Vol. 13

46 11 0
                                    

Happy Reading guys💜

Don't forget give your vote and comment 💜

I'm sorry kalau ada yang typo😔
Karena idlrval just human biasa yang penuh dosa dan tempatnya salah😣

Love you~

🥀🥀🥀

Seharian ini Revan hanya diam melamun di kelas maupun saat sedang nongkrong dengan teman-temannya.

Pertanyaan demi pertanyaan terus bermunculan di benaknya. Kenapa Liova dan Milano bisa dekat?

Kapan mereka berkenalan? Dan kenapa juga Revan sangat gatal untuk mengetahui itu semua?

Dan satu lagi. Kenapa rasanya ia marah sekali pada Liova saat ini?

Akhirnya dengan kepenuhan tekad, Revan menghampiri kelas Liova.

Revan menarik napas lalu mengetuk pintu kelas. Keadaannya mulai sepi karena bel istirahat sudah berbunyi dari 5 menit yang lalu.

“Ada Yara?” tanya Revan sambil tersenyum kepada salah satu siswi.

Siswi itu tersenyum kikuk lalu mengangguk. Ia berlari kecil kedalam untuk memanggil Yara.

Tanpa menunggu waktu lama, wajah Yara muncul dihadapannya. Yara memandang Revan bingung.

“Nyari Liova, Kak?”

Widih, cenayang.

“Kok, lo tahu?”

“Ya kali nyariin gue.” Jawab Yara sadar diri.

Revan tertawa kecil, “Ada?”

Yara menggeleng, “Dia izin. Katanya dia mendadak sakit, suratnya baru aja dateng dianterin satpam.” Jawab Yara. Revan melotot tidak percaya.

“Hah? Sakit? Ta- oh, yaudah. Makasih.” Revan langsung berbalik meninggalkan kelasnya. Yara menatap punggung Revan yang mulai menjauh.


🥀🥀🥀

Liova berjalan gontai ke arah pintu kamarnya. Daritadi Liova belum mendapat tanda-tanda kehadiran Revan.

Mungkin sedang dengan pacar baru balikannya itu. Liova tersenyum tipis lalu membuka knop pintunya.

“Dari mana aja?” suara bariton itu membuat Liova kaget setengah mati, untung saja ia menjaga mulutnya agar tidak sampai berteriak.

Liova memutar kedua bola matanya malas. Ia melewati Revan yang duduk di pinggir ranjangnya, kemudian menaruh tas di meja belajarnya. Revan mendengus.

“Sakit? Lo kalau mau pacaran terus bolos, alasannya yang logis kek. Izin buat anak atau apa kek.”

Liova menatap Revan kaget. Ucapan Revan sungguh diluar dugaannya. Liova tertawa hambar.

“Lo kali yang sering buat anak. Wajar aja, gue lagi sayang-sayangnya nih. Jadi ya apa aja bisa.” Lawan Liova sambil tersenyum miring.

Universe✓ REVISIWhere stories live. Discover now