Bab 5: kain sisa

5.2K 181 0
                                    

Mata Nesa membulat sempurna, yang pertama karena ia gagal untuk menggenggam tangan sang pangeran berkuda putih, yang kedua karena sekarang tangannya telah tergenggam erat oleh seorang yang membuat moodnya jeblok seharian ini.

"Pokoknya lo pulang sama gue. Gak ada bantahan, karena gue gak suka dibantah! " Ucapnya otoriter.

Melihat ekspresi yang tidak mengenakan dari Nesa membuat Ghara angkat bicara.

"Maaf bro, lo gak bisa gitu aja maksa dia buat pulang bareng lo, lagian kita udah punya rencana pulang bareng sama dia"

Kevin melangkah demi selangkah mendekati Ghara dengan tatapan membunuh kearah kedua bola matanya " Emang kenapa kalo misalkan lo udah punya rencana sama dia? Masih rencana kan? Bisa terlaksana bisa tidak kan? "

"Kenapa lo bisa ngomong kaya gitu? "

"Karena lo itu bukan tuhan "

Jlebb!!

"Lo bisa antar dia pulang! " Ucap Kevin sambil menunjuk Thia dengan dagunya, kemudian menarik paksa tangan Nesa untuk pergi.

Memang salah jika mengajak debat Kevin, selain ucapannya yang menancap di hati, ia juga memiliki sifat yang sulit dibantah, jika keputusan sudah A makan tidak bisa dirubah menjadi B. Tapi entah mengapa, ia malah memilih menjadi wakil OSIS sehingga jabatan ketua OSIS diambil alih oleh Ghara.

Nesa  terus memberontak ketika tangannya ditarik paksa, namun apalah daya tenaga seorang perempuan dan tentu saja akan kalah oleh laki-laki. Nesa meringis melihat pergelangan tangannya yang memerah akibat tarikan keras dari Kevin, tak lama setelah itu ada yang menyodorkan helm bewarna merah tepat di depan muka Nesa.

"Pake! " Nesa menatap helm dan wajah Kevin bergantian dengan ekspresi bingung sehingga membuat Kevin bedercak dan memakaikannya ke kepala Nesa.

"Naik! "Melihat Nesa yang tidak konek-konek menguji kesabaran Kevin sehingga ia menghela nafas berat.

" Lo kenapa sih? Apa mau gue bantu naikin sekalian? " Nesa tersentak kemudian menggeleng cepat.

"A-aku bisa naik sendiri kok kak! " Nesa buru-buru menaiki motor Kevin, tapi Kevin kembali menyuruhnya untuk turun.

"Turun lo! "

"Loh kenapa kak? Tadi kan kakak sendiri yang nyuruh na.. "

"Gue bilang turun ya turun,  lo punya kuping gak sih? "

Nesa menuruni motor Kevin disertai umpatan di dalam batinnya. Kevin melepaskan jas OSISnya dan diberikan kepada Nesa.

"Buat tutupin rok lo, sebenernya itu rok atau kain sisa-an pabrik  sih? Pelit banget buat nambahin kainnya! "

Sebenarnya tangan Nesa sudah gatal ingin menabok mulut Kevin-kevinan tengik ini, ia ingin berkata "WOY KUTIL SAPI, WAJAR AJA KALO ROK GUE PENDEK, SEBAB INI ROK PALING BERSEJARAH GUE SELAMA TIGA TAHUN DI SMP DAN LO DENGAN SEENAK KENTUT LO NGATAIN ROK GUE KAIN SISA-AN PABRIK!!! " Tapi Nesa kembali membesarkan hatinya untuk kembali bersikap sabar, bukan tanpa alasan tapi ia hanya tidak ingin memperpanjang masalah.

Setelah sampai di rumah Nesa kembali menyerahkan jas dan helmnya kepada Kevin " Nih kak, makasih ya udah mau nganterin! Lo mau mampir dulu kak?"Ucap Nesa dengan nada malas.

" Lo jangan ke-GRan dulu ya, gue nganterin lo itu karena gue ingin memastikan lo itu pulang tepat waktu, supaya lo bisa nyuci seragam gue dan bisa dikembalikan ke gue besok! "

'Kampret bin tengik, gue bukannya mau nyuci seragam lo, tapi gue kepingin nya bakar seragam lo, sekalian sama orang-orang nya juga! ' Batin Nesa.

"Idiih siapa juga yang GR  lagipula kalo lo gak mau mampir gue yang ada malah bersyukur deh! " Setelah Nesa selesai mengucapkan kalimatnya, Kevin langsung tancap gas meninggalkan kediaman rumah Nesa tanpa sepatah katapun.

"Waalaikumsalam! " Ucap Nesa kepada dirinya sendiri kemudian masuk kedalam rumah tanpa menghentikan gerutuan, umpatan, dan sumpah serapah nya.

__________👏( 'ω' )👏( 'ω' )__________


Instagram: @desytajulianti

Mr Possessive is My Love (Tersedia Di PlayStore)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang