27

3.5K 431 36
                                    

27

Senin pagi. Jennie antar Lisa sekolah. Sepi banget mobil, tidak ada yang komen ini itu. Pandangan Lisa kosong lihat ke depan.

Jennie juga diam saja, tapi greget karena tidak ada percakapan akhirnya Jennie buka suara.

"Lisa, lihat itu cicak lagi nikah." Lisa reflek dong lihat ke arah Jennie dan langsung lihat telunjuk Jennie yang lagi menunjuk sesuatu di luar mobilnya. Kebetulan lagi lampu merah.

"Mana unnie? Ga ada." Sudah mengedarkan mata ke segala arah tapi tidak ada tuh cicak. Lagian kalau lagi acara nikahan kan pasti ramai, ini sepi.

"Itu," Jennie tunjuk lebih jelas lagi. Dan tiba-tiba telunjuk dan jempol jennie dibikin satu, seperti membentuk hati gitu loh.

Eeeaa ah baper. Aduh, diajarkan siapa Jennie bisa ngardus kaya gini. Tanggung jawab, baper.

Jennie senyum konyol ke arah Lisa yang irit senyum.

"Senyum kali ah ala pepsodent.. Ngga dosa." eh Lisa malah cuekin Jennie lagi dong dan sandarkan lagi tubuh di kursi mobilnya. Seperti memikirkan beban hidup tiada tara.

"Ngutang di mana? Kreditor mana yang ngejar? Bilang sini biar dilunasin." kaget. Asli. Lisa lihat unnie-nya.

"Apaan sih unnie, siapa juga yang ngutang? Uang tinggal gesek kali." sombong sedikit boleh kali ah biar tidak disangka ngutang.

"Makanya senyum, ngomong dong..  Kenapa sih? Diem aja dari tadi?" yang ditanya malah pejamkan mata. Bodo ah lagi kangen jangan diganggu.

"Deket aja berantem terus. Giliran jauh rindu tak kunjung usai." Jennie hafal banget yaa sama keadaan tuh bocah di sampingnya. Tidak dikasih tahu juga sebenernya jennie tahu. Hanya saja yaa Jennie ingin berbincang kali, tidak usah dicuekkin seperti ini.

"Halaahh.. Berasa supir beneran ini mah."

Lisa salim ke Jennie ketika mobil sudah berhenti dekat gerbang sekolahnya. Senyum sedikit buat meyakinkan ke Jennie kalau dia bisa jalan ke kelas sendiri, tidak usah diantar.

"Jangan bandel." Lisa mengangguk sambil tutup pintu mobil. Berjalan perlahan masuk ke gerbang.

Sampai di pintu kelas, Lisa lihat kursinya sudah diduduki sama dua anak baru itu. Kesel dong yaa. Pagi-pagi jangan ngajak ribut aah.

"Misi ini tempat aku." masih mode sabar dan masih pagi.

Jihyo sama mina melihat Lisa terus saling pandang. Nih dua orang kayanya punya dendam deh sama Lisa dan Chaeyoung. Kok ngajak ribut mulu yaa bawaannya, pikir Lisa.

"Tukeran tempat yaa, kamu duduk di depan aja, takutnya kamu ga keliatan jelas tulisan di papan tulis." Ingin tampar ih Lisa dengarnya. Min Lisa cuma 0.25 yaa jadi dia masih bisa lihat jelas.

"Ga mau ah, minggir." tangan Lisa sudah tarik sedikit baju Jihyo tapi Jihyo tidak bergeming dari duduknya.

"Minggir ih."

"Lisa mau ngga nanti kita bolos," apaan sih ini tidak jelas banget. Anak baru cari gara-gara sama Lisa terus ngajak Lisa bolos. Hadeuh ah.

"Dih ga bisa bolos aku mah, anak baik."

"Muna. Udah nanti ikut aja bolos. Kita have fun nanti di sana."

"Budek apa yaa. Dibilang ga mau."
'Mau sih tapi' ngomong gitu Lisa cuma ucap dalam hati. Yaa mau lah bolos. Kali-kalii..

"Okay kita anggap kamu mau yaa." au ah terserah, Lisa pusing. Tidak tahu apa ya kondisi hati lagi tidak baik. Ingin marah rasanya, tapi takut kelepasan, geger nanti sekolah terus masuk trending, diundang sana sini cari sensasi. Dih.

Little ThingsDonde viven las historias. Descúbrelo ahora