35

5.5K 235 30
                                    

Laucy berbaring menatap ke arah jendelanya yang terbuka memperlihatkan bulan yang berbentuk bulat dengan cahaya terang. Mata gadis itu mengalir air mata dari sana, pikirannya terus memikirkan kekasihnya di Rumah Sakit, dan kata-kata dokter membuat Laucy sakit, dia tidak boleh lagi tidur di sebelah March. Tidak boleh lagi, bahkan waktu kunjungan di kurangi meskipun mereka adalah keluarga sendiri. Bagaimana dengan kandungan nya ?? Laucy tidak pernah bisa membayangkan bila dia melahirkan anak itu tanpa ayahnya.

"Apa aku bisa ?? Apa aku mampu melewati hari-hari tanpa mu, March ??" Ucap Laucy seolah-olah berbicara pada March, dia membayangkan kekasihnya berada di depannya mengusap air matanya, tapi sayang dia tidak ada disana.

Tiba-tiba sebuah tangan membelai rambut Laucy, membuat gadis itu menoleh dan spontan memanggil nama March.

"March ?!"

Tetapi yang dia lihat bukanlah sang kekasih melainkan, Dad Andy yang melihatnya dengan sedikit terkejut menatap air mata di pipi gadisnya.

"Kau baik-baik saja Laucy ??"

Laucy langsung mengusap air matanya dengan tangan, dan mencoba tersenyum menutupi kesedihan yang dia rasakan saat ini. Gadis itu mengangguk, tetapi Andy bukan orang bodoh, dia tahu ada yang di sembunyikan oleh Laucy, yaitu luka dan rasa kehilangan. Dan itu bisa terlukis jelas di matanya.

"Jangan menipu, dad Andy mu ini." Ujar Andy, membuat Laucy sedikit terkejut. Apalagi Andy yang kemudian mengangkat kedua tangannya seolah-olah menawarkan pelukan hangat darinya. Tentu saja, Laucy langsung memeluk Andy, gadis itu tidak pernah menyangka, rupanya ayah nya yang dingin dan kaku itu bisa memberikan kehangatan yang biasa March berikan untuknya. Laucy kini semakin yakin dengan kasih sayang Andy untuknya, ayah tirinya itu kian perhatian dengannya.

"I love you Daddy..."

"I love you too..."

Tanpa mereka sadari seseorang melihat mereka dari kejauhan, dengan tatapan mata tajam ke arah keduanya, terutama kepada Laucy yang tampak menangis. Mata itu kemudian menghilang di tengah kegelapan.

"Baiklah Laucy, Dad sedang sibuk, jaga kesehatan dan jangan lupa makan."

"Dad, kau mau kemana ??"

"Aku harus.... Mengunjungi seseorang.."

"Apa itu.... March ???" Suara Laucy kini berubah, dengan nada yang terdengar sangat kecil dan hampir tidak terdengar jika mungkin jarak yang tidak dekat, maka Andy pasti akan menyuruhnya mengulang pertanyaan itu.

"Dia akan baik-baik saja." Ujar Andy mencoba menghibur March.

Laucy memegang tangan Andy, dengan kedua tangannya seakan memohon dengan sangat kepada Andy, tatapannya begitu merendahkan diri, dan matanya berkaca-kaca.

"Dad, jika kau menemui March, sampaikan rasa rindu dan salam ku padanya. Katakan jika aku pasti akan menunggu nya disini dengan setia, hingga dia sadar nanti."

Andy mengangguk, dan kemudian mengecup kening Laucy, lalu meninggalkan kamar Laucy dan keluar dari rumahnya.

~ ~ ~ ~

"Kau menghancurkan semuanya, sialan !!!"

"Huh ! Mafia lemah seperti mu, tidak mungkin bisa membaca semua rencana ku, dan aku yakin lelaki bodoh seperti mu tidak akan bisa memahami nya."

"Dasar bajingan !!! Sialan !!! Kau menghancurkan dan menghalangi kisah cinta ku !!! Bajingan sialan, aku akan menghancurkan mulut dan rahang sialan mu !!!"

"Ohh... Aku takut,... Aku bahkan sudah merinding mendengarkan ancaman mu..." Ujar lelaki itu dengan nada merendahkan dan berekspresi ketakutan yang sangat di buat-buat, seolah-olah meledek ucapan ancaman lelaki di depannya.

"Aku tidak main-main !!!"

"Well, lelaki tidak suka mainan, kalau kau mau tahu.. hanya saja kau cukup pecundang untuk ancaman seram itu."

"Sialan !"

~ ~ ~ ~

Andy berjalan menelusuri lorong Rumah Sakit, dan menuju ke ruangan tempat March di rawat, tentu saja para perawat akan memperbolehkan nya untuk masuk, karena memang dari keluarganya hanya Andy saja yang boleh masuk, hanya Andy.

Andy kemudian masuk dan melihat March terbaring membelakangi pintu masuk, Andy hanya tersenyum menyeringai melihat hal tersebut. Alat medis sudah di ganti semuanya. Andy mendekati March yang terbaring, dia melirik ke arah alat pendeteksi detak jantung, dan beberapa alat bantu untuk kehidupan March.

"Dia sangat menyayangi dan mencintai mu, bukan ??"

Andy kemudian mengeluarkan sebuah gunting besar dan tajam miliknya, dia melirik ke arah selang yang terlihat sangat tipis dan mudah robek tersebut. Andy meraih salah satu kabel tersebut, dan itu berhubungan dengan alat pembantu organ jantung nya berdetak.

"Kau tidak akan melakukannya, bukan ??"

Sebuah suara, dan tatapan mata itu muncul dari kegelapan. Andy menyeringai akhirnya orang yang dia panggil dari tadi datang.

"Lama sekali, beruntung aku belum menuangkan emosi ku dengan menggunting kabel ini." Ujar Andy dengan memutar balik tubuhnya, dan membuat sosok misterius itu memutar matanya malas.

"Semua orang percaya jika, pukulan di kepala itu, bisa berakibat fatal."

"Yeah, semua tidak pernah memikirkan hal aneh tersebut."

"Tapi ada satu hal yang tidak pernah kau pikirkan."

"Apa itu ??"

"Perasaan."

Lelaki itu terdiam mendengar ucapan Andy, tetapi kemudian Andy melanjutkan ucapannya.

"Kau terlalu berambisi besar, hingga kau melupakan perasaan mu."

"Kau juga berambisi ?!!!"

"Tapi aku menggunakan kecerdasan ku, dan tidak melupakan perasaan orang terdekat. Aku menggunakan ide untuk menarik musuh ke dalam pihak ku, karena aku tahu akan banyak musuh yang aku hadapi." Ujar Andy, membuat lelaki itu terdiam, mencerna ucapan Andy.

"Aku menarik musuh terdekatku, menggunakan kelemahan mereka, dan menyeret mereka ke dalam pihak ku. Kau harusnya belajar dari situ, karena musuh mu akan semakin bertambah dan semakin kuat, hmm ??"

Lelaki itu hanya terdiam, sementara Andy sudah melangkah menuju pintu, dan hendak keluar tapi sebelum itu dia berbalik memberikan beberapa kalimat yang mungkin akan membuat lelaki itu semakin terdiam dan berfikir.

"Ingat pesan ku, jangan lupakan perasaan mu, dan jangan terlalu berambisi. Gunakan kecerdasan dan otak licik mu."

~TBC~

Haiii semuaaa...

Gimana buat chapter ini ?? Semoga semakin hari semakin seru yaa, gak bosenin. Ya meski gak ada adegan ehem2 nya, karena aku ganti dulu sama adegan aksi yang banyak..

Oke sekian ucapan dari Author, dan terima kasih...

My Bitch season 2Donde viven las historias. Descúbrelo ahora