Prolog

174K 1.4K 21
                                    

Ethan pov

Aku menatap wajah cantiknya yang saat ini sedang terkapar lemas di bawahku. Badannya bergerak seiring dengan pergerakan ku. Rasanya sangat puas melihatnya seperti ini. Aku selalu merasa berhasil membuatnya tak berdaya setiap kami bercinta.

"Ethan.. Oh, fuck!! Baby.."

Dia terus merancau dan mendesah liar, semakin memompa semangatku untuk mengisinya. Alisnya menaut, matanya terpejam dan sesekali mulutnya membentuk huruf O. Dia semakin indah dengan kulitnya yang mengkilat karna keringat.

Aku merunduk, menyatukan bibir kami. Memanggut dan melumat, turun ke lehernya tanpa berhenti memompanya. Kedua kakinya ia lilitkan kuat di pinggangku, membuat milikku lebih mudah menjamah setiap inci miliknya.

"Nath.." bisikku ketika aku sudah dekat.

"Ya? Lebih cepat, aku juga hampir sampai..." katanya.

Aku pun mempercepat gerakan ku dan tak lama kemudian ku rasakan miliknya berkedut beberapa kali bersamaan dengan lengguhannya yang panjang. Dia telah sampai dan betapa hangat miliknya.

"Ethan, aku sedang dalam masa subur.." bisiknya. Tentu saja hal itu menjadi kesempatan bagiku. Aku bergerak lebih cepat dan lebih cepat lagi hingga beberapa saat kemudian tubuhku ambruk di atasnya tepat benerapa saat setelah cairan cintaku menyembur ke rahimnya.

"Astaga. Kamu selalu sengaja melakukannya.."

"Huh, maafkan aku, sayang. Itu tadi sangat nikmat sampai membuatku tidak mampu untuk menarik milikku keluar." balasku.

Beberapa detik kemudian, tubuhku terdorong menjauh darinya. Dia mulai menggerutu seraya berjalan menuju kamar mandi. Aku hanya tersenyum menanggapinya.

"Aku tau kamu selalu sengaja melakukannya. Bagaimana kalau nanti aku sampai hamil?"

"Apa yang salah? Kamu istriku. Aku dan keluarga kita akan senang kalau kamu benar hamil.." balasku santai.

"Lalu karirku? Apa kamu tidak memikirkannya? Aku masih memiliki banyak kontrak kerja, tolong mengertilah!!"

Aku diam, hanya senyumanku yang semakin mengembang ketika sekali lagi aku berhasil menyemburkan cairan cintaku ke dalam rahimnya. Dan membuatnya bersungut kesal seperti ini. Benar-benar menggemaskan.

Sebenarnya aku tau. Dia pasti akan marah-marah seperti biasanya. Dan aku benar-benar tidak perduli. Aku sudah merindukan seorang anak. Keturunan kami. Tapi istri cantik ku itu sepertinya masih ingin melanjutkan karirnya, walaupun aku sudah memintanya untuk berhenti dari dunia modeling. Nyatanya dia tetap saja bersikukuh melanjutkannya hingga saat ini.

....

"Mau kemana?" tanyaku yang baru saja keluar dari kamar mandi dan menemukannya sudah sangat rapi.

"Adrian menelponku. Ada fitting untuk gaun yang akan ku kenakan di fashion week besok."

"Okey, tunggu sebentar. Biar aku antar.."

"Tidak perlu. Aku akan berangkat sendiri karna setelah fitting aku ada acara dengan Emilly. Aku akan membawa mobil."

"Tapi kamu ingat kan? Sore ini kita ada acara makan malam bersama dengan keluarga Kenneth? Rekan, Dad?"

Nathalie diam dan hanya menatapku dari pantulan kaca.

"Aku tidak mau tau, Nath. Kamu harus datang, ini jamuan penting."

Dia menghela nafas berat. "Hm.. Baiklah. Aku usahakan pulang cepat. Aku berangkat." dia beranjak, memberiku kecupan singkat sebelum melenggang pergi.

Choices!! - ENDWhere stories live. Discover now