●12🌷

1.5K 83 11
                                    

Di kediaman Dito.

"Adek gimana kepalanya, masih pusing? "tanya Rere kepada Bara yang baru sadarkan diri setelah pingsan selama hampir Empat Jam.

"Nggak Ma"jawab Bara lemah. Meski kini kepalanya sudah tidak terasa pusing namun tetap saja ia masih merasa lemah. Pucat di wajah nya juga masih belum hilang.

"Syukurlah, kalau Mama boleh tau tadi adek habis dari mana? Kenapa bisa basah kuyup kayak tadi? "tanya Rere ingin mendengar kejujuran dari anak nya, karena sebenarnya ia juga sudah tau tentang semua yang sudah terjadi melalui beberapa bawahan nya yang sudah lama ia pekerjakan untuk mengikuti dan mengawasi Bara, kapanpun dan kemanapun Bara pegi.

"Maaf Ma, tadi Bara kehujaan waktu jemput Caca di mall"ucap Bara tidak enak hati, karena lagi lagi ia harus merepotkan orang tuanya karena kondisi kesehatan nya.

"Nggak usah mintak maaf, Mama nggak marah kok, Mama cuma mau denger kejujuran dari kamu, karena tanpa kamu beri tahu Mama juga sudah tau apa yang sudah terjadi sama kamu"ucap Rere dengan tangan yang mengelus lembut rambut anak nya.

Bara tersenyum, ia tersenyum karena sebagai orang tua Rere tidak marah, ia justru mengerti dengan apa yang sedang di alami oleh anak nya.

"Makasih Ma, Bara sayang Mama"ucap Bara langsung mengambil alih tangan Rere yang mengelus lembut rambutnya, lalu kemudian di genggamnya tangan tersebut.

"Sama sama sayang"balas Rere dengan senyum yang tidak pernah lepas dari bibir nya.

Cklek
Suara pintu terbuka dan menampakkan Kea, Alex, Dito dan Afi yang berdiri dengan gaya mereka masing masing.

"Selamat Night adek"ucap Afi sengaja mencampurkan dua bahasa dalam satu kalimat, dengan langkah lebar Afi langsung berjalan menghampiri Bara dan duduk di samping Bara yang masih terbaring lemah di atas kasur.

"Good night kak"koreksi Bara yang sudah paham betul dengan kebiasaan kakak nya yang satu ini, kebiasaan yang suka sekali mencampurkan dua bahasa di dalam satu kalimat.

"Kebiasaan"ucap Alex dari arah belakang yang masih bisa di dengar oleh Afi.

"Daddy mendingan diam aja deh, ini urusan anak muda, karena Daddy udah tua makanya Afi suruh diam"ucap Afi langsung membuat raut wajah Alex berubah.

"Daddy belum tua kak"balas Alex tidak terima saat anak nya tersebut mengatakan bahwa ia sudah tua.

Afi tersenyum karena rencananya untuk membuat kesal Daddy nya berhasil, ia tersenyum penuh arti melihat kekesalan yang terpancar jelas dari wajah Daddy nya.

"Daddy nggak boleh gitu, emang udah tua kan, jadi terima aja waktu di katain tua sama kakak"Bara ikut menimpali dan ikut membantu Kakak nya untuk membuat kesal Alex.

"Kalian kakak adek sama aja"pasrah Alex.

Dari sofa pojok Kea dan Dito, mereka hanya geleng geleng kepala melihat tontonan gratis di depan nya.

Setelah tontonan di depan nya habis, Kea bangkit dan langsung menanyakan tentang bagaimana kondisi keponakan nya tersebut.

"Kepala kamu gimana dek, masih sakit"tanya Kea kepada Bara.

"Udah nggak Bun"jawab Bara di sertai gelengan di kepalanya.

"Udah udah, sekarang lebih baik kita turun, biarin Bara istirahat"ucap Alex langsung di turuti oleh semua yang berada di kamar tersebut.

Mereka semua turun, tidak semua, di dalam kamar tersebut masih ada Afi yang masih setia duduk di samping adik nya yang begitu ia sayangi.

"Kakak nggak turun? "tanya Bara kepada Afi yang masih setia duduk di samping nya.

"Kamu ngusir kakak? "tanya balik Afi kepada Bara.

"Baperan banget sih kak, aku kan cuma nanya, bukan ngusir"ucap Bara.

"Yaudah, santai aja, nggak usah nyolot bisa kan"ucap Afi tidak santai.

"Siapa yang nyolot coba, kakak aja tuh yang ngomong nya nggak santai"kesal Bara kepada Afi, ia tau bahwa sebenarnya kakak nya itu sengaja berbicara seperti itu kepadanya.

"Yaudah iya, kakak yang salah"pasrah Afi.

Setekah obrolan singkat yang tidak santai tersebut kedua kakak beradik tersebut memilih diam sampai erangan yang keluar dari mulut Bara langsung membuat Afi khawatir.

"Argh"erangan tersebut berasal dari mulut Bara.

Tidak tau kenapa, tiba tiba dada nya terasa nyeri juga ia yang terlihat kesulitan bernafas. Nafasnya memburu dengan tangan yang mencekram erat dada kirinya.

"Dek, kamu kenapa? "ucap panik Afi, Afi terlihat begitu panik setelah melihat adik nya yang sedang kesakitan.

"Se sak ka k"ucap Bara terputus.

Tidak kehilangan akal Afi langsung mengambil tabung oksigen yang tersimpan di lemari yang berada di kamar Bara. Setelah mendapatkan tabung oksigen tersebut ia langsung memasangkan masker oksigen tersebut kepada Bara.

Setelah alt itu terpasang dengan benar ia ingin langsung turun, memanggil dan memberi tahu keluarga nya dengan kondisi Bara yang tiba tiba drop. Tapi sebelum ia melangkah kan kaki keluar Bara sudah lebih dulu mencegah nya, ia menahan tangan Afi dan menggenggam nya dengan erat.

"Jangan pergi kak"lirih Bara di balik masker oksigen yang terpasang apik di mulut nya.

"Dek, adek disini dulu ya, kakak pergi sebentar"ucap Afi mencoba melepaskan genggaman tangan Bara.

"Jangan kak, jangan pergi"cegah Bara sekali lagi, ia mecegah Afi dengan tangan yang semakin erat menggenggam tangan kakak nya tersebut.

Bara sengaja melakukan ini karena ia tidak ingin kakak nya turun memberi tahu kepada keluarga nya tentang kondisinya dan kembali membuat khawatir seluruh keluarga nya.

Karena tidak tega akhirnya Afi mengurungkan niatnya untuk turun kebawaha, ia mengalah dan kembali mengambil posisi duduk di samping adik nya. Ia duduk dengan tangan yang membalas genggaman dari tangan adik nya.

"Masih sesak?"tanya Afi di jawab gelengan oleh Bara.

"Yaudah kalau gitu kamu tidur ya, kakak mau turun dulu"ucap Afi lagi.

"Jangan kak, jangan pergi"ucap Bara tidak ingin Afi pergi, ia ingin Afi berada disini, menemani nya sampai ia tertidur.

"Loh kamu kan mau tidur dek, biar nggak ganggu kakak turun aja ya"

"Nggak kak, kakak nggak ganggu kok, kakak disini aja temenin aku sampai aku tidur"ucap Bara berharap Afi akan menyetujui permintaan nya.

Tetapi bukan Bara namanya jika ia tidak bisa membujuk Afi, terbukti hanya dengan sekaki meminta Afi langsung menyetujui nya.

"Iya, kakak disini, kakak bakal nemanin kamu"ucap Afi menyetujui permintaan Bara.

Sesuai dengan permintaan Bara, Afi menyetujui untuk menemaninya sampai ia tertidur, setelah sepuluh menit akhirnya Bara sudah tertidur dengan pulas.
























----------

Yey up.
Sorry typo and see you next part.

No komen No up!

Pulau Baru
08 Desember 2019

SorryWhere stories live. Discover now