksud perkataan lelaki di depannya ini.

"Kak Jungkook b-bosan kenapa? Bosan karena apa?" Sangat kentara Jihan takut mendengar alasan Jungkook melontarkan kata bosan. Namun lelaki Jeon itu terlihat begitu terpuruk, mimik wajahnya nampak sedih memandang Jihan.

"Aku bosan––" Jungkook menoleh Jihan yang terlihat meremat tangannya sendiri, kemudian melanjutkan, "Yah... Jenuh. Entahlah, aku tak bisa mengatakannya."

Tubuh mungilnya sedikit maju mendekat pada Jungkook, lalu Jihan meremas pelan bahu lelaki itu. "Jangan membuat Jihan takut... "

Perempuan itu mendadak sedih mendengarnya, Jungkook pun masih bertahan dengan menatapnya kosong.

"Aku tak membuatmu takut," Jungkook melepas rematan Jihan pada bahunya, merasa aneh merasakan Jungkook terlihat berusaha menjauhinya.

"Aku hanya perlu––waktu?" kata Jungkook tak yakin.

Jihan semakin kalut jika dihadapi dengan keanehan Jungkook ini. Sumpah, ia tak paham maksudnya. Perempuan itu kembali memutar memorinya, apakah ia melakukan kesalahan pada Jungkook? Atau menyakiti Jungkook dengan kata-kata. Seingat Jihan tidak ada. Benar-benar tidak ada. Malah kebanyakan Jungkook yang melakukan kesalahan padanya. Serius, Jihan sedih.

"Coba Kak Jungkook katakan pelan-pelan, Jihan––Jihan tidak mengerti,"

Jungkook menelan ludah susah payah, menatap Jihan penuh keyakinan. Tapi Jihan bisa menangkap arti dari raut wajah Jungkook yang seperti menyembunyikan sesuatu padanya atau mungkin sesuatu yang takut Jungkook ucapkan. Jihan tahu feeling-nya tak pernah salah.

Lalu ia mendadak menegang ketika Jungkook kembali bersuara, dan ketahuilah Jihan sangat sedih mendengarnya.

"Jangan temui aku beberapa saat Jihan––maksudku, biarkan aku sendiri dulu," katanya. "Untuk saat ini."

***

"Apa maksudnya berkata seperti itu? Kau tahu maknanya Sera?"

Perempuan berambut sebahu itu melirik sekilas ke arah Jihan, tangan sebelahnya masih bergerak menyapukan tint pada bibirnya. Sera menghembuskan nafasnya pelan, ini adalah pertama kalinya Jihan mengeluh dan mau bercerita mengenai kehidupan pribadinya.

Biasanya, Sera sendiri yang akan banyak bicara mengenai keluh kesah kehidupannya dan Jihan pasti akan setia mendengarnya, meskipun di akhir, Jihan sama sekali tak pernah memberikannya solusi.

"Apa kau menghinaku? Kau tahu aku sama sekali tidak pernah berpacaran, ya jelas aku tidak tahu makna ucapan kekasihmu itu."

Jihan kembali murung mendengar ucapan teman sebangkunya, kemarin ia sempat sakit kepala memikirkan Jungkook. Anggap saja ini ujian baginya, mengetes dirinya apakah mampu memahami perasaan Jungkook. Maka dari itu, Jihan tak mau bertanya penyebabnya pada lelaki itu. Karena semakin ia bertanya, maka semakin Jungkook tak ingin mengatakannya.

Aphrodisiac ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang