Señorita # 7

2.6K 385 27
                                    

Max tersenyum, "Mana ada orang nikung enggak sengaja."

"Ya, sorry lo enggak bilang mantan ketua padus gebetan lo. Kan lo minta dicomblanginnya sama ketua padus, ya gue kira Ira. Kalau sama Pyra, jelas gue enggak akur."

Lian menepuk bahu Max, "Jangan percaya sama Mike. Itu cuma alesan. Masa kalau enggak akur dipacarin."

"Apaan sih lo, Ian. Udah kalian pulang aja sana." Mike menarik tangan Lian.

"Mike, enggak perlu lo tarik. Gue bisa keluar sendiri," balas Lian seraya menarik tangannya, lalu ditepuknya bahu Mike, "Good luck ya, Bro. Ditunggu kabar baiknya."

Mike hanya menghela napas. Ia tidak memedulikan ucapan Lian.

"Mike, gue balik. Jaga Calista baik-baik."

"Heeem ... Tenang aja Pyra aman sama gue."

Mike mengantar Max dan Lian keluar dari apartemennya. Ia mengusap dadanya lega setelah saudara dan temannya itu pergi.

Pyra yang semula bersembunyi, langsung keluar dengan raut wajah kesal. Bukan kesal karena Mike tidak menceritakan bahwa Max menyukainya, tapi ia kesal Mike pergi dari rumah tidak bilang padanya. Kalau tahu Mike keluar, dia pasti tidak akan mencari-cari lelaki itu di setiap sudut apartemen.

"Pyra, kamu ngomong apa aja sama Lian?"

"Enggak ada. Gila aja ngomong sama orang enggak dikenal pakai pakaian beginian. Kamu tahu jantungku rasanya mau copot ya, tahu-tahu ada temen kamu itu."

"Terus?"

"Aku larilah, sembunyi. Untung dia nggak ngejar aku. Bagusnya lagi dia nggak sadar kalau aku artis. Kan mampus kalau jadi skandal."

"Tenang aja, enggak ada orang yang kenal kamu, kecuali dia suka nonton acara gosip. Kamu kan terkenal karena banyak skandal. Aku tahu ini bukan karena aku suka nonton gosip tapi Ana enggak sengaja cerita."

Señorita mendengus. Ia tak menyangka kalau Anastasya akan menceritakan keburukan akan dirinya kepada Mike. Ia yakin perempuan itu sengaja.

"Nih, baju buat kamu. Tadi, aku keluar buat beli baju ganti kamu," Mike membuka telapak tangan Señorita agar mau menerima pakaian yang baru saja ia belikan.

"Makasih, kalau pergi tuh pamit. Aku jadi enggak bingung nyari kamu. Kalau enggak kamu tuh bilang kemarin kalau mau ada tamu hari inj. Aku sumpah malu tadi."

"Pertama, kamu dibangunin aja susah. Gimana mau pamit? Kedua, aku enggak tahu mereka mau ke sini. Ketiga, kamu kan ke sini enggak buat ngerampok. Jadi, enggak usah malu."

Mike langsung berbalik arah menuju kamarnya. Señorita juga mengikuti Mike. Ia masih belum seslesai bicara dengan Mike. Masih ada pertanyaan juga yang ingin ia tanyakan mengenai Max.

"Mike, aku belum selesai bicara."

"Mandi dulu sana, baru nanti kita bicara."

Señorita hendak menjawab tetapi dering ponsel Mike membuat dia berhenti bicara. Mike malah menyorokan ponselnya ke arah Señorita yang membuat perempuan itu mengernyit.

"Angkat teleponnya. Bilang aku enggak bisa diganggu."

Señorita mengerakkan telapak tangannya. Ia enggan menjawab panggilan itu begitu melihat nama perempuan di layar Mike. Ia yakin pasti perempuan itu adalah salah satu teman kencannya seperti yang ia dengar tadi dari pembicaraan Lian.

"Señorita, kalau kamu mau angkat teleponnya. Aku janji kamu akan jadi BA parfum terbaru keluaran perusahaanku."

"Serius?"

"Iya, Pyra yang cantik."

Señorita mengangkat panggilan telepon dengan was-was.  Ditekan fitur pengeras suara agar Mike bisa mendengar. Perempuan yang menelpon tadi langsung berbicara tanpa jeda.

"Mike, akhirnya kamu mau mengangkat teleponku. Aku benar-benar merindukanmu. Aku sudah memutus kontrak kerjaku, kita bisa terus bersama sekarang. Mike kamu senang kan aku kembali?"

"Ini siapa, ya? Mike lagi enggak bisa diganggu." Señorita berkata dengan tegas.

Mike menunjukkan ibu jarinya.

"Aku tunangannya Mike. Harusnya aku yang tanya kamu siapa?

Señorita terdiam. Ia menatap Mike tajam.

Mike berkata tanpa suara, "Bilang aja kamu istriku. Selebihnya terserah."

"Tunangan? Kurasa Mike masih waras. Mana mungkin dia punya tunangan. Di saat aku istrinya selalu mendoakan kebaikan untuknya." Señorita menatap ke arah Mike yang tengah menahan tawanya.

"Bohong. Kamu pasti perempuan murahan yang disuruh Mike untuk membuatku kesal. Aku beri tahu ya, walau Mike suka bermain wanita. Hanya aku yang dia cintai. Dia pasti akan kembali padaku. Jadi, jangan terlalu bangga jika Mike bersamamu saat ini. Suatu saat kamu juga akan dibuang."

Señorita tidak terima dikatakan seperti itu. Ia langsung berteriak, "Kau ini siapa beraninya mengatakanku murahan? Hei, Mike dan aku sudah berpacaran dari kami SMA. Di antara kami selama ini baik-baik saja, kalau kau memang tunangan Mike berarti kau PHO. Dasar pelakor, belum pernah kena gampar, huh?"

Raut wajah Mike berubah menjadi datar. Ia melihat dari ekspresi wajah Señorita kalau perempuan itu benar-benar marah.

"Aku bukan pelakor. Hei, Jalang! Kau dibayar berapa dengan Mike untuk berakting murahan seperti ini?"

Señorita langsung mematikan telepon. Ia benar-benar tidak menduga Mike punya wanita semacam itu.

"Maaf Pyra, jangan didengarkan ucapannya. Perempuan ini memang kelainan jiwa. Terus saja menghubungiku padahal aku sudah menganti nomor telepon, tetap saja dia mengangguku."

Señorita hanya terkekeh. Mau kelainan jiwa atau apa, pastinya Mike punya hubungan yang dekat dengan perempuan itu. Buktinya saja nomornya disimpan, pikir Señorita.

"Makanya jangan suka menggoda banyak perempuan. Tampang ganteng dikit sok gayaan jadi player."

"Player? Aku cuma pernah punya kekasih dua kali kalau waktu sama kamu dihitung dan mana ada aku punya waktu ngodain perempuan. Perempuan itu berisik, menganggu, apalagi yang kayak kamu. Cukup aku khilaf sekali aja."

"Khilaf?"

"Khilaf macarin kamu. Niatnya iseng, malah jadi serius. Dulu, kenapa bisa aku suka sama kamu?"

Bersambung...

Senorita: Aktris BPJSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang