Part 3 Ungkapan Manis

761 56 0
                                    

" Aku tidak membawa janji manis,
Aku membawa doa manis di setiap kata, dengan harapan malaikat mengabulkannya."

- Pradipta -

Manikmati santapan makan siangnya dengan luar biasa nikmat karena memang makanan di dapoer Lawang ini luar biasa enak.
Atau mungkin karena secara tidak langsung Lyta dan Dipta mengulang kembali moment berdua saat biasa makan siang bersama di pinggir jalan. Meski begitu aura tidak enak masih meliputi Lyta yang penasaran menunggu si Dokter spesalis jiwa ini bicara.

Sesungguhnya Lyta sudah berusaha melalui masa patah hati dengan baik. Meski belum seratus persen move on dari pria di depannya itu.

Move on itu ketika kamu bisa merestart ulang pikiran kamu ke tahap awal. Saat kamu menjalani hidup tanpa dia lagi. Bukan kekanakan dengan sekedar menghindari saja.

Lyta akui, bagi gadis SMA ketika itu, tentu ini hanya kisah singkat. Namun nama Pradipta Nugraha sudah menjadi cinta pertama yang sulit untuk di lupakan. Bukan tak pernah berusaha melupakan,hanya saja bukan perkara muda membuat satu orang hilang begitu saja dari pikiran dan hati.

" Kamu Nggak lupa buat menjelaskan yang menurutmu penting tadi kan?"

Dipta menatap mata Lyta. Gadis ini lebih cantik dengan hijabnya.

" Aku tahu ini bahkan sudah tujuh tahun yang lalu Loly, tapi aku masih merasa ingin menjelaskan ini sama kamu."

Lyta terdiam. Meminum jus jeruk yang tadi dipesannya dan berusaha menetralkan detak jantungnya

" Masuk semester 3 kuliah kedokteranku, Papa ku bangkrut. Perusahannya mengalami kerugian karena banyak pegawai yang korupsi. Aku dan keluargaku harus pindah dari rumahku, artinya tidak lagi tinggal di Sumenep seperti yang kamu tahu."

Lidah Lyta mendadak kelu.

" Aku yang waktu itu kuliah di Malang, langsung kaget begitu Papa dan Mama tiba di rumah nenek ku. Kamu masih ingat kan kalau mamaku asli orang Malang. Yah...memutuskan pindah kesini adalah jalan terbaik. Kami tinggal di rumah nenek."

Berhenti sebentar. Dipta memesan air mineral dingin. Tampak sekali ia berusaha mengontrol emosinya.

" Aku bahkan terancam berhenti kuliah, sampai akhirnya Ayah bekerja apa saja,Ibu kembali mengajar dan membuka private les untuk muridnya. Aku pun begitu, semua hal aku usahakan agar biaya kuliahku tercukupi, menjadi pelayan cafe dari sore sampai malam. Kerja yang pernah aku coba, jadi penyiar radio sampai bisnis online dengan adikku yang waktu itu masih SMA juga."

" Kenapa kamu nggak cerita sama aku?"

" Cerita tentang hal terpuruk dalam hidupku? Bahkan aku nggak sanggup jadi pacar kamu. Aku nggak mau mengecewakan kamu. Kamu lagi sibuk dengan tes snmptn ketika itu untuk bisa masuk kuliah, aku nggak mau fokus kamu pecah. Keluargaku nggak berani buat datang ke sumenep lagi karena kami malu loly."

" Kamu nggak tau gimana rasanya waktu ditinggal sama orang yang kita cinta, waktu lagi sayang-sayangnya kan? Kamu nggak pamit, bahkan kamu nggak ngasik salam perpisahan Dipta."

" Aku salah, untuk itu aku salah. Aku minta maaf. Aku pengecut. Bahkan untuk sekedar ketemu kamu dan melakukan seperti hari ini, butuh waktu tujuh tahun."

" Aku nggak tahu harus bilang apa sekarang. Aku..."

" Aku nggak maksa kamu maafin aku sekarang, aku lega udah cerita sama kamu. Aku selalu nanyain kamu sama Fajar, dan dia bakal tanya ke Senja. Tapi sahabat kamu itu seperti tak ada di sisiku. Dia akan memarahi Fajar kalau membahas soal aku. Itu wajar. Dia tahu kamu terluka karena aku."

Lollyta ( Complete)Where stories live. Discover now