Z1

172 9 0
                                    

Sekarang usiaku adalah delapan belas tahun. Tahun lalu aku masih dalam status orang sakit. Namun sekarang, aku sudah sembuh total. Aku siap kembali berlari mengejar ketertinggalan di masa lalu, serta membangun kembali mimpi yang pernah hancur.

Satu tahun telah berlalu, banyak drama yang telah terjadi dalam hidupku. Salah satunya adalah kembali bersekolah. Mama pernah mengatakan kepadaku, jika aku berhenti sekolah dan fokus pada pengobatanku, aku dapat memilih akan bersekolah di manapun yang aku inginkan. Drama pun mulai berjalan ketika mendekati waktu untuk pendaftaran sekolah.

Tentu saja aku tidak ingin bersekolah kembali di sekolah lamaku. Alasannya sederhana saja, karena aku terlalu malu dan tidak dapat melawan egoku. Aku tidak ingin sekelas dengan adik kelas yang bahkan tak pernah kusapa. Ada dua pilihan di tanganku, yang pertama adalah mengikuti temanku ke Tiongkok dan bersekolah di sana dan pilihan kedua adalah tetap di Medan, tetapi tidak bersekolah di sekolah lamaku lagi. Pilihan pertama terlihat mustahil, karena mengurus visa tidak semudah bernafas dan juga biaya hidup di sana juga tidaklah murah. Untuk biaya pengobatanku saja sudah menghabiskan hampir 20 juta, aku tidak boleh bersikap egois hanya ingin enaknya saja. Hanya tersisa pilihan kedua, yaitu tetap di Medan.

Hatiku sudah mantap bertekad tidak akan kembali ke sekolah lamaku, namun ternyata, kenyataan tak seindah khayalanku. Untuk mendaftar di sekolah baru, biaya yang dibutuhkan jauh lebih mahal daripada mendaftar di sekolah lama. Lalu, aku masih tidak tahu buku cetak yang akan digunakan sama atau tidak dengan buku pelajaran tahun lalu karena tahun lalu aku sudah sempat membeli seluruh buku pelajaran yang baru, akan sangat mubazir jika tidak kugunakan. Walaupun begitu, aku masih saja keras kepala ingin bersekolah di sekolah lain.

Mungkin Tuhan punya rencana yang lebih baik bagiku. Suatu malam saat aku dan keluargaku makan malam di luar, aku bertemu dengan Chris. Chris dan aku sangat jarang berinteraksi, kalaupun ada kami pasti selalu beradu mulut. Tetapi, malam itu ia mengajakku mengobrol selama sekitar satu jam. Chris penasaran dengan alasanku berhenti sekolah dan akhirnya kami mengobrol tentang masa depan, salah satu topik kami adalah tempat aku akan melanjutkan sekolahku. Sejujurnya, sebelum bertemu dengan Chris aku sudah mulai dilema tentang pilihan sekolahku, lalu Tuhan menunjukkan jalan-Nya lewat Chris.

Chris mengatakan kepadaku, rasa malu itu hanya akan bertahan selama tiga bulan pertama saja, aku tidak perlu terlalu memikirkannya. Chris juga mengatakan kalaupun nanti aku memutuskan ke sekolah baru, aku benar-benar harus beradaptasi dari awal. Seperti mengenal guru yang baru, menghapal lokasi-lokasi yang masih asing di sekolah, dan peraturan baru lainnya. Yang dikatakan Chris benar, sebelumnya aku belum pernah berpikir dari arah sana. 

Perlahan tapi pasti, aku mengubah cara pikirku dan rasanya seperti bongkahan besar yang mengganjal di hatiku seolah terangkat. Setelah berpisah dari Chris, aku kembali mencari keluargaku dan mengatakan aku akan kembali bersekolah di sekolah lamaku. Tanpa kuduga, mata mama berkaca-kaca. Aku segera mengerti dengan situasi ini. Walaupun tidak pernah mengatakannya, beliau ingin aku kembali ke sekolah lamaku dan hal ini ternyata sudah menjadi sebuah beban dalam hatinya akibat janji yang pernah beliau lontarkan padaku. Maaf, aku tidak menjadi anak yang pengertian.

Aku memutuskan kembali kesekolah lamaku. Aku sangat bersyukur Tuhan mengirimkan Chris di saat yangsangat tepat, Tuhan benar-benar baik padaku. Drama lainnya dimulai ketika rasadilema kembali datang, aku sendiri tak mengerti dengan keinginan hati ini.Terkadang aku merasa menyesal sudah memutuskan kembali ke sekolah lama,terkadang aku juga merasa hal yang kulakukan sudah benar. Lalu, ada sebuah quote yang dikatakan oleh seorang aktorKorea, Choi Min-soo, beliau mengatakan, 'Janganmenyesal dengan keputusanmu sendiri, lupakan pilihan lainnya. Jangan engganmelepaskannya, maka keputusanmu akan bersih!' sejak itu, aku belajar untuktidak goyah lagi dengan keputusanku.

Tuhan Tahu Yasmine Kuat 2Where stories live. Discover now