Sorry Shixun_Park karna baru bisa bikin request mu sekarang.. Dan kalo ceritanya ga sesuai keinginan juga ga sesuai sama liriknya, sorry yaa.. Soalnya aku kehabisan idee... 🤭
***
Oh Sehun
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Park Loey
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
🍀🍀🍀🍀🍀 Collapsed 🍀🍀🍀🍀🍀
Februari 2020
Sehun melamun menatap foto di dalam figura yang masih terpajang apik di nakas tempat tidurnya. Ingin menangis tapi tidak ada lagi air mata yang tersisa. Kini dia tidak ingin menangis lagi mengenang sosok di figura tersebut.
Sehun mengambil figura tersebut lalu mengusapnya. Dia merindukan sosok pria yang telah menjadi teman hidupnya selama bertahun-tahun. Menjalin kasih, hidup bersama dan membuat banyak kenangan.
Kini sosok itu telah pergi, meninggalkan Sehun merana sendirian. Merana merindukan sosoknya, merana merindukan sikap lembut dan perhatiannya, merana merindukan harum tubuhnya, merana meratapi hatinya yang seolah tidak ingin berpaling darinya. Sudah hampir setahun sosok itu meninggalkannya, tapi Sehun tak pernah sekalipun bisa berpaling dari sosok pria terkasihnya itu dan melupakan segala kenangan bersamanya.
" Apakah kau sekarang sudah bahagia, Park Loey?" Sehun mengusap foto di figura tersebut. " Aku harap kau bahagia.. Aku pun ingin bahagia.. Bisakah aku memulai hidupku lagi dari awal? Bisakah aku mulai membuka hati untuk orang lain?"
Tak ada yang menjawab. Sehun memejamkan matanya, menarik napas panjang lalu menghembuskannya perlahan. Hembusan itu terasa berat, dadanya terasa sesak. Air mata telah kering dibuat menangis berbulan-bulan, tapi kenapa hatinya tetap ingin merintih dan meratap? Sehun harus kuat dan bangkit.. Loey tidak akan senang jika melihatnya terus terpuruk dalam kesedihan.
" Sesuai keinginanmu.. Aku akan bangkit dan memulai hidupku lagi, tanpamu.. Park Loey. Aku akan mencoba untuk membuka hatiku.. Untuknya.." Sehun meletakkan kembali figura foto yang tak akan pernah sanggup Sehun singkirkan dari nakas tempat tidurnya itu. Sehun mencoba tersenyum saat menatap figura tersebut, lalu Sehun bangkit dari ranjangnya.
