Part 10

2.4K 304 9
                                    

Kini Fairel dan Ilyas sudah duduk di bangku taman depan rumah para perempuan hitz kampus itu, aura mencengkam begitu pekat di antara mereka berdua.

"Ngapain lo panggil gue?" Tanya Ilyas mulai tak suka dengan situasi sekarang.

Fairel menatap Ilyas, senyuman simpul diberikannya kepada Ilyas."Tugas gue buat ngejagain Milena udah sampe sini."

Ilyas mengernyit, "maksud lo?"

"Gue bakal tunangan sama orang lain, jadi gue minta lo buat jagain Milena ya? Sekarang giliran lo," kata Fairel menepuk pundak Ilyas seakan memberikannya kekuatan.

"Dan gue juga tau kok, lo sama Milena udah tunangan di belakang gue," lanjut Fairel tersenyum miris. Ilyas jadi merasa tak enak.

"Maaf..." Lirih Ilyas.

"Ya elah, kayak sama siapa aja lo. Santuy aja," ucap Fairel.

"Kalo lo nanya gue tau dari siapa, gue tau dari Milena. Dia yang cerita ke gue tadi, dan dia juga minta maaf karena udah nyembunyiin ini dari gue. Jujur, awalnya gue kaget pas denger cerita dari Milena. But somehow, omongan dia jadi ngebuat semua hal yang selalu gue curigain itu make sense.

"Lo selalu ada di samping Milena di manapun, dan karena gue pada saat itu masih punya hubungan sama Milena jadinya gue cemburu. Kenapa harus lo yang ada di samping dia? Dan gue juga cemburu karena Milena itu pasti minta apa-apa itu ke lo, bukan gue. Jadinya gue ngerasa kesel sendiri dan cari pelampiasan ke Jovita dan Mutiara. Tapi Milena unik, nggak ada yang bisa ngegantiin dia," kata Fairel menceritakan semuanya kepada Ilyas.

"Mereka bilang lebih baik melepaskan. Gue dulu bertanya-tanya, ngapain ngelepas? goblok banget gak sih? tapi sekarang gue ngerti" lanjut Fairel.

"Gue tau dia bahagia sama lo, dia bakal kesiksa terus sama gue" kata Fairel lagi.

"Makanya gue gak pernah bisa nonjok lo, padahal pengen banget. Gue cuma ga mau Milena kecewa" kata Fairel.

Mendengar cerita Fairel, Ilyas merasa bersalah. Ditundukannya kepalanya, "maaf, sekali lagi gue minta maaf."

Fairel terkekeh ringan, "nggak usah, ini juga gue yang salah. Salah karena gue nggak tau apa-apa soal ini."

"But yeah, tolong jagain Milena semampu lo. Dan jangan bikin dia nangis kayak apa yang gue lakuin kemaren, cukup gue aja yang jadi cowok bajingan di kehidupan Milena, lo jangan ikutan," kata Fairel menegaskan kembali ucapan awalnya.

"Iya, bakal gue jaga dia," balas Ilyas dengan penuh tekad.

Fairel tersenyum, "udah ya, gue cabut dulu. Calon gue nungguin."

"Haha, iya. Hati-hati di jalan, rel," kata Ilyas sambil menemani Fairel keluar gerbang rumah.

"Ya iyalah, dikata gue mau jemput ajal:(" canda Fairel.

"Jijik, bangsat," Ilyas menendang pantat Fairel dengan penuh kekesalan.

"Sakit anjing!" Teriak Fairel kesakitan.

"Sono cepet balik, muak gue ngeliat muka sampah lo!" -Ilyas

"Tai anjing bacot bener ya!" -Fairel

...

Di dalam rumah, keadaannya cukup damai. Tidak ada yang teriak-teriakan kayak di hutan rimba hari ini. Rasanya enak banget. Pengen deh kayak gini tiap hari, tapi kayaknya cuma angan-angan aja:')

"Yohan, bisa ambilin snack di dapur nggak?" Pinta Yuana menyuruh sang anak untuk mengambilkan snack-nya, "oh iya, sama minuman di kulkas. Bawanya pake nampan aja."

Sudden MamaWhere stories live. Discover now