005 ; Backstreet - Trauma

1.2K 83 18
                                    

Bel apartemen berbunyi, karena Renjun yang tak langsung keluar dari ruang kerjanya Hana memutuskan untuk membukakan pintu apartemen untuk tamunya Renjun. Tapi alih-alih tamu Renjun, ia malah mengenal sosok ini itu adalah Jeno. Ia berdiri di depan pintu dengan senyuman yang sangat manis, ia tersenyum sampai matanya menyipit, mungkin matanya hilang tenggelam karena senyumannya sangat lebar.

"Wah aku salah apartemen ya? Maaf menganggu- Hana-ssi?!"

"Ah, Jeno-ssi silahkan masuk kau tidak salah kok."

"Kau tinggal dengan Hyung?"

"I-iya, tolong jangan salah paham."

"Ah tidak, maaf tadi aku mengejutkanmu."

"Tidak tidak, aku tidak terkejut malah kau yang terkejut atas kehadiranku di apartemen Renjun oppa."

"Renjun hyung dimana Hana-ssi?"

"Tadi dia bilang mau ke ruang kerjanya sebentar, tapi sedari habis berbincang denganmu dari ponsel ia tak kembali."

"Dia mulai lagi."

"Apanya?"

"Tidak, kau disini saja biar aku yang menghampiri Renjun Hyung."

"Baiklah."

Renjun berada di ruang kerjanya karena ia trauma dengan yang namanya menaiki pesawat, ia memiliki trauma karena dulu ia hampir tak selamat dari kecelakaan pesawat tapi dengan keajaiban yang Tuhan berikan, ia bisa selamat karena ada seseorang yang memeluknya lalu menggenggam tangannya untuk lompat dari pesawat yang mengalami kebakaran. Di dalam ruang kerjanya ia menangis, ia merasakan sesak di dadanya karena mengingat kejadian kala itu.

Keluarganya mengira ia sudah pulih karena sudah di obati oleh psikiater untuk menyembuhkan traumanya. Tetapi saat itu ia memang sembuh, saat Dreamies melakukan penerbangan ke negara tetangga, trauma itu kembali muncul. Jeno membuka pintu ruang kerja milik Renjun dan menemukan Renjun yang sedang duduk di sudut ruangan dengan memeluk kakinya lalu menangis.

"Hyung." Panggil Jeno lemah, ia tak bisa melihat Renjun selalu seperti ini jika ingin bepergian. Menjadi idol memang menuntut mereka untuk melakukan berbagai perjalanan panjang.

"Ah kau sudah datang." Renjun mencoba berdiri tetapi dadanya terlalu sesak dan menyebabkan Renjun jatuh lagi ke lantai.

"Hyung! Kau tak apa? Dimana alat oksigenmu?" Renjun menunjuk laci yang ada di sudut ruangan lainnya, lantas Jeno dengan berlari mengambil alat tersebut dan memberikan kepada Renjun.

"Gwenchana Hyung gwenchana." Jeno merengkuh tubuh Renjun, lalu mengusap punggungnya agar lebih tenang.

"Sudah Hyung?" Renjun mengangguk, Jeno pun membantu Renjun berdiri dengan mengalungkan tangan kanan Renjun ke lehernya. "Gomawo-yo Jeno-ya."

"Kenapa kau berterimakasih?! Aku kan sudah bilang-"

"Iya iya, baiklah aku tidak ingin mendengar omelanmu."

"Begini lebih baik Hyung."

Mereka berdua keluar dari ruang kerja Renjun, lalu betapa terkejutnya Hana melihat keadaan Renjun yang sangat lemah, ia terlihat sangat cemas. "Oppa tak apa? Oppa kenapa? Apa ada yang bisa aku bantu?"

"Hana-a tenang lah, aku tak apa sudah ada Jeno yang membantuku. Aku pergi ya."

Ah benar juga, kenapa harus merasa begitu cemas? Bahkan sudah ada yang menolongnya, kenapa aku begitu cemas akan keadaan Renjun oppa? Ah sudahlah itu hanya sifat manusiawi untuk mengkhawatirkan orang yang di kenal. Terlalu berharap bisa menyakitkan bagi diri sendiri.

Backstreet • Huang Renjun✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang