Prolog

9.7K 383 14
                                    

Seorang gadis berseragam putih abu-abu tak sengaja mendengar suara merdu yang sedang melantunkan ayat-ayat Alquran. Ia tak menyangka jika pria yang selama ini ia anggap pria tua yang kaku, dingin dan irit bicara itu fasih membaca alquran.
Mungkin ia terlalu menyepelekan orang yang tidak pernah menunjukan kereligiusannya dan sekarang hati gadis polos itu pun bergemuruh menertawai ketidaktahuannya.

Gadis polos itu adalah Dirra, gadis tomboy, cuek yang selalu berbuat seenaknya saja meski telah berhijab sedari kecil itu tak membuatnya menjadi gadis yang anggun seperti sosok ibunya.
Jangan salahkan Dirra, ia hanya menjalankan peran dari sang ayah karena sedari kecil ia tak pernah di beda-bedakan dengan adik-adiknya. Ya karena menurut ayahnya semua anak-anaknya adalah jagoan untuk melindungi ibunya dari mangsa entah maksudnya apa yang jelas ia dan adik-adiknya ingin jadi bodyguardnya sang ibu.

Dan semenjak saat itu setiap bertemu dengan pria itu hatinya di buat tak karuan entah ini perasaan apa yang jelas ini salah, ia salah menaruh hati padanya. Ini tak bisa di biarkan tapi hati ini terus saja menginginkannya, menginginkan perhatiannya.

Perasaan sialan ini yang membuat Dirra tak berdaya, ia sudah terjatuh saat seorang pria dewasa melantunkan ayat demi ayat alquran dengan syahdunya yang membuat hati ini berdebar hebat. Ia sering mendengarkan orang mengaji tapi ini berbeda ia terpesona padanya, ia terbawa perasaan saat pertama kali mendengarnya.

Ia pasti sudah gila, ia tak mungkin mencintainya hanya karena mendengar suaranya. Berjalannya waktu Dirra berusaha menepis apa yang ia rasakan padanya tapi ia tak bisa.

Lalu ia harus bagaimana? Menaruh hati pada orang yang salah itu akan berdampak fatal tapi ia sudah terlanjur menjatuhkan hatinya pada seseorang yang akan menjadi bumerangnya kapan saja.

"I LOVE YOU OM, OM HARUS TAHU ITU!" Teriak Dirra di taman dekat komplek rumah kakeknya.

Pria itu berhenti melangkah lalu berbalik melihat Dirra dengan mengerutkan keningnya.

"Pulang Dirra, aku tidak mau diamuk ayahmu jika tahu kau bersamaku." Ujarnya lalu berbalik melanjutkan langkahnya.

"Aku hanya ingin om melihatku, itu saja udah cukup buatku!" Gumam Dirra menundukan kepalanya, kakinya memainkan tanah. Ia sangat tahu jika ia tak pantas untuk mengatakan kata cinta tapi ia sudah lama memendamnya.

Di satu sisi ia merutuki kebodohannya karena ini salah tidak seharusnya ia mengharapkan om nya.  Jika ayahnya tahu mungkin sangat marah besar padanya tapi hati ini tidak bisa ia cegah.



Dear DirraWhere stories live. Discover now