Part 3

126 10 0
                                    

"Ajarin pake dasi dong!"

"..."

"Dan! Ajarin pake dasi!"

"..."

"ZIDAN!!"

Aku sedang bersiap-siap untuk pelantikan jam 9 nanti. Dan masalahnya, aku tidak bisa memakai dasi. Di SMP-ku dulu seragamnya nggak pakai dasi untuk perempuan.

Dari tadi aku meminta Zidan mengajari ku memakai dasi. Tapi dia tidak sedikitpun mau merespon. Zidan malah sibuk memainkan ponselnya.

"Nggak usah teriak juga, Sya!"

"Ajarin pakai dasi!"

"Ngomong baik-baik dong! Ini minta tolong masa kayak mau begal orang?"

"Terserah, Dan, terserah!"

"Haha..... emang kamu nggak bisa pakai dasi?"

"Enggak."

"Yaudah, sini dasinya!"

"Hah?"

Kenapa dasinya? Kan aku cuma minta ajarin.

"Dasinya sini! Aku pakein aja."

"Eh?"

Zidan mengambil paksa dasi di tanganku yang justru membuatku tercengang. Ya gimana enggak, orang disuruh ngajarin malah dipakein?

"Dilihat baik-baik, Arasya, biar besok-besok bisa pake sendiri!"

Okay, aku paham. Zidan tidak benar-benar memakaikan dasi itu padaku. Dia mengalungkan dasi itu pada dirinya sendiri. Dan dengan telaten pula sambil mengajariku.

"Udah paham kan? Nih, tinggal pake!" Tanyanya sambil memberikan dasi yang kini sudah terbentuk.

"Lumayan."

Lagi dan lagi. Zidan justru mengacak jilbabku dan menariknya.

"ZIDAN!!"

"Ehehe.... sorry, Sya! SENGAJA!" Serunya dengan menekankan kata terakhir.

Begitulah pertemananku dengan Zidan. Kadang sangat akur, kadang layaknya kucing dengan anjing. Iya, aku kucingnya dia anjingnya, ehehe....

🔧🔧🔧

Acara pelantikan dan serah terima jabatan pun berlangsung dengan lancar. Ya.... meskipun harus dengan sedikit pencitraan. Hanya barisan depan saja yang tertib. Yang belakang? Jangan tanya. Aku yakin 100% ada yang malah video call sama anak sekolah sebelah.

Jadi di sebelah gedung sekolahku yang lumayan besar, ada gedung hijau SMA. Sekolah di mana di dalamnya terdapat cewek-cewek unyu sasaran anak STM. Minimnya siswa perempuan di sekolah ini membuat jiwa-jiwa playboy mereka naik ketika melihat cewek-cewek dari sekolah lain. Lain lagi sama ceweknya. Udah berasa bosan lihat cowok mulu.

Sekarang aku berada di tengah lapangan bersama anak-anak OSIS yang lain. Biasa, dokumentasi. Waktunya menuhin galeri, haha....

Anak-anak lain kini berlalu-lalang berbondong-bondong keluar dari sekolah dengan tujuan bermacam-macam. Ada yang langsung pulang, nongkrong, ngapel, macam-macamlah.

Lain halnya dengan sekumpulan remaja dengan seragam lengkap dan rapi yang tengah mengabadikan moment hari ini. Anggap sajalah dokumentasi. Tentu diriku terdaftar di antara mereka.

"ARA! Mukanya jangan didatar-datarin!"

Muka didatarin? Gimana caranya coba?

"Rasya mukanya sangar banget woy!" Seru Ardan anak OSIS baru dari jurusan teknik kendaraan ringan.

Perjalanan Cewek STMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang