〔 s a u j a n a 〕

6.1K 634 131
                                    

❝langit dan laut
dan hal-hal yang tidak
kita bicararakan
biar jadi rahasia.❞

━━━━━━langit dan laut, banda neira

april, 1998 di pesisir pulau bintan, kepulauan riau

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

april, 1998 di pesisir pulau bintan, kepulauan riau.

ada pelataran senja yang memikat untuk dipandang sore-sore panas seperti ini. rea, gadis dengan dress putih panjang miliknya, tersampir sebuah keranjang berisi buku-buku untuk dikembalikan ke perpustakaan di kota. dia berjalan menyusuri adimarga bersisian dengan ilalang dandelion di ujungnya. rambutnya ia ikat sedikit, dibawa ke tengah dan dibiarkan sisanya terlepas dan ditiup bebas oleh angin sore.

"selamat sore, cantik. sudah shalat ashar atau belum?" sebuah suara menghampiri rungunya, dia mengenali ini dengan jelas. rea menahan nafas dan mengumpulkan semua kesabaran yang tersisa untuk menebak sembilan puluh sembilan gelagat taruna di sampingnya.

"kak chandra kalau mau macam-macam aku tenggelamkan ke laut!" dia mengancam sambil menatap chandra dengan galak, taruna seribu ekspresi itu tergelak sambil tangannya mengambil alih keranjang kayu bawaan sang puan.

"kamu masih ngeyel. sudah seribu kali aku minta jangan panggil dengan sebutan kak, juga. panggil nama saja, chandra. begitu." jelasnya dengan santai sambil mengikuti arah langkah lawan bicaranya, "mau kemana memangnya?"

"mau berdoa dengan semoga kak chandra tidak menggangguku lagi."

"kalau kamu rindu aku tidak mau tanggung jawab, loh. di kapal, aku ini cukup terkenal kalau kamu lupa." chandra memberantas semua batas-batas yang selalu diciptakan gadis dengan segala perawakan tidak masuk akalnya, memberi pelabuhan untuknya bersandar dari riuh redam semua angan-angan yang diciptakan ilusinya sendiri.

"kalau begitu cari jodoh di kapal saja!"

"memang. mau berlayar ke ibukota, asal kamu tau. tapi aku tidak menerima titipan barang satu buku, pun." 

chandra melirik rea dengan wajahnya yang dipenuhi serat-serat keraguan, berharap walau sedetik gadis itu mau menerima eksistensinya. tangannya terulur, membelai pelan rambut sang puan, merapihkan dari galaknya buaian angin sore yang kelewat syahdu. 

"aku izinkan ikut ke perpustakaan bersama, asal belikan aku satu buku ya, kak? aku mohon..."

"kamu suka ngelunjak, re. dulu janji satu buku tapi kirim surat minta tambahan dua majalah. ongkos hasil mengemudiku sampai mau habis rasanya." chandra meluruskan pandangannya menuju perempatan dengan tangannya yang sudah bertautan dengan rea. salahkan chandra jika setelahnya dia mengabulkan keinginan gadis itu.





















































"tapi kak chandra selalu membelikannya."

"berlayar seberapa lama?" rea berjalan di antara rak-rak bagian medis dan kedokteran dengan chandra yang mengekori di belakangnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"berlayar seberapa lama?" rea berjalan di antara rak-rak bagian medis dan kedokteran dengan chandra yang mengekori di belakangnya.

"dua bulan mungkin, tergantung seberapa jinak ombak di laut nanti. kamu cuma mau nitip buku seperti biasa? kalau mau, kubawakan pemuda agar kanu tidak terlihat sebagai perempuan kesepian."

"sembarangan saja. aku tidak kesepian tau!" rea berbalik badan dan menghardik chandra yang sedang merangkum senyum untuk dibagikan secara cuma-cuma.

selepas urusannya dengan buku-buku medis itu, mereka berdua berjalan menuju pelabuhan sebagai pembatas bentala dan samudera. diiringi dengan debur ombak yang keras menyapa pendengaran keduanya. terasa seperti rumah yang seharusnya.

"kak chandra akan balik dengan baik-baik saja, iya kan?"

"aku selalu pulang, re."

"kalau begitu aku mau titip pesan. untuk taruna paling tampan di kapal itu," rea menunjuk satu kapal berukuran besar. netranya menyapu bersih semua lanskap sore kala dia beradu pandang dengan sang pemuda.

"apa memangnya?"

"jaga diri baik-baik lalu pulang dengan selamat, ya." rea menyandarkan tubuhnya di pohon kelapa khas pantai tropis, menggenggam tangan chandra sambil mengingat-ngingat kala semesta mengirimkan seorang pemuda sempurna macam abimanyu chandra ini. tuhan, terimakasih banyak.

note:aku nulis ini sambil nangis,keinget temen temen pada mau pergi pindah sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

note:
aku nulis ini sambil nangis,
keinget temen temen pada mau pergi pindah sekolah.
semangat ngejar semua mimpi-mimpinya teman temanku... aku sayang banget sama kalian semua... maaf ya belum jadi versi dihar yang paling baik selama tiga tahun terakhir, aku bakal kangen bangettt sama kalian semua<333

property of jenoctopush

langit dan lautTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang