Lisa sedang berada di ruangan bayi, tengah menggendong buah hatinya. Diusapnya pelan kepala bayinya, ia terkekeh begitu si kecil terganggu tidurnya akibat ulahnya. Mata kecil itu terbuka perlahan, menatap mata Lisa yang juga tengah menatapnya.
"hai baby, ini daddy"sapanya.
Ini kali pertama baginya menggendong seorang bayi. Awalnya ia cukup takut, namun perawat terus memberikannya keyakinan hingga ia berani mencobanya. Dan sekarang lihatlah ia tak berniat menurunkan anaknya dari gendongannya.
"anaknya daddy cantik kayak mommy"ujarnya membelai pipi merona sang bayi.
Tiada bosan ia menatapi putri cantiknya, masih ada rasa tak percaya ketika si kecil berada dalam dekapannya. Sesekali diciuminya wajah putri kecilnya.
"lo udah siapin nama?"tanya seseorang yang baru saja menghampirinya.
Tanpa menoleh pun ia tau siapa yang mengajaknya berbicara, tentu ia mengenal jelas suara itu. "gue merasa ga berhak Je. Biar Jennie yang kasih baby nama"ujarnya.
Rose berdiri dengan menyandarkan punggungnya di dinding. Menatapi kebahagian yang sedang dirasakan sahabatnya itu. Ia tersenyum melihat Lisa yang begitu menyayangi si kecil.
"gimana keadaan Jennie?"tanya Lisa yang kali ini sudah menatap Rose.
Lisa menggoyangkan tubuhnya ke kanan-kiri saat si kecil menggeliat dari tidurnya.
"pendaharannya berhasil ditangani" ujarnya.
Lisa memejamkan matanya, bersyukur Jennie dalam keadaan baik-baik saja. "lo mau lihat dia sebelum dia bangun?"tanyanya.
Deg
Itu artinya Rose belum mengizinkannya menemui Jennie. Lisa meletakkan putrinya di box bayi, dia ingin menemui Jennie terlebih dulu. Ia meninggalkan Rose disana menuju ruang rawat Jennie.
Dibukanya pintu ruangan Jennie, sepi. Hanya ada Jennie yang masih terlelap di ranjang. Didekatinya perlahan, wajah damai Jennie yang mampu membuat jiwanya tenang.
"terimakasih hun. Kamu udah kasih aku hadiah paling indah selama aku hidup"ucapnya tulus.
Dibelainya kepala Jennie dengan penuh kasih sayang. "putri kita cantik kayak kamu"ujarnya.
"kamu cepat bangun ya, kasihan baby butuh kamu"ujarnya tepat di telinga Jennie.
Lisa mengecup kening Jennie cukup lama, setelahnya ia meninggalkan Jennie seorang diri diruangan itu.
***
Jennie baru saja terbangun pasca melahirkan, bahkan ia belum sempat melihat dengan jelas anak yang dilahirkannya. Ketika matanya terbuka hanya ada Rose yang tengah duduk di sofa sembari memainkan ponselnya
Ia hela napas beratnya. "ternyata cuman mimpi"gumamnya.
"mau ketemu baby?"tanya Rose yang sedang berjalan menghampiri Jennie.
Jennie mengangguk dengan antusias, pasalnya ia sangat ingin melihat seperti apa wajah anaknya. Lebih mirip dia atau daddynya.
Rose segera keluar untuk meminta suster membawakan si kecil pada mommynya. Beberapa menit Jennie menunggu dengan rasa penasarannya yang tinggi. Terbukalah pintu ruangannya dengan seorang suster yang tengah mendorong box bayi menuju arahnya.
Senyum Jennie semakin mengembang begitu wajah sang bayi terlihat. Di ambilnya putrinya untuk digendong serta di beri asi. Di pasatinya wajah bayinya begitu intens.

KAMU SEDANG MEMBACA
It's My Fault
RandomUntuk pertama kalinya dalam hidup aku merasakan penyesalan. Perasaan dimana aku berada diantara kasihan pada diri sendiri dan membenci diriku sendiri. Aku berharap mesin waktu benar-benar ada. Agar aku bisa kembali ke masa lalu untuk memperbaiki kes...