24 || Ini sulit

18.6K 1.1K 185
                                    

Bagi yang tidak sabar menunggu bab selanjutnya kalian bisa membeli seperti novel versi cetak dalam versi ebook (sudah END). EBOOK PDF ini berisi versi lengkap seperti Novel. Lebih panjang, seperti kakak membeli novel versi cetak seharga 89k💗😍 dengan total 501 halaman.

EBOOK PDF Ikhlas Bersamamu ini harganya Rp. 45.000 yang bisa kamu beli melalui WhatsApp di nomor : ‪0838‑4105‑6192‬

FORMAT PEMESANAN

• Nama Lengkap :
• No. Hp :
• Alamat Email aktif (jangan sampai typo) :

***

Adam mengernyitkan dahinya, saat tiba-tiba Seo datang dan melemparkan sebuah dokumen di atas mejanya. Ia menatap Seo dengan menaiki alis kirinya. Seo menunjukkan dokumen itu dengan matanya seolah berkata 'cepat lihatlah'. Adam menegakkan tubuhnya lalu mengambil dokumen berwarna biru itu. "Apa ini?"

Seo memasukkan tangannya di saku celana, seraya menghela napas sejenak. "Kau bisa membacanya bukan?" Ucap Seo terlihat sangat santai, tak peduli dengan Adam yang mendengar itu berdecak tak suka, saat merasa Seo terlihat lebih garang daripada dirinya. Setelah dokumen itu terbuka, Adam mengeluarkan lembaran Putih di dalamnya, lalu membacanya secara perlahan. Saat Adam membaca judul tentang Misi mereka seketika Adam tersenyum tipis. "Ku pikir kau tidak mau menjalani tugasmu lagi?"

Seo tersenyum tipis, menggeleng samar tanda tak setuju. Kalau Adam berpikir semua ini karena tugas. "Saya melakukannya untuk Asiyah."

Adam mengangguk paham, "Kenapa kau terlalu mempercayainya?" Seo tak menggubris, ia terlalu malas untuk membahas pertanyaan ini, padahal sudah sangat jelas ia katakan dulu kalau Asiyah tidak bersalah tapi Adam tetap saja pada pendiriannya.

"Apa hasilnya sesuai dengan sasaran saya?"

Seo mendengus, sangat benci dengan ucapan itu. "Apa saat ini kita perlu membahas itu lagi, bukankah di depan anda sudah ada buktinya. Segeralah membaca, jangan terus mengoceh!" Ucap Seo ketus, menatap Adam dengan wajah memuakkan.

Adam seketika mendongak, menatap Seo dengan mata tajamnya. Kenapa Seo terlihat semena-mena dengannya. "Kenapa sekarang kau yang memarahiku!"

Seo mendesis, memalingkan wajahnya kearah lain. "Cepatlah, saya sudah bosan berurusan dengan anda."

Adam menggerutu dalam hati, memaki Seo puas dalam hatinya. Baiklah sekarang ia akan mencoba untuk mengalah. Adam kembali menatap dokumen itu, seketika ia membulatkan matanya tak percaya, kenyataan ini begitu menamparnya. Kenapa ia terlalu mudah untuk dibodohi oleh orang lain, dimana gelar Harvard pada dirinya.

"Yah, sekarang sudah tahu siapa pelakunya, tapi sebelum itu jangan bertindak apapun. Jangan sampai gegabah, dan melukai orang lain. Tunggu lah apa yang sebenarnya yang dia cari disini. Kita akan mengikuti permainannya."

Adam mengepalkan tangannya, bahkan ia tidak menyadari kepalan itu bisa saja merusak lembaran kertas di genggamannya. Ada ketegangan di mata, memerahnya mata dan telinga serta urat nadinya yang terlihat sangat jelas. Sungguh sekarang, Adam tak bisa menahan emosi, ia ingin seseorang itu mendapatkan hukuman. Namun yang Seo katakan, ada benarnya juga, jangan sampai karena masalah ini akan ada yang terluka. Namun, kenapa Adam seakan masih tidak terima. "Bagaimana bisa kau mengatakan itu? Kita harus mengambil tindakan, saya tidak bisa membiarkan wanita bodoh itu hidup dengan tenang disini, wanita itu sudah terlalu lama memeras saya."

Ikhlas Bersamamu |END|✓Where stories live. Discover now