01┊ tentang abimanyu chandra

3.4K 463 159
                                    

❝siapa yang berlayar pergi
melatihmu sendiri
menertawakan sunyi
sampai hatimu lupa
terbiasa perih.❞
━━━━━━seperti tulang, nadin amizah

sudah dua minggu sejak keberangkatan kapal dengan tujuan jakarta, sudah dua minggu pula chandra habis dimakan sepi yang dirayakannya seorang diri. sesekali chandra melepas penat dengan bersandar di geladak kapal sambil menikmati ombak yang makin ganas tanpa jeda. netranya mengawang jauh di lepas samudera, apa sudah benar arah mata anginnya? atau selama ini sudah terlalu jauh salah?

prahara-prahara itu tersimpan rapi di ujung akalnya, kalaupun semua terkaannya salah, sudah begitu jauh dan tersesat untuk mengganti haluan, untuk meminta pada cakrawala malam mengganti perihal takdirnya. sejenak, dikeluarkannya sebuah foto usang dengan gambar seorang gadis pujaan hati beserta dirinya yang berada persis di belakang, sepersekian detik sebelum foto itu tersimpan cantik tanpa sengaja memotret figur kedua insan tersebut.

abimanyu chandra, orang bilang pemuda seribu kejutan dan tingkahnya. menjadi matahari di tengah semua riuh rendah angin kehidupan. semuanya tersimpan rapi tanpa cela seorang chandra. tanpa ada seorang pun yang mengerti bahwa matahari juga punya siksanya sendiri.

"permisi, chandra." seorang gadis dengan bawaan kompas di tangan membuyarkan semua lamunannya. pemuda itu mendelik, menyadari wajah asing yang berdiri tegak menutupi cahaya sang baskara menerpa wajahnya.

"iya, ada apa?"

"kita ini, sudah benar menuju ke selatan? kenapa kompasku menunjukkan arah barat? rusak, ya?" tanyanya sendiri, diimbangi dengan tangannya yang menjulur memperlihatkan sebuah kompas usang dengan tali berupa besi berbentuk kalung.

"ah, kompasmu rusak, nona. biar aku perbaiki dahulu, ya." pun kuasa kompas itu berpindah dari tangan gadis asing kepada chandra, menjadi prolog singkat untuk perjalanan panjang mereka berdua menuju ibukota.

hari berganti minggu, minggu berganti bulan, tepat dua bulan chandra mengenal gadis asing tersebut. namanya nirmala paramastri, asal jakarta dengan paras rupawan. seorang teknisi kapal yang ditugaskan baru beberapa kali jam terbang. sebab umur mereka yang tidak punya jeda begitu jauh, keduanya menjadi dekat sampai ke pelabuhan tanjung priok. kisah mereka terangkum dalam epilog singkat yang nyatanya semu kala gadis itu berkata,































"mau kutemani mengelilingi jakarta?"

jakarta dan kata lengang sepertinya tidak pernah berjodoh dalam satu kalimat bersama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


jakarta dan kata lengang sepertinya tidak pernah berjodoh dalam satu kalimat bersama. buktinya sore ini, kala lembayung senja sedang menduduki langit jakarta, seluruh hiruk pikuk kota seperti menyertai setiap untaian mahakarya sang pemiliknya.

kala itu, seorang chandra bersama nirmala, gadis yang ia kenal dua bulan lebih sekian hari dari geladak kapal, membawanya menuju dunia baru. sebuah tempat yang dalam angannya saja seperti mimpi.

nirmala menarik kedua ujung bibirnya, tersenyum manis kala sang baskara berpamitan kepada jumantara, memberi tanda selamat tinggal berupa ucapan hangat dari ufuk barat. selamat beristirahat, sang surya.

"chandra, mau melihat sesuatu yang istimewa?" kalimatnya mengundang tanya, taruna itu tampak antusias.

"kemana lagi?"

"toko buku? mungkin? setahuku jakarta kaya akan petak-petak sudut jalan bersama tumpukan lekturnya."

"ah, buku ya? kebetulan ada menitip barang kepadaku." chandra mengingat rea. sebelum surat-suratnya datang menghantui, sebaiknya cepat-cepat dia kirimkan paket menuju alamat gadis itu.

"siapa?" nirmala, dengan rambutnya yang terurai di antara senja di jakarta, bertanya dengan suara rendah, syahdu terdengar bagi telinga setiap adam.

chandra kelabakan sendiri, memutus kontak mata yang terjalin antara dia dan gadis itu, berdehem singkat sebelum menjawab, "adikku? ya, bisa dianggap adik."

swastamita! kalau boleh dibicarakan perihal perasaan yang tersirat, satu semesta bahkan akan mengerti jika pemuda itu berkata kalau rea adalah pujaan hatinya seorang, mutlak, titik tanpa ada spasi dan kalimat penerusnya.

tapi entah kenapa, sore itu rasanya berbeda. berbeda dari perspektif seorang chandra, yang seumur-umur belum pernah goyah akan pendiriannya sendiri. sore itu, saat berjalan bersisian dengan nirmala, sang maha membolakbalikkan perasaan sedang bekerja, memberi lara yang selanjutnya bercerita. memberi sebongkah nestapa untuk gadis di seberang pulau, yang selalu menunggu tarunanya untuk pulang.

pulang kembali ke rumah.

ah, naif sekali.

nyatanya, rumahnya hanya dalam kiranya seorang.





































nyatanya, rumahnya hanya dalam kiranya seorang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

nirmala paramastri, 19 tahunselalu tidak berniat menjadi tokoh utama dalam semua lakon yang pernah dijalaninya, tapi kali ini berbeda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

nirmala paramastri, 19 tahun
selalu tidak berniat menjadi tokoh utama dalam semua lakon yang pernah dijalaninya, tapi kali ini berbeda.
dengan seorang chandra,
semuanya terasa berbeda.







note:
hahaha ak nga suka yg manis manis kaya book sebelah a.k.a adipati yg isinya gombal mulu njirrrrrrrrr fak cringe bgt. tapi aku kaya cinta mati gt sama adipati fakk perasaan love and hate macam apa ini ok guys ak akan mengurangi gombal gombal di book sebelah dan memindahkannya ke beberapa book aku xixi

property of jenoctopush

langit dan lautTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang