Ingin Berjumpa

1 0 0
                                    

Hari ini Minggu 17 Nopember 2019

Pesan Wa
----------------

[16/11 19.57] "Di rumah dek ?", Aku mengirimkan pesan.

[16/11 20.14] "Enggeh niki", balasnya jujur.

[16/11 20.16] "Kira-kira kapan ya dek aku bisa bersama lagi ?", Aku berharap untuk besok.

[16/11 20.18] "Ssuk smpyn onok acra nyandi", dia bertanya kepadaku.

[16/11 20.19] "Boten wonten acara dek, tasek Free day", balasku.

[16/11 20.21] "Dolan rene gpp", dia memberikan peluang emas kepadaku.

[16/11 20.22] "Em, tapi aku merasa sedikit gak enak dek.
Kenapa ya ?", Perasaanku yang sedikit aneh muncul.

[16/11 20] "(Emoticon tangan di kepala)" balasnya.

"Anda menghapus pesan ini", tiga pesan balasanku telah aku hapus.

Aku ingin ngobrol dengannya, tp aku takut mengganggunya.
Aku ingin ke rumahnya, tp kenapa aku bisa malu ?.
Padahal Ayahnya telah merestuiku, sedangkan saat ini aku seorang pengangguran.
Bila aku ingin kerja, seakan-akan aku dihalangi oleh keraguanku.

Soal pengalaman saya merasa nol, sejak lulus SMP saya hidup di sebuah panti di Kecamatan Plosoklaten dari Kota Kediri.
Mulai beberapa Minggu ini saya pulang dan ingin cari kerja.
Aku pergi dari panti demi seseorang yang aku cintai, tp aku bingung untuk mengakui semua ini.
Aku orang bodoh yang mengharap kecerdasan.
Aku seorang yang pemalas sedang berharap dikasihani dengan seorang yang berharga.

****

Sebenarnya aku juga seorang santri, yang lari dari kenyataan ini.
Di panti asuhan kami diajarkan berdasarkan Agama, jadi di sana selain anak panti juga ada anak Santri.
Yah, otomatis aku selalu minder.
Sekarang aku udah kembali ke rumahnya sepupuku.

Dulu banyak yang bisa aku lakukan di sana.
Belaja Arab, Pegon, masak, sampai mengulang juga.
Sekarang di rumah yah begitulah, justru aku masih nol.

***

Aku berharap hari ini aku bisa bertemu dengan seorang yang sangat berharga bagiku.

Entah hikmah apa yang bisa aku dapatkan ?.

***

Sekarang aku selesai bertemu dengannya.
Kami berbicara banyak hal, tentang pengangguranku.

Dia ingin reflesing denganku ke pantai dan tempat-tempat wisata yang lain.
Dalam pikiranku sama, tetapi karena keadaan kita berdua yang kurang baik.
Aku berharap bisa memenuhi keinginan tersebut.

Butuh kendaraan bermotor dan kalau bisa milik sendiri.

Sejak renang kemarin, hari ini lah pertama kali kita bertemu lagi.
Biarpun kita masih sedikit kaku dalam berbicara.

***

Author POV.

Sejak kejadian masa lalu yang terpampang diingatannya.
Dia hanya berbicara tentang sedikit masa lalunya.
Yg ada dalam pikiran Suhendrik dan Sri Lestari hampir mirip.

"Bagaimana orang pegunungan bekerja", itu yg ada dalam pikiran mereka.

"Penak nek adoh, karek dudeng Kono loh", jawab suhendrik sepahamnya.

"Ogak ngono, masalah kerjane piye ? Tanyanya Sri kepadanya.

"Oh nek masalah kerja pas Kulo tingali wonten sing neng kali pados Paser, berkebun. nek cah enom enak seng bengkel, enak gawe beton ngono. Yo onok kendaraan motor, mobil wira-wiri". Jawabnya Suhendrik kepada Sri.

"Nek motor iku pendatang". Sambung Sri.

"....."

"....."

Mereka berbincang-bincang lama sejak pagi sampai siang dari pukul 09:15 - 12:00.

Suhendrik pamit pulang untuk mengakhiri pertemuan itu.

"Masih ada gak yg harus ditanyakan dek ?", Tanya Suhendrik kepada Sri.

"Yah aku berharap, bisa cepet mendapatkan pekerjaan", Sri sambil menerima tangannya untuk berjabat tangan.

"Salam buat adeknya, Assalamualaikum", Suhendrik memulai salam perpisahan.

"Wassalamu'alaikum, mesti selamat selamat beraktifitas pegel aku", balasnya Sri dan tersenyum.

Suhendrik memacu sepedanya untuk pulang ke rumahnya.

Mereka berdua meninggalkan senyuman dibenek mereka masing-masing.
Dan menyukuri pertemuan itu, dan bisa berjumpa kembali suatu saat nanti.

Kehidupan Seorang Santri (Boleng)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora