5. Mulai Peduli

1.1K 121 6
                                    

Tepat seminggu Sana dan Taehyung terus hidup berdampingan. Ralat, Sana yang menjadi parasit dihidup Taehyung.

Seminggu terakhir ini juga, keduanya sering menghabiskan waktu bersama. Mulai dari belajar, hingga meminjam buku di perpustakaan.

"Sumpah lo tau gak sih, cewek yang baru sebulan masuk itu beruntung banget bisa deket sama Taehyung."

"Iya, Taehyung kan jarang deket sama cewek. Ya kecuali kalo dia pacarnya."

"Mana mungkin dia pacarnya."

"Iyalah, kita semua tau tipe Taehyung gimana."

Telinga Sana pagi ini cukup memanas akibat mendengar pergosipan para gadis yang duduk tak jauh dari dirinya.

Ia yang tau sedang dibicarakan memilih untuk menelungkupkan kepalanya dan berusaha tidak peduli dengan ucapan-ucapan teman sekelasnya itu.

Ternyata teman seperti itu ya, suka nusuk dari belakang. Padahal Sana dan sekelompok gadis itu saling mengenal bahkan ada satu orang yang sudah sangat akrab dengannya.

"Tidur di pagi hari tidak baik." Suara pria yang datang mendekatinya cukup familiar. Mungkin pria sebangkunya.

"Gue gak tidur."

Taehyung tak membalas lagi, ia memilih duduk dan menempatkan tasnya di kursi. Lalu mengambil sebuah buku yang akan ia baca.

Memang seperti itu kegiatan seorang Taehyung Vahla. Anak yang katanya pintar, menjabat sebagai ketua OSIS dan ketua tim basket.

Omong-omong soal basket, Sana mendengar sekelompok pria yang ada di kordior sekolah membicarakan sebuah lomba. Dan tim Taehyung mengikutinya.

"Tae."

Tak ada jawaban.

"Lo ikut lomba basket?"

"Enggak."

"Bohong, gue tadi denger kali anak-anak yang ada di kordior pada ngomongin tim lo."

"Iya."

"Terus tadi kenapa jawab enggak?"

"Diem atau gue pindah kursi?"

"Kursi mana coba yang mau lo tempatin."

Sana mencibir dalam hati sambil mengeluarkan buku yang sama seperti Taehyung.

Tak lama setelah itu, seorang pria berkumis masuk ke dalam kelas sambil membawa penggaris kayu yang panjang.

Dia adalah guru seni budaya, wajahnya memang terlihat garang apalagi setelah melihat kumis tebalnya. Namun dibalik wajah seramnya, terdapat sosok humoris di dalamnya.

"Pagi anak-anak."

"Pagi pak!"

"Hari ini ada rapat seluruh guru, kepala sekolah bilang kalau kalian dipulangkan saja."

"Serius pak? Yah buang-buang bensin saya aja pak!" Seru Hobi.

"Perhitungan banget lo Hob!" Sambar sang ketua kelas.

"Sampai sini aja bapak beritahu informasi ini. Sekian, bapak tinggal. Oh iya, kalian jangan ada yang nongkrong dipinggir jalan gitu ya, kalau ketauan akan dilaporkan ke BK."

Semuanya mengancungkan ibu jari pertanda mengerti.

***

Saat berjalan di kordior, Sana tak sengaja melewati lapangan besar yang dibuat khusus untuk para anak basket di sekolah ini.

Bukan tak sengaja, tapi memang sengaja dia lewat sini. Karena tadi ia mendengar desas-desus bahwa para tim basket sedang latihan di lapangan.

Ternyata tak hanya Sana yang berada di lokasi itu. Sebab ada Momo dan kawan-kawannya. Serta para pendukung lainnya yang terus menyemangati.

HUJAN✔Where stories live. Discover now