Note : Masih lanjutan Taehyung flasback.
Setelah Tuan Kim dan yang lainya pergi, Nyonya Kim memilih untuk tidak memperpanjang masalahnya dengan Taehyung mengenai pelemparan pisau.
Jika diingat sudah sering Taehyung melakukan hal diluar nalar. Kini Taehyung dan ditemani sang ibu tengah asik menggambar di kamarnya yang terletak di lantai dua.
Beberapa hari lalu Taehyung merengek karena mengeluh tangannya merasa lelah karena ia harus naik kelantai dua setiap hari. Merasa ada yang janggal dari alasan Taehyung, Tuan Kim berusaha bertanya kepada putranya bagaimana bisa tanganya yang lelah? Bukankah seharusnya kaki?
Dan dengan berbagai teori yang entah Taehyung mendapatkannya dari mana, dengan yakin Taehyung menjawab saat naik tangga kakinya akan lelah dan setelah itu ia menggunakan tangan kecilnya untuk menopang berat tubuhnya. Jadi kesimpulanya tangannya menjadi lelah.
Mendengar alasan itu Tuan Kim hanya mengganguk paham. Lain orang lain juga cara menanggapi jawaban Taehyung. Sang maknae Jungkook menjawab bukan tangan yang seharusnya lelah, tetapi yang benar adalah mulut.
Baiklah terserah apa kata mereka.
Namun ketika kamar Taehyung akan dipindah di lantai satu ia kembali membuat keributan. Ia protes karena jika ada zombie ia akan menjadi yang pertama di makan.
Otak cerdas seorang Kim Taehyung.
Kini lupakan mengenai masalah kamar. Kita kembali membicarakan kegiatan Taehyung.
Taehyung yang tengah sibuk memilih warna yang akan ia gunakan. Nyonya Kim yang melihat tingkah sang putra beberapa kali memberi ide tentang warna, namun Taehyung masih saja ragu akan mencoretkan warna itu di atas buku gambarnya.
"Tae, ini buah apel maka ia harus berwarna merah atau hijau."
"Jika Tae beri warna hijau nanti akan sama dengan ulat dan daunnya." Protes Taehyung dengan muka imutnya.
"Baiklah kalau begitu beri warna merah pada apelnya." Nyonya Kim meletakkan crayon warna merah disamping buku gambar Taehyung.
"Tapi Tae tidak suka warna merah." Nyonya Kim menghela nafas sejenak.
"Mengapa apel harus berwarna merah? Mengapa bukan warna yang lain ungu misalnya." Nyonya Kim sungguh tidak mengerti dengan jalan pikiran putranya.
Belum sampai Nyonya Kim membalas ucapan Taehyung, suara ketukan pintu mengalihkan perhatian Nyonya Kim.
"Taehyung tunggu di sini, eomma akan segera kembali!"
Taehyung hanya mengangguk ia masih sibuk memilih warna. Sebelum beranjak Nyonya Kim mengelus surai sang putra.
Nyonya Kim telah sampai dilantai dasar, setelah pintu terbuka seorang pria dengan pakaian hitam dan masker yang menutupi sebagian wajahnya berdiri tepat didepan pintu.
"Oh, tuan ada perlu apa anda kemari?" Bukan menjawab pria itu melangkah memasuki kediaman keluarga Kim.
"Tu......tuan ada......ada perlu apa anda kemari?"
"Dimana suamimu?" Suara yang begitu rendah, ia terus saja melangkah seraya tangannya menutup pintu rumah.
"Sebaiknya anda kembali, suami saya sedang tidak dirumah saat ini."
"Oh, jadi ia sedang pergi. Kalau begitu aku tak bisa bermain denganya." Pria itu melepas maskernya, dapat Nyonya Kim lihat senyum miring yang tercipta di bibir pria itu.
"Tuan sebaiknya ada keluar sekarang." Nyonya Kim berjalan kearah pintu, namun langkahnya terhenti kala ia mendengar suara pistol yang tengah di isi amunisi. Nyonya Kim begitu hafal suara itu karena sang suami sering mengisi amunisi pistolnya sebelum bertugas, ya Tuan Kim adalah seorang mantan polisi.
"Tu.....tuan apa yang anda lakukan?"
"Kurasa sudah cukup bermain denganmu." Nyonya Kim ingin berlari meninggalkan pria itu dan keluar dari rumahnya. Namun ia ingat masih ada Taehyung, bagai mana jika pria itu sampai melukai putranya.
Pria itu melangkah mendekat kearah Nyonya Kim dengan memainkan postolnya. Nyonya Kim yang semakin terpojok, dengan gerakan pasti ia mendorong pria itu dan berlari menuju anak tangga.
Namun baru sampai anak tangga ke 4 sebuah peluru telah menancap sempurna di perutnya.
Sementara itu Taehyung yang tengah asik menggambar di kamarnya, dibuat terkenjut dengan suara yang begitu keras dari lantai dasar.
"Eomma!" Taehyung turun dari kursi dengan membawa buku gambarnya. Ia berjalan keluar dari kamarnya dengan terus memanggil sang ibu
Di lantai bawah Nyonya Kim dan pria itu dapat mendengar suara Taehyung.
"Oh....ternyata putramu ada di sini? Kurasa akan menyenangkan jika bermain denganya." Pria itu kembali mengisi pistolnya dengan amunisi. Dan ia mulai melangkah mendekati anak tangga.
"Ja......jangan beraninya kau me......menyentuh putraku." Dengan tenaga yang tersisa Nyonya Kim berusaha bangkit, ia dapat melihat Taehyung mulai menuruni anak tangga.
"Eomma........!" Taehyung yang melihat sang ibu yang penuh dengan darah segera berlari menuruni anak tangga.
Pria itu mulai bersiap dengan pistolnya. Nyonya Kim dengan sigap memeluk Taehyung sebelum peluru itu menyentuh putranya. Dan karena hal itu Nyonya Kim harus kembali mendapat luka. Darah memercik di seluruh tubuh Taehyung.
Dikarenakan Nyonya Kim tidak mampu lagi menahan tubuhnya, ia dan Taehyung harus terjatuh dari anak tangga.
Taehyung yang beberapa kali harus terbentur anak tangga, kesadarananya mulai terenggut. Dengan tenaga terakhir yang Nyonya Kim miliki, ia membasuh seluruh wajah Taehyung dengan darahnya. Ia hanya dapat berharap pria itu akan meninggalkanya dan Taehyung saat menganggap mereka berdua telah mati.
"Eo....eomma." suara lirih Taehyung dapat Nyonya Kim dengar.
"Tae, ti.....tidurlah. Ti......tidurlah putra eomma." Perlahan mata Taehyung terpejam begitu juga dengan Nyonya Kim.
Pria itu menghampiri tubuh korbanya, beberapa kali ia mendorong tubuh Nyonya Kim dan Taehyung menggynakan kakinya untuk mengecek apakah korbanya telah mati.
Tak jauh dari tubuh Nyonya Kim dan Taehyung tergeletak buku gambar yang menarik perhatian pria itu. Buku gambar itu sudah penuh dengan warna merah, berkat mahakaryanya
Ia membungkukkan badan melihat gambar sebuah keluarga yang tengah menikmati apel bersama.
"Sayang sekali, kalian tak akan dapat tersenyum seperti itu lagi."
"Ah.......sangat tidak menyenangkan. Mengapa mereka mati dengan sangat cepat." Pria itu menatap korbanya sebelum ia meninggalkan kediaman keluarga Kim.
Sebelum ia meninggalkan lokasi ia kembali memandang kediaman keluarga Kim yang cukup jauh dari pemukiman penduduk.
"Selamat menerima kejutanmu Kim." Senyum miring kembali tercipta di bibir pria itu.
Taehyung flashback and
Bersambung.......................
Gimana? Semakin gak jelas kah?
Apakah ada yang gak nyambung sama ceritanya? Kalau ada langsung tanya aja. 😊😊
Sorry jika banyak typo.
Untuk part ini cuma Taehyung flashback untuk kelanjutan ceritanya nantikan part selanjutnya ya......Untuk up cerita aku gak menentu, jadi aku gak bisa selalu up. Kendala kegiatan dan mood nulis.
Jadi saya mengharap dukungan dari kalian semua.
😊😊😊😊

YOU ARE READING
Suspicious
FanfictionMisi yang rumit untuk tujuh orang pemuda. Berbagai masalah datang secara bergantian. Cast : All member BTS