Señorita # 6

2.4K 371 30
                                    

"Mike, aku kok ngerasa kamu ngerendahin aku terus dan emang sengaja buat aku kesel dari pertama kita ketemu lagi." Señorita menatap Mike curiga, pasalnya semenyebalkan Mike tidak mungkin tega mempermainkannya dengan menurunkan di tengah jalan. Kenapa lelaki itu tega membuatnya kehujanan dan belum lagi sengaja mematikan lampu.

"Perasaan kamu kali? Mana ada aku ada niatan ngerendahin kamu."

"Aku masih ingat waktu kamu kasih wedges itu buat aku. Katanya kamu mau beliin buat seseorang tetapi kamu enggak pengin beliin karena enggak sesuai dengan karakternya. Terus kamu bilang cocok buat aku buat mencela, kan?"

Mike terkekeh, digenggamnya tangan Señorita, "Mana ada aku mau mencela kamu? Emang kenyataan wedges itu cocok sama kamu. Secara style kamu kayak gitu. Kalau merasa terhina, kembaliin aja wedges-nya."

"Oke, aku bakal kembaliin."

"Pyra, kapan sih kamu bisa dewasa? Kekanak-kanakan, suka berpikiran negatif."

"Gimana aku enggak mikir negatif. Kamu katanya mau kasih pekerjaan buat aku. Nyatanya apa, kamu malah nawarin aku jadi model lingerie dan bilang cocok untukku. Padahal banyak produk perusahaanmu."

"Banyak produk perusahaanku tapi kami udah taken kontrak dengan artis dan model lain. Karena lingerie itu produk baru, jadi belum ditentuin ya aku tawarin ke kamu. Kita pernah satu sekolah dulu, masa kamu minta kerjaan enggak kukasih?"

Señorita mengembuskan napasnya. Ditatapnya Mike lekat, "Mike, enggak gitu juga. Apalagi, cara kamu kasih kerjaan kayak gitu. Kamu kayaknya emang punya masalah sama aku. Jelasin, aku nyingung kamu di mana?"

"Aku dah jujur. Kamu masih enggak percaya? Cuma karena dua kejadian itu kamu curiga aku sengaja hina kamu."

"Kamu juga enggak kasih pakaian yang layak. Bisa kan kamu pinjamin bajumu."

"Enggak layak dari mana? Señorita lingerie yang kamu gunakan itu bahannya pakai bahan berkualitas, desainernya desain profesional, dan itu enggak dijual murah. Itu satu set dengan pakaian dalamnya seharga dua puluh delapan juta."

Señorita melotot. Meski ia tahu pakaian keluaran milik perusahaan Mike bukan main-main, tapi tetap saja harga untuk lingerie seperti itu mahal bagi Señorita. Bahannya saja menerawang. Pikir perempuan itu berulang kali.

"Bahan nerawang, modelnya bentuk tubuh semahal ini. Kalau tebal baru mahal enggak masalah. Pakai lingerie kayak gini berasa enggak pakai baju."

"Justru lingerie yang bagus itu semakin menarawang. Fungsinya aja jelas digunakan buat ..." Mike tidak jadi melanjutkan kalimatnya.

"Nah tuh kamu tahu digunakan buat apa. Dah, tahu aku perempuan single dikasih beginian. Ini kan penghinaan namanya."

"Penghinaan tapi tetep kamu pakai. Kalau emang enggak suka, tinggal kamu tanggalin. Udah masalah selesai."

Mike langsung menarik selimut sampai menutupi wajahnya. Ia enggan berdebat dengan Señorita. Sementara Señorita hanya bergumam karena kesal.

Waktu terus bergulir hingga tak terasa sudah jam 9 pagi. Señorita terbangun tetapi tak ada Mike di sebelah ranjangnya. Sontak perempuan ini mencari Mike di sudut kamar, tetapi tidak ia temukan.

Señorita keluar dari kamar setelah mengikat rambutnya. Ia berjalan seraya memanggil nama Mike. Namun tidak sengaja ia menabrak seseorang. Dirinya terjembab ke lantai dan buru-buru bangun karena panik masih menggunakan lingerie.

"Nona," panggil Lian seraya berjalan mencari Señorita. Namun, Max memegang bahu Lian.

"Lo cari siapa sih?" tanya Max penuh selidik.

"Ceweknya Mike. Tadi, gue enggak sengaja nabrak cewek."

"Lo halusinasi kali. Ya kali Mike bawa cewek ke apartemennya."

Señorita yang bersembunyi di belakang almari terus mendengarkan perbincangan kedua lelaki itu.

"Serius Max. Gue lihat cewek cantik pakai lingerie. Lagian Mike itu player, ya kali kencannya cuma makan, nonton doang. Emang lo yang nyatain cinta ke cewek aja enggak berani."

"Kalian berdua ngapain pagi-pagi di sini?" tanya Mike dengan manik mata tajam. Ia tak suka ada orang lain yang memasukki apartemennya tanpa seizinnya, meski itu saudara kembarnya sendiri. Namun, Max tetap saja suka masuk-keluar ke apartemennya.

"Mumpung weekend kita tanding renang kayak biasa. Yang menang traktir," sahut Max antusias.

"Enggak minat. Mending kalian pulang aja sana."

"Udah gue bilang Mike enggak bisa diajak main bareng lagi. Dia mah sibuk sama selir-selirnya. Gila ceweknya tak terhingga. Apalagi, di apartemennya ada yang bening. Betahlah di apartemen."

"Maksud lo apa Ian? Jangan asal ngomong. Gue ini single. Bukannya lo yang punya banyak cewek. Mantan lo aja ada di mana-mana."

"Gue emang punya banyak mantan, tapi gue enggak pernah kencan sama beberapa cewek dalam satu waktu. Enggak kayak lo. Di hari yang sama aja lo bisa ganti pasangan. Semoga aja sama pacar lo yang sekarang, lo bisa sampai nikah. Wajahnya kelihatan polos banget."

Mike menggeleng, "Gue enggak punya pacar. Serah lo ngomong apa."

"Jangan bilang lo sama cewek yang lo bawa ke sini cuma ONS. Gila, tuh cewek wajahnya polos banget."

"Lo ketemu Pyra? Lo enggak godain dia, kan? Gue bisa diamuk nanti."

"Calista maksudnya?" tanya Max memastikan. Ia ingat betul saudaranya itu memanggil Señorita selalu menggunakan nama tengahnya. 

"Iya, gebetan lo dulu, yang gue tikung."

Señorita membekap mulutnya mendengar pernyataan Mike barusan.  Ia tak menyangka Max juga menyukainya.

"Eh ... beneran Mike pernah nikung lo,  Max?"

"Sebenarnya gue enggak ada niat nikung. Itu enggak sengaja."

Bersambung...

Senorita: Aktris BPJSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang