BAB 30 : PERTENGKARAN HEBAT

324 34 1
                                    

JESIKA dan Nina sedang duduk di tengah lapangan bersama dengan teman-temannya yang lain.

Jesika terus mengedarkan pandangannya ke penjuru sekolah lantaran dirinya tak kunjung menemukan keberadaan Rachel.

Mereka berdua merasa ada yang aneh tanpa kehadiran Rachel disini, karena biasanya kemana-mana selalu bertiga.

Jesika, Nina, dan Rachel sudah mulai akrab semenjak seminggu Rachel sekolah di sini. Awalnya Rachel hanya akrab dengan Jesika, namun lama kelamaan dia akrab dengan Nina lantaran temannya yang satu itu selalu ikut nimbrung setiap kali Rachel dan Jesika mengobrol.

Jesika dan Nina pun sudah akrab jauh sebelum Rachel ada. Pada saat masa MPLS, mereka berdua sudah saling kenal.

"Coba chat Rachel dah, Jes. Bilang dikit lagi Pak Muhsin mau dateng," ucap Nina. Jesika pun mengeluarkan ponselnya. "Udah gue chat tadi cuma ceklis satu,"

"Tuh, 'kan masih ceklis satu," Jesika mengurung niatnya untuk kembali mengirim pesan pada Rachel. Ia kembali mengedarkan pandangannya ke lantai dua, tepat di mana kelasnya berada.

Hari ini ada pengambilan nilai. Tidak mungkin Rachel bolos lantaran anak itu paling anti sama yang namanya bolos.

Seketika tatapan Jesika menjadi aneh. Kedua matanya fokus menatap lantai tiga. Ia tak mungkin salah lihat, bahwa yang berada disana adalah Rachel. Dan, Jesika dapat melihat dengan jelas temannya itu melambaikan tangannya—kearahnya.

Dengan mulut yang dibekap. Dalam hitungan detik, Jesika langsung membulatkan kedua bola matanya. Sialan. Saat dirinya ingin memastikan sekali lagi, mereka sudah masuk ke ruangan.

Tanpa pikir panjang, Jesika langsung menyenggol lengan Nina. “Gue ngeliat Rachel. Gue enggak mungkin salah,” bisiknya, membuat Nina mengerutkan keningnya.

“Di mana emang?”

“Sama Dina. Mampus lo!” Jesika langsung berdiri, kemudian memegang kepalanya.

“Di bawa kemana Rachel?” Seketika Nina ikut panik.

Jesika kembali memandangi lantai tiga. Lalu, satu telunjuknya mengacung ke arah di mana Rachel dibawa. Pandangan Nina langsung tertuju pada tempat itu. Ia menutup mulutnya, “itu kelas rusak, 'kan?”

“Gue mau kesana. Lo kasih tau Raynzal,” tanpa berpikir panjang, Jesika langsung berlari meninggalkan Nina.

Nina menatap kepergian Jesika dengan panik. Ia langsung mengeluarkan ponselnya, berniat menghubungi Raynzal.

Nina : Zal

Nina :Ke kelas IPS 7 lantai 3

Nina : Rachel di bawa sama Dina

Nina semakin khawatir lantaran ponsel Raynzal tidak aktif. Ia berdecak, lalu pergi meninggalkan lapangan.

******

"URUSANNYA udah beres, Gil. Dina sudah keluar dari sekolah ini," Raynzal tersenyum puas mendapati itu. "Cuma nanti kalau Dina masih berkeliaran di sekitar rumah kita gimana, Rayn?"

"Itu urusan Raynzal," singkat Raynzal.

"Oh, bagus lah kalau gitu—"

"Raynzal!"

Nina nampak tergepoh-gepoh menghampiri Raynzal.

Raynzal mengerutkan keningnya. Nampak tak asing dengan gadis ini. "Lo temennya Rachel, 'kan? Kenapa?"

RAYNZAL ANGKASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang