Chapter 8

24.1K 762 15
                                    

Haii..

Apa kabar? Ada yang nunggu cerita ini gak ya?? Hihi..

Happy reading,
Semoga selalu suka..

......

Aku membuka mataku perlahan, menemukan diriku yang masih berada dalam rengkuhan erat Ethan. Lengan besarnya menenggelamkan ku yang sebenarnya juga memeluknya.

Ini kelewat nyaman. Dan sangking nyamannya, aku sampai enggan beranjak bangun. Ethan mempererat dekapannya ketika aku bergerak. Seolah memperbaiki posisinya sebelum mengecup keningku. Aku tersentak, mataku membelalak, tentu saja aku terkejut.

Aku mendongak menatapnya yang masih memejamkan mata. Namun sepersekian detik kemudian, matanya sayup-sayup mulai terbuka. Dia menengadah menatapku yang masih menatapnya.

"Ada apa?"

Aku menggeleng kemudian beringsut, memberi jarak antara kami berdua. Membuat pelukannya mengendur. Mungkin tadi, dia tidak sengaja mengecup keningku. Dan aku rasa, sudah cukup juga aku memeluknya semalaman.

Ethan merubah posisinya menjadi setengah duduk, mencoba menemukan wajahku.

"Cara? Apa kau baik-baik saja?"

Aku mengangguk, sedikit merasa canggung. "Ya, aku baik."

"Syukurlah," balasnya yang kemudian bergerak mengambil handphonenya. "Kamu mau mandi lebih dulu? Ini sudah jam tujuh, kita harus kembali ke apartement, aku ada pertemuan penting jam sepuluh nanti."

....

Ethan pov

"Bagaimana tidur kalian? Nyenyak?" tanya mom seraya menyajikan pancake hangat untukku dan Cara.

"Sangat!" balasku seraya tersenyum melirik Cara yang menatapku. Ku rasa dia jadi sedikit canggung setelah semalam meminta ku untuk tidur bersamanya, jadi aku mencoba mencairkan suasana agar dia kembali bersikap biasa.

"Kali ini aku percaya! Semalam kalian lupa menutup pintu kamar, membuatku harus melakukannya dan melihat sesuatu yang tidak biasa kalian lakukan sebelumnya di rumah ini..."

"Mom?"

"Apa yang salah? Dia istrimu. Aku senang jika dengan hanya tinggal berdua di apartemen, menjadikan kalian semesra itu." sahutnya dan kali ini aku memilih diam.

Ku dengar sunggingan senyumnya mengembang. "Baiklah, habiskan sarapan kalian." katanya sebelum kemudian berjalan ke arah kolam renang.

Aku menggeleng pelan. "Maaf! Mom memang selalu begitu,"

Cara mengangguk kaku. "Tidak masalah. Em.. Oiya Ethan? Bisakah mengantarku ke rumah Dad nanti sebelum kamu pergi menemui rekan mu? Sejujurnya aku sangat rindu orang tua ku."

Aku mengangguk. "Tentu, akan ku antar nanti."

Seketika senyuman lebar menghiasi wajahnya. Aku baru sadar kalau ternyata dia benar-benar cantik, dengan make up naturalnya dia memiliki pesona tersendiri. Andai saja dia bukan milik Grayson.

...

"Cantik, akan sangat cocok di jari manisnya." tuturku begitu Dylan mengeluarkan sebuah kotak beludru berwarna biru tua.

Aku sengaja meminta Dylan yang mencarikan cicin pernikahan untuk ku dan Cara, selera Dylan sangat baik, jadi ku percayakan semua padanya. Nyatanya, dia belum pernah mengecewakan ku.

"Apa dia begitu spesial?"

"Tentu saja. Dia ibu dari anakku!"

"Kamu sangat bersemangat, bung." tuturnya yang hanya ku balas dengan sunggingan.

Choices!! - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang