0. Rumah Baru

4.2K 471 123
                                    

Tak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tak.

Tak.

Daniel kembali mengayun tongkat baseball itu untuk kesekian kalinya. Yang terakhir bunyinya lebih nyaring dari yang sebelum-sebelumnya dan buktinya bola yang dipukul melambung tinggi hingga keluar area lapangan. Home run.

"Good!" Pria paruh baya yang merupakan pelatihnya berseru dari belakang. Daniel menurunkan tongkatnya hingga ujungnya menyentuh tanah, satu tangannya bergerak melepas topi yang berlogo kapital Dㅡsimbol tim kesayangannya. Tak lupa Daniel menyeka keringat di pelipisnya dengan punggung tangan.

"Keep up the good work, Dan. Sudah cukup, kau boleh beristirahat." Sang pelatih yang sudah berdiri di sampingnya menepuk bahunya sekali. Daniel tersenyum lebar, menarik diri dari sana setelah sang pelatih memanggil nama rekan timnya yang lain.

Daniel berjalan ke dugout. Menghampiri tasnya yang tergeletak ditanah, pria itu mendudukkan diri sambil mengeluarkan sebotol air dan ponselnya. Meneguk air yang sudah tidak terlalu dingin dengan rakus selagi menunggu deringan sambungan dari ponselnya.

Halo?

"Jae. Lo dimana?"

Gue masih di airport nih.

"Udah landing?"

Udah daritadi, tapi masih belum keluar.

"Berarti lo gak bakal datang latihan?"

Iya. Gue udah ijin sih sama Coach.

"Yaudah kalo gitu, gue mau lanjut latihan."

Eh, eh, Dan!

"Apaan?"

Lo udah janji ya mau bantuin gue pindahan!

"Lah? Kan gue lagi latihan."

Tar abis lo kelar latihan gue jemput.

"Yaelah, enak di elo gak enak di gue dong. Lo kan enak gak capek gak latihan."

Heh, lo sendiri ya yang ngajuin diri mau bantuin gue! Gak bisa ditarik lagi.

"Iya, iya. Nanti gue kabarin."

Nah, lo emang sahabat terbaik gue.

Daniel mendengus saat sambungannya terputus. Tempo hari sahabatnyaㅡJaehwan itu bercerita tentang kakaknya yang akan pindah dari China, dan Jaehwan disuruh tinggal bersama Kakaknya di rumah barunya. Sebagai sahabat yang baik, Daniel mengajukan diri membantu kepindahannya, lagipula mereka tinggal di gedung dan lantai apartemen yang sama, tapi berbeda unit. Itung-itung perpisahan, pikir Daniel saat itu. Mana ia tahu bahwa sahabatnya yang merupakan rekan timnya itu akan ijin hari ini. Tapi yasudah lah, Daniel juga ingin bertemu dengan ponakan Jaehwan yang suka sahabatnya ceritakan tiap malam itu.

5 Reasons Why | OngNielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang