BAB 1

10.1K 442 4
                                    


Suara jeritan menghiasi malam di sebuah ruangan gelap yang hanya diterangi sebuah lampu gantung. Seorang namja tampan dan kejam berdiri dengan angkuhnya menatap korbannya. Dia hanya menatap acuh korbannya seakan korbannya hanyalah sampah. Dengan tatapan dingin dia melihat korbannya tersiksa.

" Tidak mau menjawab?" kata namja itu dengan dingin.

Korban hanya bisa pasrah dengan nasib yang akan dihadapinya sekarang. Dengan badan gemetar dan penuh darah dia melihat namja itu.

"apa kau pikir aku bodoh!aku tidak akan mengatakannya!" katanya dengan lantang

Namja itu sedikit mengernyit dan bergerak bergerak dari posisinya. Dia menatap dalam sang korban dengan tajam. Membuat yang di tatap tak bergeming dan terasa dingin di sekujur tubuhnya.

" Kau berani menantangku rupanya." dengan senyum smirk nya.

Dengan santai dia berjalan tanpa melepas tatapannya pada korban. Dua anak buahnya yang sedari tadi telah menyiksa korbannya perlahan2 mundur melihat tuannya berjalan, seakan-akan tahu apa yang akan di berbuat tuannya.

Korban yang sedari tadi duduk dengan tangan terikat itu pun tiba-tiba sedikit ketakutan. Meski begitu, dia tetap pada pendiriannya untuk diam.

" Kau tau apa akibatnya jika berkhianat padaku heh."katanya datar dan berjalan ke belakang si korban.

" katakan siapa yang mengirim mu."

" tidak akan ku katakan." sebenarnya dia sudah merasa sangat dingin di sekujur tubuhnya. Dia tahu akan mati nantinya. Dia tahu siapa namja di depannya,meski di berkata jujur dia pasti mati juga. Seseorang yang kejam yang tanpa ampun untuk membunuh.

Setelah namja itu berada di belakang, dia menundukkan kepalanya di samping telinganya.

" Mau bermain dengan ku?" dengan suara rendah yang sangat dingin. Sampai menggetarkan sang korbannya. Dia meneguk salivanya dengan susah payah. Sebenarnya dia sudah tak sanggup lagi dengan siksaannya, dia merasa ingin mati sekarang juga.

Tanpa peringatan atau aba-aba namja itu menancapkan belati kesayangannya di pundak korbannya, dan jeritan pun terdengar memilukan di malam hari. Tak hanya itu, belati yang masih menancap di putar-putar di pundaknya seakan dia tidak puas hanya dengan menancapkan nya saja. Si korban menjerit menangis menahan sakit yang luar biasa di pundaknya.


TBC


KARYA PERTAMA...MAAF KL BANYAK TYPO ATO ANEH CERITANYA

SSEMOGA SUKA READER

HANYA IDE CERITA YANG MUNCUL TIBA2 DI KALA BOSAN 

THE KILLER KIMWhere stories live. Discover now