Pantai Pulau Merah

18.6K 520 10
                                    

"Pengen gosongin kulit nih mbak,"

"Hari ini tujuannya ke Pantai Merah mas Abe. Disana nanti kalo sunset warnanya berubah gitu jadi merah terus tengah-tengah kaya ada bukit kecil gitu. Bagus deh", jelas Karina kepada Abe dan Ferina

"Mas Abe gak capek?? Kan habis dari Ijen tadi", tanya Eka

"Kalo buat alam sih gue gak ada capeknya mas hahahaha",

"Kita langsung kesana aja yuk. Mbak Ferina sehat-sehat aja kan??", tanya Karina

"Sehat mbak cuma deg deg an waktu ditinggal naik Ijen tadi sama mas Abe",

"Mas Abe strong mbak Fer", kata Eka

"Iya mas, bisa-bisa dia betah banget disini, gak mau pulang hahahaha",

"Baby mau disini aja??" Tanya Ferina

"Pindah disini?? Hahahahaha"

***
Mereka berempat sampai di pantai pulau merah. Suasananya cukup sepi karena liburan yang dipilih Abe bukan weekend tapi hari biasa dimana tidak banyak pengunjung saat ini. Terdapat kursi santai berada di pinggiran pantai, banyak tempat makan sederhana yang menawarkan berbagai macam olahan seafood.

Abe sudah membuka kaosnya sedari tadi, yang dicari adalah panas matahari untuk menggosongkan kulitnya biar lebih eksotis. Ferina memakai

Eka sedang sibuk menjadi photographer buat mereka berdua. Selain supir, guide, jepretannya tak kalah keren.

"Emang dasarnya kalian udah keren ya, walaupun difoto model gimana aja ya tetep keren", puji Eka sambil memperlihatkan foto-foto Ferina dan Abe.

"Kaya maternity photography yaa mas. Mau lagi yang banyak pokoknya selama disini", Ferina girang

"Siap mbak Fer. Pokoknya santai aja. Nikmati Banyuwangi ya selagi disini",

Abe memandang Ferina yang penuh dengan bahagia. Diam-diam Karina memotretnya dari kejauhan. Dilihatnya tatapan penuh cinta dari Abe ke Ferina. Sebelum Karina tau bahwa Abe dan Ferina akan menjadi tamu untuk diajak jalan-jalan, dia sering memantau kasus Ferina dan Abe. Sebenarnya dia ingin bertanya sesuatu tapi diurungkannya. Takut menyinggung.

Ferina menghampiri Karina yang duduk di kursi santai, melihat Abe dan Eka sedang sibuk foto dan bermain di air.

"Mas Abe cocok nih sama mas Eka", kata Karina

"Sama-sama suka alam Kar",

"Kualahan mas Eka tadi imbangi waktu nanjak di Ijen mbak"

Ferina menatap Karina seakan tak percaya, "Masa sih??"

Karina mengangguk sambil menunjukkan video Abe sedang naik ke kawah ijen tadi malam, semangatnya luar biasa, wajahnya penuh bahagia, "Are u happy mbak Fer??", tanya Karina tiba-tiba saat melihat wajah Ferina tersenyum

"Of course. Aku selalu hepi dari awal aku ketemu mas Abe, Kar. Mas Abe ngerubah hidup aku. Dari yang sepi banget sampe rame hehehe",

"Mbak Fer boleh peluk?? Aku udah lama banget ikutin media sosial dan kasus mbak Ferina. Jujur aku sedih mbak",

Ferina memeluk Karina tanpa diminta lagi, mengelus punggung perempuan itu yang tiba-tiba menangis, "Im fine Kar. Terima kasih secara gak langsung sudah mengkhawatirkan aku",

"Aku seneng banget lihat mbak Ferina bahagia secara langsung gini. Aku beruntung mbak",

"Kita yang beruntung dapet guide sebaik kalian berdua"

Matahari perlahan mulai terbenam, perubahan warna merah yang terkenal muncul. Sangat indah,

"Baaaabbyyyy!! Foto yuk sayang!!" Teriak Abe dari kejauhan.

Ferina mengangguk, menggandeng Karina untuk diajaknya foto bersama, menikmati sore itu bersama-sama. Tertawa penuh bahagia.

Abe memeluk Ferina romantis di kursi santai pantai. Sesekali dia mencium kening istrinya.

"Sayang bahagia gaa??",

Ferina mengangguk sambil memejamkan matanya, "Bahagia banget. Tapi masih ada yang ganjel dikiiit aja. Dikiit loh baby"

"Apa??",

"Aku kepikiran masalah Dewi yang belum selesai. Aku pengen cepet selesai biar kita semua sama-sama enak",

"Aku juga sayang. Setelah pulang liburan kabarnya dari Dian, Dewi bisa langsung disidang baby",

"Aku gak mau dateng ya baby",

Abe mengangguk, "Terserah sayang aja. Baby yang seneng ya disini",

Tanpa diminta Abe bahagia ditempat itu, Ferina sudah merasa sangat bahagia dari awal dia bertemu dengan Abe. Tanpa Abe ketahui, Ferina pernah menjenguk Dewi di tahanan. Tak begitu lama. Hanya beberapa menit setelah Dewi bilang bahwa Abe pernah menjenguknya sekali sendirian tanpa siapapun. Entah Dewi berusaha jujur atau hanya ingin membuat panas Ferina yang jelas saat ini Ferina tak percaya sedikitpun setiap ucapan yang keluar dari mulut Dewi.

Ferina juga tak mau memperpanjang masalah Abe menjenguk Dewi. Mungkin Abe ingin memastikan bahwa kondisi mantan istrinya itu baik-baik saja.

"Sayang, pegang perut aku deh. Mereka hobi banget gerak-gerak kalo aku lagi di deket baby", Ferina memegang tangan Abe, mengarahkan kearah perutnya yang terlihat karena dia hanya memakai baju semi bikini disitu.

Abe merasa takjub, tak pernah dia merasakan anak-anaknya diperut Ferina seaktif itu, "Hai sayang sayangnya Papa. Assalamualaikum", sapanya, lalu dia merasakan gerakan yang kuat dibanyak sisi, "Cant wait to see you kids! Sehat kuat terus ya",

Abe mencium kening Ferina.
"Terima kasih sudah kuat sampai sekarang baby. Terima kasih sudah mencintai aku",

Cahaya di pantai pulau merah semakin berwarna merah menambah eksotis tempat itu. Untungnya tak banyak orang saat itu sehingga mereka bisa puas menikmati suasana yang langka gaa ada di kota besar.

***
"Mas Abe besok mau ke Taman Nasional Blauran??"

Abe memeluk Ferina yang sedang tertidur lelap "Banyak hewannya ya kalo gak salah?? Boleh tuh. Ferina suka banget lihat hewan-hewan",

"Habis sarapan yaa mas kita jemput" kata Eka

"Mbak Ferina seneng banget dari kemaren. Seneng deh aku lihatnya", kata Karina sambil melihat kearah Ferina yang sedang tertidur lelap dipelukan Abe, "Beruntung mas Abe dapet mbak Ferina ya",

"Banget Kar. Dia super banget pokoknya dalam hidup gue. Eh ngomong-ngomong, mau dong ngopi disini. Dimana ya?"

"Mas Abe suka kopi?? Ntar deh kita ajak. Gak bilang mas Abe dari kemaren. Tau gitu kita ajak nongkrong",

"Waah gue hobi banget ngopi! Ntar ya kita nongkrong",

"Siaaaapp", kata Eka dan Karina serempak.

***

My Selebriti Husband (ON GOING)Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz