Lambang

281 44 10
                                    

Disclaimer: J.K Rowling

Warning: AR, MODIFIED CANON, NON-CANON, HEADCANON, SLASH, boys love alert, girls love alert, alur mungkin bisa cepat bisa lambat, update tidak menentu-kemungkinan terbesar adalah slow-up, typo berkeliaran, OC bakal nyempil

Enjoy!

Last, Vote and Comment?

=o^o=

"Godric kemari dan bantu aku mengangkat meja! Godric!"

Pemuda bersurai perak itu berseru kesal pada pemuda lain bersurai merah dari sebrang ruangan lantaran sahabatnya hanya duduk di sana, berleha-leha dengan segelas air yang hanya tinggal seperempat lagi untuk habis. Mereka sedang menata Great Hall sekarang, perbaikan pertama yang mereka utamakan memang aula besar kastel tersebut. Rencananya akan menjadikan aula itu sebagai tempat berkumpul semua murid berbeda asrama, karena hanya aula tersebut yang cocok.

Godric mengeluh dari bagian aula yang lain, "Kau memangnya tidak lelah apa? aku juga tak bisa terus-menerus bekerja, Salazar. Lagipula, apa-apaan meja panjang itu? Tidak bisakah kita hanya memakai meja biasa untuk masing-masing asrama?" dia mengeluh sekaligus memprotes, makin membuat Salazar kesal.

"Siapa coba yang paling bersemangat saat itu untuk merenovasi kastel?" Salazar menggerutu kecil, akhirnya memutuskan duduk di atas satu dari empat meja panjang yang masih berantakan posisinya sambil menyambar gelas yang ada di dekat Godric setelah dia mengucapkan mantra pemanggil, meminumnya sampai habis.

Gryffindor muda itu nampak tak keberatan minumnya dihabiskan oleh pemuda bermarga Slytherin tersebut, seolah sudah terbiasa. "Lagipula, mana Helga dan Ro? Aku tak melihat mereka dari pagi, terakhir kali di ruang makan sih. Ke mana mereka?" Godric bertanya, melayangkan tatapan bingung pada Salazar yang menghela lelah dan mengusap tengkuknya sebentar.

"Entahlah," jawab Salazar mengangkat bahu, "Rowena bilang padaku kemarin kalau dia dan Helga berniat membuat kain seperti milik Helga saat itu. Mungkin mereka sedang melakukannya sekarang," lanjut Salazar, masih tak tahu-menahu.

Pas setelah mengatakannya, dua gadis muncul dari pintu Great Hall yang terbuka penuh, membawa empat tumpukan kain polos berbeda warna; merah, hijau, kuning, dan biru. Mereka menyuruh Salazar dan Godric mendekat di salah satu meja panjang yang satu-satunya berposisikan benar, yaitu tegak lurus secara vertikal. Helga membentangkan satu persatu kain tersebut di meja, tampak seperti bendera tapi bentuknya lebih panjang. Menakjubkan Rowena dan Helga bisa membuat empat kain seperti itu dalam waktu sehari.

"Kenapa mejanya masih belum rapi?" dan itu adalah ucapan pertama Rowena ketika mereka benar-benar berkumpul di satu tempat.

Salazar hanya menatap Godric nyalang, sedangkan Godric cengengesan sendiri. "Salahkan Godric, dia bermalas-malasan sedari tadi," jawab Salazar, masih sebal rupanya lantaran Godric tidak ikut membantunya merapikan meja. "Dan karena itu, dia harus memasang obor-obornya nanti, sendirian," lanjut Salazar penuh penekanan di bagian 'sendirian', sontak diprotes Godric.

"Kenapa sendirian?" Godric tak suka melakukan sesuatu sendirian, "kau tahu aku tak suka kalau sendirian!"

"Sebagai ganti tidak membantuku merapikan meja, dasar manja," Salazar mendelik pada Godric, lalu beralih ke kain-kain itu tanpa mendengar protesan Godric lebih lanjut. "Lalu? Kain-kain ini akan diapakan?"

"Tentu untuk dijadikan sebagai logo kita nantinya, dipajang di Great Hall!" Jawab Helga riang sambil mengelus permukaan halus kain berwarna kuning cerah tersebut, "tapi logonya, aku masih tidak tahu logo apa yang akan kalian pakai. Sekalian aku juga mengosongkan punyaku, nanti Godric yang menjahitnya saja—jahitannya benar-benar luar biasa saat itu. Mengesalkan, tapi bagus, huft." Helga melirik Godric sebal, tapi gadis bersurai pirang bergelombang tersebut terkekeh geli.

It All Starts From HereWhere stories live. Discover now